Senin, 6 Oktober 2025

Di Kabupaten Tangerang, 36 Anak Terancam Gizi Buruk

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, tercatat ada sebanyak 28,8 persen warganya menderita kurang gizi

Editor: Eko Sutriyanto
Istimewa
Anak dengan kondisi kurang gizi di Kabupaten Tangerang Banten 

Disebutkan Yuli, dalam kunjungannya ke Puskesmas Tigaraksa, Tangerang beberapa waktu lalu, ia mendapati sebanyak 36 anak usia dibawah 5 tahun berada dalam status gizi kurang. Sebanyak 21 anak diantaranya berada pada rentang usia 1 – 2 tahun.

Di desa Cileleus, Tigaraksa Tangerang, Yuli bertemu Mutia dan Tegar, dua balita penerima program pemberian makanan tambahan (PMT) dari Puskesmas Tigaraksa.

Mutia dan Tegar berusia 2 tahun, dengan berat badan yang hanya 7  kg. Padahal, untuk anak normal, diusia dua tahun seharusnya memiliki berat badan 14 kg untuk perempuan dan 15 kg untuk laki-laki.

“Pas bayinya mah dikasih ASI, tapi kan bapak ibunya kerja, anaknya dirawat saya. Kalau pas lagi ada (uang), dibeliin susu kaleng, sering juga diutangin di agen,” ujar Amah, nenek yang merawat Mutia.

Susu kaleng yang dimaksud Amah adalah kental manis. Amah sendiri sudah tak mengingat sejak kapan cucunya mengkonsumsi susu kental manis sebagai asupan nutrisi. Dalam sehari, Mutia bisa mengkonsumsi 3 – 4 gelas susu kental manis.

Tak jauh berbeda dengan Mutia, Tegar yang waktu ditemui berada nyaman dalam gendongan ibunya pun seringkali mengkonsumsi susu kental manis.

Baca: Orangtua Dituntut Ekstra Tanggap Menangani Penyakit Buah Hati Akibat Alergi Susu Sapi Saat Pendemi

“Kalau lagi nggak punya uang ya nggak dikasih apa-apa, kalau lagi ada beli susu yang sachetan aja di warung,” jelas ibu dari Tegar. Tegar pun dalam sehari bisa minum susu 3 – 4 kali dalam sehari.

Saat Yuli menjelaskan mengenai kandungan susu kental manis dan bahwa kental manis bukanlah minuman susu untuk anak, keluarga Mutia dan Tegar kompak menjawab tidak tahu.

Bagi mereka, susu kental manis adalah susu seperti yang diiklankan melalui televisi, rasanya manis disukai anak dan harganya terjangkau.

Mirisnya, asupan yang salah itu tidak hanya dialami Mutia dan Tegar.

"Ada banyak anak-anak lain yang bernasib sekedar kenyang, tanpa mereka tahu bahwa yang mereka makan dapat menjadi racun bagi tubuh mereka kelak,” kata Yuli Supriati.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved