Selasa, 7 Oktober 2025

Siswa Dihukum Makan Kotoran

Klarifikasi Pihak Seminari Terkait Kasus 77 Siswa di Maumere Dihukum Makan Kotoran Manusia

"Yang sebenarnya terjadi adalah salah seorang kakak kelas "menyentuhkan" sendok yang ada feses pada bibir atau lidah siswa kelas VII," tulisnya

(KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS)
Suasana setelah rapat bersama orang tua siswa dan pihak sekolah di aula Seminari Bunda Segala Bangsa (BSB) Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (25/2020). 

Namun, mereka tidak bisa menolak memakan kotoran manusia dan berbuat banyak selain menangis.

"Setelah makan, kami semua menangis. Terlalu jijik dan bau," kata salah seorang siswa kelas VII yang enggan disebutkan namanya kepada Kompas.com di halaman Seminari BSB, Selasa (25/2/2020) siang.

Siswa itu mengaku terpaksa memakan kotoran manusia yang disodorkan.

Mereka ingin melawan, tetapi takut dengan para kakak kelasnya.

"Kami terima dan pasrah. Jijik sekali, tapi kami tidak bisa melawan," ucapnya.

Melihat puluhan siswa itu menangis, kedua pendamping mendesak mereka diam.

ilustrasi korban bully
ilustrasi korban bully (Pixabay)

Pendamping itu juga mengancam puluhan siswa tersebut tak menceritakan insiden itu kepada orang lain.

Mereka yang berani melapor kepada sekolah dan asrama diancam bakal dihukum lagi.

Takut dengan ancaman itu, para siswa memilih bungkam. Mereka tak menceritakan insiden itu kepada Romo dan juga orangtua masing-masing.

"Sampai hari ini, orangtua saya belum tahu kalau saya disiksa makan kotoran manusia," kata siswa itu.

Ia mengaku, tak sanggup menceritakan insiden itu kepada orang lain.

"Terlalu sadis," katanya dengan suara pelan sembari berlalu dan mengusap air mata.

 Umat Muslim di Maumere NTT Laksanakan Salat Id di Depan Gereja

Kasus itu pun tebongkar pada Jumat (21/2/2020) ketika ada orangtua siswa yang menyampaikan hal tersebut di dalam grup WhatsApp humas sekolah.

Martinus, salah satu orangtua murid, merasa sangat kecewa terhadap perlakuan pendamping asrama yang menyiksa anak-anak dengan memaksa makan kotoran manusia.

"Menurut saya, pihak sekolah beri tindakan tegas bagi para pelaku. Yang salah ditindak tegas. Bila perlu, dipecat saja," ujar Martinus.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved