Sebelum Disuntik Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil Olahraga Bulutangkis dan Angkat Beban
Sebelum disuntik vaksin, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memilih berolahraga di rumah dinasnya di Gedung Pakuan, Kota Bandung.
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil siang nanti, Selasa (25/8/2020) menjadi relawan uji klinis vaksin Covid-19 bersama Kapolda Jabar dan Pangdam III Siliwangi.
Gubernur yang akrab disapa Emil ini telah mendapat jadwal pemanggilan untuk melakukan Visit 0 atau V0 sebagai relawan uji klinis vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Kota Bandung pukul 13.00 WIB.
Sebelum disuntik vaksin, Emil memilih berolahraga di rumah dinasnya di Gedung Pakuan, Kota Bandung.
"Menjaga kondisi fisik selama pandemi covid dan memperkuat persiapan rangkaian tes vaksin Covid-19 minggu ini. Semoga lolos, sehat dan bugar. Aamin," tulisnya dalam akun instagramnya, Selasa (25/8).
Dalam akun tersebut, Emil tampak melakukan olah raga dengan bermain bulu tangkis, kemudian melakukan push up, plank, dan angkat beban.
Emil pun dijadwalkan mengikuti kegiatan sebagai Gubernur pada pagi harinya sebelum ke Puskesmas Garuda.
Jadwalnya di antaranya menerima audiensi di Gedung Pakuan dan Rapat Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 di Markas Kodam III/Siliwangi.
Sebelumnya, Emil mengatakan sudah sejak seminggu terakhir kembali membugarkan diri dengan berolah raga dan menjaga asupan makanan yang dikonsumsinya.
Dirinya pun mencoba terus menguatkan batin dengan cara beribadah.
"Seminggu terakhir mencoba memaksimalkan kebugaran. Olahraga, makan juga diatur tidak asal-asalan, batin ibadah juga ditingkatkan sambil baca-baca tentang informasi kalau ada apa-apa. Tapi intinya optimis, yang rada was-was Bu Cinta (Atalia Praratya)," katanya yang mengatakan istrinya tersebut pun akan menemaninya menjalani rangkaian uji klinis vaksin.
Emil optimistis rangkaian uji klinis vaksin Covid-19 yang akan dimulainya pada Selasa (25/8), akan berjalan lancar. Terlebih dia sudah mendapat penjelasan dari dokter ahli mengenai uji coba klinis vaksin tersebut sehingga tidak merasa khawatir.
"Wajar karena belum pernah, jadi dulu ada sekian persen rasa was-was yang masuk akal. Tapi karena sudah dua jam dikuliahi oleh Prof Kusnandi, ternyata semua kewas-wasan karena tidak mengetahui ilmunya, kemudian menjadi lebih tenang. Sehingga sekarang tidak was-was, tapi lebih pada persiapan fisik supaya pas dilakukan kondisinya prima. Jadi besok pagi mengawali pagi saya olahraga dulu, tidur banyak juga," katanya.
Emil mengatakan selain disemangati keluarga intinya, dirinya pun disemangati dan dinasehati ibundanya.
Ibundanya inilah yang juga terus meyakinkan Emil untuk berani menjadi relawan uji coba vaksin Covid-19.
"Nasihat dari ibu saya, kalau ada rebutan rejeki, rakyat di depan, pemimpin belakangan. Kalau ada ramai kekhawatiran, sebaliknya, pemimpin yang di depan duluan, baru rakyat belakangan," katanya.
Jika pemimpinnya tidak ikut menjadi relawan bersama lebih dari seribuan warga ini, katanya, dirinya khawatir sebuah spekulasi yang menyatakan bahwa pemerintah mengorbankan rakyat untuk menjadi relawan uji coba vaksin, akan terus berkembang.
"Berkepanjangan spekulasi, berita bohong, hoaks, yang menyatakan bahwa rakyat dikorbankan jadi kelinci percobaan. Justru kalau begini agak reda. Saya menjadi saksi, kalau berhasil atau kalau gagal seperti apa. Maka yang memberi testimoni ketua gugus tugas langsung yang bisa memahami per-Covid-an dari A sampai Z termasuk vaksin karena secara pribadi terlibat," katanya.
Emil mengatakan menjadi relawan uji coba ini adalah bagian dari bela negara.
Jika dalam sebuah perang, dalam hal ini membutuhkan uji klinis vaksin, semua orang harus bersemangat menjadi relawan supaya menang perang melawan Covid-19 ini.
"Karena ini ngetes alat senjata untuk melawan musuh. Kalau enggak dites gimana, kita akan hidup di dalam ketidakpastian. Harus disyukuri ternyata Indonesia bisa memproduksi sendiri. Jadi kita enggak beli barang jadi yang nanti dipermainkan segala rupa. Tapi kita memproduksi yang pabriknya ada di Jabar," ungkapnya.
Emil mengatakan menjadi relawan ini adalah sebuah pilihan dan berdasar keikhlasan.
Maka dirinya pun tidak bisa membuat surat atau imbauan kepada siapapun, termasuk kepala daerah untuk mengikutinya.
Baca: Besok Gubernur Jabar, Kapolda Jabar dan Pangdam III Siliwangi Disuntik Vaksin Covid-19 di Puskesmas
Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Sekretariat Daerah Provinsi Jabar Hermansyah mengatakan sebelum penyuntikan dilakukan, Emil akan menjalani pemeriksaan fisik dan uji usap (swab test) Polymerase Chain Reaction (PCR).
"Kunjungan pertama, Bapak Gubernur akan diperiksa kondisi fisik dan diambil swab-nya. Jika hasilnya negatif, tiga hari kemudian, Pak Gubernur menjalani proses penyuntikan," kata Hermansyah di Kota Bandung, Senin (24/8).
Hermansyah menyatakan, keikutsertaan Emil sebagai sukarelawan uji klinis untuk meyakinkan masyarakat bahwa uji klinis vaksin dilakukan secara ilmiah.
"Pemerintah memberikan yang terbaik kepada masyarakat melalui proses yang kita tunggu-tunggu, yakni adanya vaksin Covid-19," ucapnya.
Sambil menunggu tahapan uji klinis selesai dan vaksin Covid-19 dapat diproduksi, Hermansyah meminta masyarakat disiplin terapkan protokol kesehatan. Sebab, cara terbaik melawan Covid-19 saat ini adalah memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
"Implementasi protokol kesehatan, disiplin pakai masker, jaga jarak, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan syarat wajib sebelum vaksin Covid-19 ditemukan," katanya.
Baca: Besok akan Jalani Uji Vaksin Covid-19, Emil Mengaku Dapat Pesan Begini dari Ibundanya
Juru bicara tim uji klinis vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad), Rodman Tarigan, mengatakan selama uji klinis, sukarelawan melakukan lima kunjungan penelitian. Pada kunjungan pertama, sukarelawan akan mendapatkan penjelasan mengenai alur uji klinis dan swab test.
"Hasil tes akan diumumkan 2-3 hari. Jika hasil tes positif, sukarelawan tidak bisa ikut uji klinis. Kalau hasilnya negatif, bisa ikut dalam proses penelitian selanjutnya,” kata Rodman.
Pada kunjungan kedua, kata Rodman, sukarelawan akan kembali mengikuti tes kesehatan fisik dan rapid test. Jika hasil tes memenuhi syarat dan hasil rapid test nonreaktif, penyuntikan vaksin Covid-19 atau plasebo dapat dilakukan.
"Setiap suntikan terdapat reaksi dalam waktu 30-40 menit. Jadi, kami menyediakan tempat observasi. Apabila tidak terjadi gejala, sukarelawan dapat pulang," imbuh Rodman.
Rodman menjelaskan, penyuntikan vaksin kedua akan dilakukan dua pekan setelahnya. Kemudian, sukarelawan wajib menjalani dua kunjungan lagi untuk mengetahui reaksi vaksin terhadap kondisi kesehatan.
Jika terjadi reaksi, seperti demam, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan, sukarelawan diminta melapor kepada tim uji klinis.
"Kondisi kesehatan sukarelawan akan dipantau secara intensif oleh tim uji klinis," ucapnya.
Proses uji klinis vaksin Covid-19 fase ketiga ini akan berjalan selama enam bulan atau hingga akhir 2020. Jika berjalan lancar, rencananya vaksin Sinovac akan mendapat izin edar dan diproduksi massal di awal 2021.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Ridwan Kamil Awali Hari Pengetesan Sebelum Divaksin Covid-19 dengan Olahraga,