Warga Sukabumi Tak Sadarkan Diri setelah Digigit Kukang, Dokter Jelaskan Bahaya Racun Satwa Ini
Paiman warga Kota Sukabumi pingsan hingga dirawat di RSUD setelah digigit seekor Kukang liar.
TRIBUNNEWS.COM - Paiman (52) warga Kampung Tegal Wangi, RT 04/02, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi pingsan hingga dirawat di RSUD setelah digigit seekor Kukang liar.
Akibatnya korban harus menjalani perawatan selama satu hari RSUD Kota Sukabumi karena mengalami muntaber.
Dokter hewan, drh Arga Sawung Kusuma membenarkan jika Kukang merupakan satu-satunya primata yang berbisa.
Ia menyebut letak racun berada di kelenjar siku lengan primata yang bernama ilmiah Nycticebus javanicus ini.
"Jadi ketika kita melihat kukang mengangkat tangan dan mencoba menjilat siku lengan itu bukannya tindakan yang lucu melainkan itu adalah mekanisme pertahanan makhluk ini," katanya kepada Tribunnews, Rabu (12/8/20202).
Dokter yang juga seorang aktivis ProFauna tersebut melanjutkan penjelasannya.
Arga menyebut Paiman beruntung langsung mendapatkan pertolongan pada saat yang tepat.
Baca: Warga Aceh Tengah Resah, Kawanan Harimau Muncul dan Mangsa Hewan Ternak di Dekat Permukiman
"Bayangkan semisal bapak tersebut alergi dan muncul reaksi anaphylactic shock, akan sangat berbahaya bagi nyawa beliau," tegasnya.
Arga juga mengaku informasi tentang bisa Kukang ini belum banyak diketahui.
Namun berdasarkan penjelasan dari pemerhati satwa yang masuk dalam Famili Lorisidae tersebut memiliki bisa yang aktif ketika dikombinasikan antara kelenjar minyak di bagian lengan brachial dan ludah.
Bisa tersebut dapat membunuh mamalia kecil, dan dibeberapa manusia bisa bengkak dan demam.
"Dan apabila terkena manusia yang alergi, bisa menimbulkan reaksi anaphylactic shock hingga kematian," urai Arga.
Meskipun demikian Arga juga menekankan, efek bisa Kukang juga dipengaruhi oleh kondisi masing-masing individu.
"Karena ini sifatnya anafilaktik shock. Tidak semua orang akan mengeluarkan reaksi yang sama."
"Teman saya pernah digigit sampai sesak napas. Kalau saya Alhamdulillah cuma bengkak saja," bebernya.
Baca: Sebanyak 144 Satwa Liar Endemik Translokasi ke Maluku, Tiba di Bandara Pattimura Ambon