Kamis, 2 Oktober 2025

Bermula Temuan Blangko di Minimarket, Surat Keterangan Sehat Palsu di Gilimanuk Dijual Rp 50 Ribu

Pelaku Widodo mengaku mendapatkan blanko surat kesehatan tersebut dengan cara memungut di depan Minimarket SWT Gilimanuk

Editor: Eko Sutriyanto
Dok
Sat Reskrim Polres Jembrana berhasil membekuk para pelaku pemalsuan surat keterangan sehat yang beredar di kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Kamis (14/5/2020) 

Dari foto surat keterangan sehat palsu yang ia beberkan, terlihat pada kop surat itu bertuliskan "UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Barat".

Informasi ini, awalnya Tofik bagikan di sebuah grup Facebook melalui akun pribadinya. 

Kejadian ini terjadi, Senin (11/5/2020) lalu.

Ceritanya, Tofik awalnya duduk merenung di Pelabuhan Gilimanuk karena tidak diizinkan menyeberang lantaran tidak memiliki surat keterangan sehat

Tiba-tiba, saat malam hari, ada seorang pria yang diduga ojek di kawasan Pelabuhan Gilimanuk mendekatinya dan menawarkan surat keterangan sehat itu.

Pria itu menanyakan kepada Tofik apakah akan menyeberang dan menawarkan surat-surat tersebut.

"Yang nawarin saya bukan petugas polisi, tapi kaya opang itu. Ojek pangkalan, dari kemarin malamnya saya ditawari Rp 250 ribu, saya bilang gak ada uang, sampai besok paginya saya didekati lagi, saya tawar Rp 50 ribu gak dikasih dan akhirnya Rp 100 ribu dikasih, akhirnya saya beli," ungkap Tofik.

Baca: Benahi Kemenpora, Zainudin Amali Tak Sudi Tandatangani Berkas Tanpa Lampiran Dua Hal Ini

Setelah menyatakan bersedia membeli surat tersebut, pria yang menawarkan itu kemudian pergi ke suatu tempat yang tidak jauh dari tempat Tofik.

Tak lama kemudian, pria tersebut menyerahkan surat keterangan sehat tersebut ke Tofik.

"Setelah saya dapat suratnya, saya diizinkan menyeberang," ungkap Tofik.

Tofik tidak tahu dimana pria tersebut mendapatkan surat tersebut dalam waktu yang sangat singkat.

Namun ia menduga pria tersebut sudah mempunyai soft copy atau surat mentahnya, kemudian ia perbanyak dengan cara print di Gilimanuk.

"Terpaksa itu saya beli, dan yang beli bukan saya saja, banyak pemudik yang beli. Daripada balik lagi ke Denpasar, ya terpaksa beli di sana," ungkap Tofik.

Sebelum memutuskan nekat pulang, sebetulnya Tofik sudah sempat berkoordinasi dengan pihak prajuru banjar tempatnya tinggal di Denpasar.

Baca: 8 Orang Pengamen, Gelandangan dan Pengemis di Denpasar Dipulangkan ke Jawa Timur

Namun dari prajuru banjar mengaku tidak bisa mengeluarkan surat apapun karena memang pemerintah melarang masyarakat mudik. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved