Minggu, 5 Oktober 2025

Pengelola Beri Klarifikasi Soal Video Viral Pendaki Gunung Lawu, Akui Kewalahan Tertibkan Kerumunan

Ketua Paguyuban Giri Lawu (PGL), Miko Wicaksono memberikan klarifikasinya soal video viral berjubelnya para pendaki yang akan masuk ke Gunung Lawu.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
https://www.instagram.com/pendakilawas/
Para pendaki yang sedang mengantre untuk ke Gunung Lawu. 

Viral Sebelumnya

Video yang memperlihatkan berjubelnya para pendaki yang akan masuk ke Gunung Lawu mendadak viral di media sosial.

Lewat video yang dibagikan oleh akun Twitter @sociogeeks_, tampak para pendaki membanjiri pintu masuk pendakian Gunung Lawu jalur Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur.

Tampak jelas mereka tidak menjaga jarak dan berdesak-desakan satu sama lainnya dan mengindahkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.

Hingga Minggu (18/8/2020), video tersebut telah ditonton sebanyak 56 ribu kali dan menuai beragam komentar warganet.

Komentar Fiersa Besari 

Penulis sekaligus pemusik Indonesia, Fiersa Besari ikut memberikan komentarnya terkait video viral pendaki di Gunung Lawu tersebut.

Menurut pria yang juga hobi naik turun gunung ini, para pendaki tidak perlu memaksakan diri berdesak-desakan.

Apalagi memaksakan diri untuk bisa merayakan Hari Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia di puncak gunung.

"Enggak perlu memaksa desak-desakan. 17-an bisa di kota masing-masing. Selain membahayakan satu sama lain, juga membahayakan kelestarian alam."

"Kawan, bendera yang kau kibarkan di halaman rumahmu sudah jadi bukti rasa cinta pada negeri. Toh puncak gunung enggak akan ke mana Smiling face with smiling eyes," tulis Fiersa di akun Twitter pribadinya.

Baca: Viral Video Tutorial Make Up untuk Ketemu Pacar vs Selingkuhan, Pengunggah Ungkap Cerita di Baliknya

Fiersa kemudian membagikan pengalamannya selama ini.

"Share pengalaman, ya. Sudah dari 2014 lalu saya tidak mendaki gunung komersil untuk 17 Agustusan. Kalaupun harus ke alam, pilihannya gunung yang sepi (biasanya kurang terkenal), atau bumi perkemahan. Saya sendiri ke gunung nyari damai, bukan ramai. Tapi, ya tiap orang beda niatan

Saya sadar, sebagai pegiat alam bebas yang notabene bikin dokumenter naik gunung, memiliki tanggung jawab untuk mengingatkan pegiat alam lainnya. Pengibaran bendera di gunung sebagai bentuk nasionalisme itu enggak salah kok ... kalau enggak beramai-ramai dan enggak pandemi :)

Tapi situasinya berbeda. Kita sedang diwajibkan untuk jaga jarak. Mau itu di gunung, di stasiun, di rumah Kang Somad, tetap harus mematuhi protokol yang berlaku. Ingat, merdeka enggak ada artinya kalau enggak disertai rasa tanggung jawab pada sesama dan lingkungan. Gitu ya. Mwah," ujar Fiersa.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

 
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved