Misteri Hilangnya Candi di Gunung Sipandu Dieng
Bangunan yang tersusun dari batu-batu balok sepanjang sekitar 40 cm itu mulanya hanya terlihat sepanjang sekitar 10 meteran
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzaki
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Misteri situs diduga Ondo Budho di bukit Sipandu Dieng hingga kini masih belum terpecahkan.
Situs itu sempat diteliti oleh arkeolog Aryadi Darwanto.
Bangunan yang tersusun dari batu-batu balok sepanjang sekitar 40 cm itu mulanya hanya terlihat sepanjang sekitar 10 meteran.
Tetapi setelah tanah terusannya digali, susunan batu itu ternyata masih menyambung dan belum diketahui sampai mana ujungnya lantaran terkubur tanah.
Aryadi kemudian menggali sedikit tanah di sisi struktur batu yang ditemukan.
Ternyata, anak tangga untuk menyimpulkan situs itu sebagai Ondo Budho juga belum ditemukan.
Ia justru menemukan batu berbentuk lempeng atau persegi yang memiliki permukaan halus.
Tetapi bagian bawahnya yang menempel tanah tidak rata alias kasar.
Baca: Hari Pertama Pembukaan Objek Wisata Dieng, Pengunjung Membeludak, Homestay Sekitar Candi Penuh
Ia menyangsikan jika batu itu anak tangga karena ukurannya terlalu lebar untuk pijakan kaki orang dewasa.
Aryadi justru menduga itu bagian dari bangunan tangga yang sengaha dibuat tanpa anak tangga, atau model perosotan.
Fungsinya, tangga ini bukan untuk lalu lalang pejalan kaki, melainkan akses gerobak pengangkut barang.
"Sumber dari Belanda menyebut, ada dua jenis Ondo Budho, yakni yang memiliki anak tangga dan yang tidak memiliki anak tangga," katanya, Rabu (5/8/2020).
Temuan ini pun sepertinya memiliki benang merah dengan mitos yang berkembang di masyarakat setempat di Dusun Bitingan Desa Kepakisan Kecamatan Batur selama ini.
Fauzi, warga Dusun Bitingan Desa Kepakisan mengatakan, jauh sebelum masyarakat luar heboh soal temuan ini, warga setempat sudah mengetahui ada banyak benda purbakala yang berserak di gunung Sipandu.