Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

Usai Tes Corona, Wakil Wali Kota Bandung Sudah Seminggu Lebih Dirawat di Rumah Sakit

Tes masif COVID-19 ini bertujuan mencari peta persebaran COVID-19 dan memutus rantai penyebaran agar bisa

Editor: Hendra Gunawan
Lutfi Ahmad Mauludin/Tribun Jabar
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM

TRIBUNNEWS.COM,BANDUNG - Hampir dua pekan Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, tidak memiliki agenda di Pemkot Bandung.

Padahal biasanya orang nomor dua di Kota Bandung ini selalu padat agenda. Baik pertemuan dengan masyarakat maupun menerima tamu.

Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, bahwa wakilnya tengah menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Bandung.

"Pak Yana dirawat usai melakukan tes deteksi virus corona covid-19. Hasi tes belum keluar dan masih menunggu dari Litbangkes di Jakarta, " ujar Oded di Alun-alun Kota Bandung, Senin, (23/3/2020).

Oded mengaku hanya tahu Yana dirawat di sebuah rumah sakit tapi tidak mengetahui penyakit yang dideritanya sehingga harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Oded berharap Yana segera pulih dan melakukan tugas sebagai wakil wali kota.

Yana terakhir kegiatan bersama wartawan saat simulasi di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) 13 Maret.

Yana sebelumnya menghadiri seminar di Karawang yang sejumlah pesertanya ada yang positif terpapar virus corona.

Baca: Tiga Elemen untuk Perkuat Penanganan Corona 

Baca: Ramalan Zodiak Cinta Selasa 24 Maret 2020, Taurus Responsif ke Pasangan, Leo Waktunya Melarikan Diri

Baca: Dampak Corona, Mall Plaza Indonesia Akan Tutup Sepekan Lebih

Sementara itu Oded mengaku belum melakukan tes deteksi corona hingga kini.

Pasalnya diakui Oded, alat untuk tes deteksi corona pada pekan lalu habis dan baru bisa dilakukan hari ini.

"Saya belum tes, kemarin ketika hari Sabtu saya ditelpon Pak Gubernur (Ridwan Kamil) dan diminta tes, ternyata habis. Dan sekarang Senin baru datang alatnya dan Insya Allah saya juga akan dites," katanya.

Oded mengimbau agar seluruh kepala dinas di lingkungan Pemkot Bandung untuk inisiatif melakukan tes deteksi corona.

Pasalnya mobilitas serta interaksi para kepala dinas cukup tinggi dan dikhawatirkan terpapar virus asa Wuhan, Tiongkok, tersebut.

"Saya imbau kepala dinas harus tes," kata Oded.

Untuk mengatasi corona, Kota Bandung memasang instalasi wastafel untuk masyarakat dalam rangka memudahkan masyarakat cuci tangan dan dalam penguatan menghadapi COVID-19 di Kota Bandung.

"Insya Allah akan dipasang di 30 titik Kota Bandung di tempat keramaian," ujar Oded.

Oded mengatakan , Kota Bandung dapat jatah rapid Tes untuk 2.000 orang.

Pemprov Jabar akan Tes Masif Virus Corona

Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan melakukan tes masif COVID-19 di wilayah Bodebek (Kab. Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kab. Bekasi, dan Kota Bekasi) serta Bandung Raya (Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kab. Sumedang).

Tes masif atau tes yang jumlahnya banyak tapi terbatas kepada warga yang diprioritaskan ini rencananya dimulai Rabu, 25 Maret 2020.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan tes masif di daerah dengan penyebaran COVID-19 paling besar itu tidak ditujukan bagi seluruh warga Jabar, melainkan hanya untuk tiga kategori.

Pertama, Kategori A yakni masyarakat dengan risiko tertular paling tinggi seperti Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang baru tiba dari luar negeri, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan keluarga, tetangga, dan temannya, serta petugas kesehatan di rumah sakit yang menangani COVID-19.

Kedua, Kategori B yaitu masyarakat dengan profesi yang interaksi sosialnya atau rawan tertular.

Ketiga, Kategori C meliputi masyarakat luas yang memiliki gejala sakit yang diduga penyakit COVID-19. Dugaan tersebut harus merujuk keterangan dari fasilitas kesehatan, bukan self-diagnosis atau mendiagnosis diri sendiri.

“Tes masif ini bukan untuk semua orang. Ini adalah uji petik untuk mencari peta persebaran,” ujar Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, saat memimpin video conference Rapat Persiapan Pelaksanaan Tes COVID-19, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (23/3/20).

“Sehingga kepada warga Jawa Barat, jika Anda sehat tidak perlu tes, kecuali Anda sehat tapi masuk dalam kategori yang berinteraksi sosial-massa.

Kalau tidak masuk dalam ketiga kategori tadi, maka tidak usah panik tinggal di rumah saja, sosial distancing. Tidak perlu khawatir harus di tes ini dan itu kecuali tiga kategori tadi,” kata Ridwan Kamil.

Kang Emil memaparkan, tes masif yang akan dilakukan berupa RDT (Rapid Diagnose Test) bagi Kategori B dan C secara drive-through (drive thru) mulai Rabu (25/3) ini.

Sementara Kategori A tidak dilakukan secara drive thru, tetapi dikombinasikan dengan PCR (Polymerase Chain Reaction) secara door-to-door di rumah sakit rujukan ODP dan PDP di daerah masing-masing.

Tes masif COVID-19 ini bertujuan mencari peta persebaran COVID-19 dan memutus rantai penyebaran agar bisa dilakukan tindak lanjut medis.

“Proses drive-through ini akan dilaksanakan paling cepat Rabu (25/3). Sehingga sambil menunggu drive-through, para kepala daerah bisa melakukan tes masif ini kepada kategori A di wilayahnya masing-masing,” ujar Kang Emil.

“Alat tesnya itu menggunakan darah. Jadi darah di tes dalam sebuah alat, dalam hitungan 15 menit hasilnya akan keluar. Alat ini akan dikirimkan secukupnya ke daerah-daerah termasuk Majalengka, Indramayu, dan Sukabumi untuk mengetes Kategori A. Misalkan Indramayu ada TKI atau TKW baru datang, kejar orangnya lalu lakukan tes dengan alat yang kami kirim,” tuturnya.

Selain itu, Kang Emil menyebutkan bahwa syarat lokasi pelaksanaan tes masif COVID-19 bagi Kategori B dan C yaitu memiliki lapangan parkir yang luas, akses yang mudah, dan lokasi yang berjauhan dengan pemukiman warga.

“Sementara ini yang kami setujui baru Lapangan Stadion Patriot untuk warga Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang. Untuk Kabupaten Bogor sendiri, Kota Depok sendiri, Kota Bogor sendiri. Sementara sisanya diskenariokan untuk wilayah Sukabumi, Cianjur, Cirebon, dan lainnya akan diantrikannya di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung,” ujarnya.

Adapun, masyarakat Kategori B dan C yang mengikuti tes masif COVID-19 secara drive thru akan mendapatkan panggilan dari Pemprov Jabar melalui pengajuan daerahnya masing-masing.

Kang Emil pun meminta kepala daerah kabupaten/kota terkait untuk mengirimkan daftar nama dan alamat warga, yang akan dites tersebut, secara online melalui aplikasi PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat).

"Setelah daftar online ada proses verifikasi wawancara, (setelah itu) keluarlah surat (jadwal) kapan datang (untuk tes). Maka yang drive thru ini datangnya tunggu surat panggilan," ujar Kang Emil. (Tiah SM)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul BREAKING NEWS, Wakil Wali Kota Bandung Sudah 2 Minggu Dirawat di RS Setelah Dites Corona,

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved