BREAKING NEWS: Warga Sukoharjo jadi PDP Setelah Mudik dari Surabaya, Hasil Rapid Test Positif
Warga perantau dari Sukoharjo menjadi PDP setelah mudik dari Surabaya, hasil rapid tes pun menunjukan ia positif.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang perantau yang pulang ke kampung halamannya di Kecamatan Nguter, Sukoharjo menjadi pasien dalam pengawasan (PDP) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ir Soekarno Sukoharjo.
Diketahui, ia adalah pemudik dari Surabaya.
Setelah kembali ke rumahnya, ia pun mengeluh merasakan kondisi kesehatannya menurun.
Kini, pasien tersebut telah dirawat secara intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ir Soekarno Sukoharjo.
Kabar adanya pemudik yang menjadi PDP corona dibenarkan oleh Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sukoharjo, Agus Santosa.
Bahkan Agus juga mengatakan pasien tersebut telah melakukan pemeriksaan dan hasil rapid tesnya positif.
"Saat dilakukan Rapid Test memang positif, tapi kami akan melakukan tes lagi agar hasilnya lebih akurat," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Jumat (3/4/2020).

Baca: Diperkirakan 1 Juta Orang di Dunia Telah Terinfeksi Virus Corona
Keluarga dan masyarakat sudah dikarantina
Agus melanjutkan, pasien tersebut sudah ditangani oleh pihak medis sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Selain itu, keluarga dan masyarakat yang pernah melakukan interaksi dengan pasien sudah diperiksa oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.
Untuk itu, Agus menyarankan agar masyarakat tidak perlu panik.

Baca: Dewan Pengawas KPK Nilai Dalih Koruptor Bebas karena Wabah Corona Tidak Tepat
Pasalnya, mereka yang pernah berinteraksi dengan pasien, sudah menjalani karantina mandiri selama 14 hari ke depan.
Adapun beberapa pihak juga sudah memberikan bantuan logistik yang diperlukan selama masa karantina.
"BPBD sudah memberikan bantuan logistik kepada ODP, bekerjasama dengan Pemerintah Desa setempat."
"Karena dalam kondisi seperti ini, dana desa bisa digunakan," jelasnya.
Pemudik diharuskan karantina mandiri
Terakhir, Agus mengimbau agar semua pendatang yang tiba di kampung halamannya melakukan karantina mandiri.
Para pendatang juga akan dipantau oleh gugus tugas di tingkat RT/RW hingga Kecamatan.

"Kalau merasa badannya kurang sehat, muncul gejala demam batuk pilek langsung memeriksakan diri ke klinik terdekat," imbuhnya.
Dia juga meminta masyarakat yang masih berada di perantauan, agar tidak pulang terlebih dahulu.
Hal itu penting untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
"Pada dasarnya, masyarakat harus menjalankan stay at home, phisical distancing, dan selalu menjaga kebersihan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19," pungkasnya.
(Tribunsolo.com/Agil Tri)