Kamis, 2 Oktober 2025

Razia Perut Lapar di Bali Menarik Perhatian Warganet, Ternyata Begini Cerita Awal dan Kegiatannya

Kegiatan sosial bernama Razia Perut Lapar di Bali, menjadi pembicaraan di media sosial.

Penulis: Nuryanti
Editor: Daryono
Istimewa/Tribunnews
Kegiatan Razia Perut Lapar di Bali 

TRIBUNNEWS.COM - Kegiatan sosial bernama Razia Perut Lapar, menjadi pembicaraan di media sosial.

Kegiatan itu diselenggarakan oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Legian, Kuta, Badung, Bali.

Ketua LPM Kelurahan Legian, Puspa Negara mengatakan, Razia Perut Lapar diadakan sejak 4 Juni 2020.

“Razia Perut Lapar ini bermula dari situasi pandemi yang berkepanjangan," ujarnya kepada Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Selasa (20/10/2020).

Kegiatan itu juga muncul karena kasus percobaan bunuh diri oleh orang yang kehilangan pekerjaan saat pandemi.

“Kasus yang kita temukan, ada seorang warga yang mencoba bunuh diri, karena tidak mampu bayar kos."

“Kita coba selamatkan bawa ke rumah sakit sampai dia tertolong."

“Kemudian muncul lembaga bantuan Aku For Bali yang berjanji memberikan mereka makanan setiap hari," jelas Puspa.

Baca juga: Sudah Dibuka, Desa Penglipuran di Bali Mulai Dikunjungi Wisatawan

Baca juga: Jembrana Bali Ekspor 12 Ton Biji Kakao ke Belanda

Baca juga: Kabur ke Bali, Jedar Jawab Tudingan Nia Ramadhani soal Tangisi Richard Kyle, Singgung Sakit & Perih

rpl1
Kegiatan Razia Perut Lapar di Bali

Setelah peristiwa itu, LPM Kelurahan Legian mulai membagikan nasi bungkus pada masyarakat yang membutuhkan.

“Kita mendapat bantuan makanan setiap hari dari Aku For Bali, dalam bentuk nasi bungkus setiap sore sebanyak 150 bungkus."

“Jadi setiap sore kita membagi nasi bungkus ke masyarakat marginal, terutama pemulung, pedagang kaki lima, mereka yang di kos-kosan dan tidak bisa bekerja," katanya.

“Di data base kita, ada 350 jiwa yang harus kita selamatkan selama pandemi ini, karena tidak sanggup makan," lanjut dia.

Baca juga: Cerita Feby Febiola Berjuang Hidup di Bali dan Tak Tertarik Lagi dengan Dunia Keartisan

Baca juga: Penanganan Covid-19 di Jawa Tengah, Papua dan Bali Perlu Perhatian Serius, Ini Alasannya

Baca juga: Cerita Feby Febiola Pindah ke Bali & Mundur dari Dunia Hiburan hingga Perjuangan Sembuh dari Kanker

LPM Kelurahan Legian tak hanya membagikan nasi bungkus, tapi juga biskuit dan makanan ringan lain.

Lembaga tersebut juga memberi edukasi hingga pembinaan pada masyarakat selama pandemi Covid-19.

“Kita dari LPM Kelurahan Legian lebih fokus memberikan edukasi, pembinaan, dan membuat orang tersenyum daripada depresi."

“Karena depresi akan membuat imun mereka turun, dan potensi kena Covid-19," imbuh Puspa Negara.

Kegiatan Razia Perut Lapar di Bali
Kegiatan Razia Perut Lapar di Bali (Istimewa/Tribunnews)

Kegiatan Razia Perut Lapar mempunyai sasaran kepada pemulung, tukang parkir, hingga pedagang kaki lima.

Mereka membagikan 150 nasi bungkus setiap harinya, dan 400 bungkus khusus untuk hari Jumat.

“Setiap hari kita edarkan nasi, minimal mereka terbebas dari rasa lapar," ungkapnya.

LPM Kelurahan Legian juga dibantu sejumlah pihak dalam menyelenggarakan Razia Perut Lapar.

“Ada enam stakeholder kita yang memberi bantuan dalam berbagai jenis, terutama untuk pangan," katanya.

“Setiap hari kita melakukan Razia Perut Lapar di titik-titik yang telah ditentukan."

“Kadang kita menyambangi juga tempat-tempat pemulung."

“Kalau rasa lapar hilang, tingkat kriminalitas juga tidak meningkat," papar Puspa.

Baca juga: Chatib Basri Ingatkan Dampak Pandemi ke Ekonomi Bisa Lebih Buruk Jika Ini Terjadi

Baca juga: Terima Wisatawan Asing, Thailand Resmi Buka Pariwisata Setelah 7 Bulan Terhenti Akibat Pandemi

Baca juga: Bertemu Perdana Menteri Jepang, Presiden Jokowi Sepakati Kerja Sama Pengelolaan Pandemi

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved