Jumat, 3 Oktober 2025

Bukan Kleptomania, Ini yang Memicu Bocah di Nunukan Puluhan Kali Mencuri

Yang terjadi pada B, lebih karena kenakalan remaja yang tidak lazim, perbuatan tersebut tanpa dia sadari menjurus ke arah kriminal

Editor: Eko Sutriyanto
Istimewa
Ketua PUSPA Kaltara Fanny Sumajow saat mengunjungi B di Mapolsek Nunukan, B sementara waktu menjadi anak angkat polsek Nunukan Kota (Kompas.com/Ahmad Dzulviqor) 

Langkah awal yang akan dilakukan adalah membawanya ke Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk pengobatan medis dan membersihkan kandungan zat adiktif di tubuh B.

Konseling dan pendampingan psikolog juga diperlukan dalam proses tersebut, sebelum melangkah ke tindakan lebih lanjut berupa rehabilitasi atau psikoterapi.

Kasus B menjadi perhatian publik saat Kepolisian Sektor Nunukan Kalimantan Utara dibuat kewalahan terhadap laporan kasus pencurian yang dilakukan bocah berusia 8 tahun.

Hampir setiap minggu, selalu saja ada laporan masyarakat yang kehilangan akibat ulah anak bernama B.

Bahkan tercatat ada 23 kasus pencurian selama 2 tahun yang melibatkan B. dan banyak kasus yang diselesaikan dengan mediasi.

"Kita pakai nurani ya, apa yang bisa kita lakukan terhadap anak berusia 8 tahun? Ini fenomena yang butuh solusi bersama, ini bisa dikatakan simalakama karena tidak mungkin kita menahan anak 8 tahun. Tapi kalau kita lepaskan dia, paling lama dua hari kemudian ada lagi laporan pencurian masuk dan dia pelakunya," ujar Kapolsek Nunukan Iptu Randya Shaktika, Kamis (19/11/2020).

Sekretaris Dinas Sosial (Dinsos) Nunukan Yaksi Belaning Pratiwi mengatakan, Pemkab Nunukan sudah mengirimkan B ke Bambu Apus pada Desember 2019.

Balai Rehabilitasi tersebut banyak melaporkan perkembangan B.

Namun semua dalam artian negatif yang kemudian menjadi dasar pemulangan B kembali ke Nunukan.

"Di Bambu Apus dia malah mencuri sepeda orang, uang pembinanya dia curi dan dia belikan rokok dan dibagi bagi ke teman teman disana dan banyak kenakalan lain, anak anak nakal yang tadinya sudah mau sembuh disana kembali berulah dengan adanya B, itulah kemudian dipulangkan," ujar Yaksi.

Selain akibat keluarga yang minim pemahaman akan mendidik anak, B besar di lingkungan yang kurang baik.

Terlebih ayah B sudah beberapa tahun mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) akibat kasus narkoba.

Sementara sang ibu tak pernah peduli karena fokus bekerja sebagai buruh ikat rumput laut untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Kita tidak bisa menghakimi mengapa B tidak sekolah, mengapa sampai segitunya kenakalannya. Kadang ekonomi membuat orang tua sama sekali tidak peduli tumbuh kembang anak, yang ada adalah bagaimana bekerja biar besok bisa makan," kata Yaksi.

B dan ibunya hanya tinggal di kontrakan kecil di daerah pesisir.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved