Jumat, 3 Oktober 2025

Soal Ibu Bunuh Anak karena Susah Diajari Belajar Online, Pengamat: Orang Tua Tak Siap Jadi Guru

Pengamat Pendidikan Isa Anshori turut menanggapi soal seorang ibu yang membunuh anaknya karena susah diajari saat belajar online

Penulis: Inza Maliana
Istimewa
Kepolisian dan warga Desa Cipalabuh, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, Banten melakukan pengangkatan jenazah yang diduga korban pembunuhan, Sabtu (12/9/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat pendidikan asal Surabaya, Moch Isa Anshori turut menanggapi kasus kekerasan berujung hilangnya nyawa seorang anak hanya gara-gara sulit diajari saat belajar online.

Peristiwa keji yang mencoreng dunia pendidikan Indonesia ini terjadi di Lebak, Banten.

Isa menilai, peristiwa tersebut membuktikan ketidaksiapan pendidikan Indonesia menghadapi pandemi, nyata adanya.

"Mereka tidak disiapkan menghadapi situasi pandemi. Sehingga beban yang biasanya dipelajari di sekolah, dialihkan ke rumah."

Pengamat pendidikan asal Surabaya, Moch Isa Anshori.
Pengamat pendidikan asal Surabaya, Moch Isa Anshori. (Tribunnews/Istimewa)

Baca: Ibu Menyesal Bunuh Anak 8 Tahun Gara-gara Belajar Online, Jasad Korban Dibawa ke Banten Pakai Motor

"Padahal orang tuanya tidak siap menjadi guru, sarana dan prasarana juga tidak sama dengan sekolah."

"Akibatnya anak menjadi korban dari sistem yang tidak siap itu," ungkap Isa kepada Tribunnews, Rabu (16/9/2020).

Mantan Ketua Dewan Pendidikan Surabaya ini menjelaskan, orang tua yang memiliki keterbatasan akan menjadi stres.

Sedangkan anak yang tidak punya tempat perlindungan lain, kerap menjadi korban.

"Orang tua tidak siap secara akademis mendampingi putra-putrinya."

"Sehingga yang terjadi adalah gap, ujung dari gap itu adalah marah dan kecewa."

Siswa menggunakan fasilitas WiFi gratis saat mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh di Balai Warga Kelurahan Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (27/8/2020). Kelurahan Kuningan Barat menyediakan fasilitas jaringan internet atau WiFi gratis yang dapat digunakan pelajar guna meringankan beban orang tua murid terkait kebutuhan kuota internet untuk pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi Covid-19. Tribunnews/Jeprima
Siswa menggunakan fasilitas WiFi gratis saat mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh di Balai Warga Kelurahan Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (27/8/2020).  (Tribunnews/Jeprima)

Baca: Seorang Ibu di Banten Emosi Lalu Bunuh Anaknya Karena Susah Diajari Belajar Online

"Ketika itu orang tua punya ruang untuk melampiaskan dan anak menjadi korban," ujar Isa yang juga menjabat anggota Dewan Pendidikan di Jawa Timur ini.

Menurut Isa, satu di antara solusi yang bisa dilakukan ialah melakukan perencanaan baru untuk kurikulum darurat.

Sehingga para guru, orang tua, hingga siswa mampu menyesuaikan pembelajaran dalam situasi pandemi seperti saat ini.

"Bukan memindahkan sekolah ke rumah, tapi bagaimana mencapai tujuan kurikulum yang dilakukan oleh sekolah dari rumah," ujar Isa.

WIFI GRATIS UNTUK PELAJAR - Warung kopi Rizki di Jalan Jombang Raya, Pondok Aren, Kota Tsngerang Selatan, memberikan layanan wifi gratis untuk para pelajar yang belajar daring, Rabu (29/7/2020). Anhar Rizki,, pemilik warung kopi ini mengaku prihatin melihat para pelajar yang belajar online namun ada keterbatasan tidak mempunyai kuota internet. WARTA KOTA/NUR ICHSAN
WIFI GRATIS UNTUK PELAJAR - Warung kopi Rizki di Jalan Jombang Raya, Pondok Aren, Kota Tsngerang Selatan, memberikan layanan wifi gratis untuk para pelajar yang belajar daring, Rabu (29/7/2020). Anhar Rizki, pemilik warung kopi ini mengaku prihatin melihat para pelajar yang belajar online namun ada keterbatasan tidak mempunyai kuota internet.  (WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN)

Baca: Orang Tua Bunuh Anak Karena Sulit Belajar Online, Komisi X DPR Minta Sekolah Peka Keadaan Siswa

"Maka tugas-tugas itu harus menyesuaikan yang dilakukan dari rumah oleh orang tua dan anak, sehingga mereka tidak terbebani."

"Ketika tidak ada beban dan bisa disesuaikan dengan tujuan sekolah yang terjadi adalah situasi yang nyaman," paparnya.

Selain itu, Isa mengingatkan, di masa pandemi ini kemampuan empati antar guru, orang tua dan siswa sangatlah penting.

Pasalnya bila proses pembelajaran jarak jauh tidak dilakukan secara baik, maka yang akan terjadi hanyalah malpraktik pendidikan.

Aksi keji seorang ibu bunuh anak terungkap

Sebelumnya diberitakan, kasus pembunuhan terhadap seorang anak berusia 8 tahun di Lebak, Banten terungkap.

LH (26) seorang ibu yang tega membunuh anaknya mengaku kesal lantaran korban susah diajarkan saat belajar online.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lebak AKP David Adhi Kusuma mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada 26 Agustus 2020 lalu di rumah kontrakan mereka di Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.

Baca: Orang Tua Bunuh Anak Karena Sulit Belajar Online, KPAI: Hukumannya 20 Tahun

Pengakuan ini mengungkap alasan pelaku LH dan suaminya IS (27) membunuh dan mengubur korban dengan pakaian lengkap di Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, Banten.

"Kami dalami mereka, khususnya kepada almarhum yang merupakan anak kandungnya sendiri dia merasa kesal."

"Merasa anaknya ini susah diajarkan, susah dikasih tahu, sehingga kesal dan gelap mata," kata David kepada Kompas.com di Polres Lebak, Rangkasbitung, Senin (14/9/2020).

Kepolisian dan warga Desa Cipalabuh, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, Banten melakukan pengangkatan jenazah yang diduga korban pembunuhan, Sabtu (12/9/2020).
Kepolisian dan warga Desa Cipalabuh, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, Banten melakukan pengangkatan jenazah yang diduga korban pembunuhan, Sabtu (12/9/2020). (Istimewa)

David mengatakan, saat itu anaknya yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 1 tengah belajar online mengerjakan tugas sekolah.

LH yang merasa kesal kemudian mulai melakukan serentetan penganiayaan, seperti mencubit, memukul dengan tangan kosong hingga menggunakan gagang sapu.

Akibat penganiayaan tersebut, korban sempat tersungkur dan lemas.

Namun, LH tidak berhenti, malah memukul korban di kepala bagian belakang sebanyak tiga kali.

Sang suami yang mengetahui penganiayaan tersebut sempat marah kepada LH.

Baca: Tak Sabar Ajari Belajar Online, Ibu di Tangerang Tega Pukul Anak Kandungnya Sendiri Hingga Tewas

Namun, keduanya lantas berinsiatif membawa LH yang dalam kondisi lemas ke luar.

"Dibawa keluar cari udara segar, anak ini kan sesak napas, harapannya bisa baikan, tapi saat dalam perjalanan meninggal dunia," kata David.

Jenazah korban kemudian dimakamkan di TPU Gunung Kendeng, Kecamatan Cijaku, Lebak.

Aksi jahat pelaku kemudian terungkap dua pekan kemudian, yakni pada Sabtu (12/9/2020) pada saat warga membongkar makam yang mencurigakan.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved