Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

Dinkes: 90% Lebih Kasus Covid-19 di Solo tanpa Gejala, Klaster Keluarga Mendominasi

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solo mengungkapkan mayoritas kasus Covid-19 di Kota Bengawan didominasi kasus asimtomatik atau tanpa gejala.

Pixabay/Tumisu
Ilustrasi virus corona - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solo mengungkapkan mayoritas kasus Covid-19 di Kota Bengawan didominasi kasus asimtomatik atau tanpa gejala. 

TRIBUNNEWS.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solo mengungkapkan mayoritas kasus Covid-19 di Kota Bengawan didominasi kasus asimtomatik atau tanpa gejala.

Kasus aktif Covid-19 di Solo juga kebanyakan berasal dari klaster keluarga.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinkes Kota Solo, Siti Wahyuningsih, saat menjadi narasumber program Ngaso TribunSolo.com, Rabu (18/11/2020).

"Kasus di Solo akhir-akhir ini 90 persen lebih asimtomatik, tidak bergejala dan dia (yang terpapar) tidak sadar," ungkapnya.

"Orang pikirannya sehat, terus nggak pakai masker, nggak jaga jarak, padahal ada kemungkinan dia positif," imbuhnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih, saat menjadi narasumber program Ngaso TribunSolo.com, Rabu (18/11/2020).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih, saat menjadi narasumber program Ngaso TribunSolo.com, Rabu (18/11/2020). (YouTube/TribunSolo.com)

Baca juga: Muhammadiyah: Penanganan Pandemi Covid-19 Tidak Boleh Surut

Jumlah kasus Covid-19 di Solo disebut tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Berdasar catatan, hingga kini kasus Covid-19 di kampung halaman Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menembus 1.700 lebih kasus.

"Saya tidak membayangkan saat ini (kasus Covid-19 di Solo) sudah mencapai 1.700, tanggal 17 November 2020 kemarin 1.736," ungkapnya.

Perempuan yang menjabat Kepala Dinkes Solo sejak 2007 tersebut mengungkapkan pada empat bulan pertama kasus Covid-19 di Solo, kasus positif sangat rendah.

"Dari pertama kali ada kasus pada 12 Maret 2020 sampai 13 Juli 2020, kasus di Solo masih 45."

"Sekarang 1.736 dalam kurang dari lima bulan," ujarnya.

Baca juga: Angka Kesembuhan Covid-19 Membaik, Pemerintah Tekankan Pentingnya Jaga Imunitas Tubuh

Klaster Keluarga

Ningsih juga mengungkapkan kasus Covid-19 di Solo didominasi oleh klaster keluarga.

"Kasus di Kota Solo sebagian besar kasus keluarga," ungkapnya.

"Ada satu kasus tanpa gejala, kemudian di-screening menghasilkan tambahan 13 orang, dan semuanya tanpa gejala," ungkap dia.

Pengembangan kasus juga dijumpai dari warga yang melakukan swab mandiri.

"Tidak bergejala kemudian di-screening ada delapan (positif)," ujarnya.

Baca juga: Mamah Dedeh Positif Covid-19, Ketua RW Ungkap Kondisinya Saat Ini

Ningsih menilai terjadinya klaster Covid-19 di keluarga dinilai karena longgarnya protokol kesehatan.

"Merasa di rumah, masker dilepas, tidak jaga jarak, tidak cuci tangan," ungkapnya.

"Di rumah mungkin protokol kesehatannya lepas, mungkin masyarakat berpersepsi protokol kesehatan hanya diterapkan saat di luar," imbuhnya.

Ningsih menyebut kesadaran masyarakat akan penegakan protokol kesehatan menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama.

"Ini PR kita, kesadaran kita semuanya, ini ekonomi harus gerak tetapi kesehatan tidak bisa ditinggalkan, artinya harus patuh protokol kesehatan." ungkapnya.

"Perlu kesabaran semua pihak, kalau kita ingin pandemi ini segera berakhir," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved