TKI Ilegal Masuk ke Indonesia Melalui Jalur Tikus Sepanjang Pesisir Laut Aceh Timur
Patroli menggunakan helikopter bersamaan dilakukan dengan 5 kapal laut dengan kejauhan 12 mil dari tepi pantai
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Seni
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Ditpolairud Polda Aceh dan Forkopimda Aceh Timur, melakukan patroli udara untuk memantau kepulangan TKI ilegal asal Malaysia dan negara lainnya, melalui jalur tikus sepanjang pesisir laut Aceh Timur.
Patroli menggunakan helikopter bersamaan dilakukan dengan 5 kapal laut dengan kejauhan 12 mil dari tepi pantai
Helikopter dipiloti Kompol Nur Hadi.
Bupati Aceh Timur, H Hasballah Bin HM Thaib SH, didampingi Kapolres Aceh Timur, AKBP Eko Widiantoro SIK MH, dan Kabag Bin Opsnal Ditpolairud Polda Aceh, AKBP Ir Sulasnawan, menyisir kawasan pesisir perairan Aceh Timur, mulai dari Kecamatan Madat perbatasan Aceh Utara, hingga Peureulak Timur, perbatasan dengan Kota Langsa.
Bupati Aceh Timur, H Hasballah Bin HM Thaib mengatakan patroli udara ini menindaklanjuti arahan Kapolda Aceh untuk memantau kepulangan TKI illegal melalui jalur laut.
Juga memantau penyelundupan narkoba via jalur laut untuk menyelamatkan generasi bangsa dari pengaruh negatif narkoba.
“Alhamdulillah hasil pemantauan belum ada TKI pulang via jalur laut. Mereka dominan pulang melalui pelabuhan Tanjung Balai Asahan, dan Bandara Kuala Namu,” ungkap Bupati.
Sejumlah TKI yang telah kembali ke daerah saat ini telah selesai melakukan isolasi mandiri selama 14 hari di rumah masing-masing, dan sebagian masih melakukan isolasi.
“Kita harapkan para TKI yang kembali ke daerah agar meningkatkan kesadaraanya untuk melakukan isolasi mandiri.
Upaya ini kita lakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Baca: Jokowi Minta Data Pasien Positif Corona Transparan, PDP hingga Hasil Tes PCR Diumumkan
Baca: Perayaan Paskah, Paus Fransiskus Serukan Solidaritas di Tengah Pandemi Covid-19
Baca: Kedatangan Harry Kane Dianggap Cocok dengan Sejarah Transfer Manchester United
Alhamdulillah, sampai saat ini di Aceh Timur belum ada kasus corona yang positif, ini sama-sama kita cegah,” pinta Bupati Rocky.
Kabag Bin Opsnal Ditpolairud Polda Aceh, AKBP Ir Sulasnawan, mengatakan patroli udara menggunakan satu unit helikopter dan 5 unit kapal laut.
Tujuannya untuk memantau TKI dari Malaysia pulang lewat perairan.
Penyisiran dilakukan mulai dari Aceh Tamiang, sampai Sabang.
Namun, tiga daerah diperketat yaitu Aceh Tamiang, Aceh Timur, dan Aceh Utara, karena dekat dengan Malaysia.
Patroli menggunakan helikopter bersamaan dilakukan dengan 5 kapal laut dengan kejauhan 12 mil dari tepi pantai.
Sedangkan, helikopter memantau dari ketinggian sekitar 500 feet.
“Sampai saat ini belum ada ditemukan TKI pulang secara illegal.
Seperti diutarakan Bupati Aceh Timur, mereka pulang melalui pelabuhan Tanjung Balai Asahan, dan Bandara Kuala Namu,” ungkap AKBP Ir Sulasnawa.
Selain memantau TKI pulang secara illegal, juga memantau kegiatan pelanggaran dari luar yang masuk ke Aceh, seperti sabu-sabu, penyelundupan, dan illegal fishing.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 di Aceh Timur, dr Edi Gunawan mengatakan hingga Senin 13 April 2020, jumlah warga Aceh Timur dalam pemantauan atau ODP sekitar 63 orang,
dimana 52 diantaranya telah selesai proses pemantauan. (*)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Helikopter dan 5 Kapal Laut Dkerahkan Untuk Pantau Kepulangan TKI Ilegal di Pesisir Laut Aceh Timur