Sabtu, 4 Oktober 2025

Belajar dari Insiden Siswa Hanyut, Inilah Pentingnya Jaga Keselamatan Berkegiatan di Sungai

Menjaga keselamatan saat berkegiatan di Air penting dilakukan supaya bisa terhindari dari musibah terbawa arusnya deras banjir.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
Dok.Pusdalops DIY
Evakuasi siswa SMP Negeri di Turi Sleman yang hanyut terbawa arus Sungai Sempor, Dukuh Donokerto Turi, Jumat (21/2/2020). 

Menurutnya, ada berbagai panduan yang harus dipahami untuk menghindari kecelakaan di air.

Yang paling umum di antaranya bisa berenang, mengenal tanda alam, dan pemasangan rambu-rambu kegiatan.

"Yang pertama kita harus bisa berenang, kedua adalah kenali tanda-tanda alam," sambung Yohan.

Tanda-tanda alam yang dimaksud misalnya sungai menjadi keruh dan debit air meningkat.

Selain itu, cuaca dan medan yang berubah bentuk, seperti gerakan tanah atau ombak apabila di laut.

"Ketiga pemasangan rambu-rambu kegiatan, misal sungai beresiko, bahaya untuk berkegiatan, harus ada tanda-tanda tersebut," imbuhnya.

Kondisi pascakejadian banjir bandang yang menelan korban peserta susur sungai Pramuka SMPN 1 Turi di Outbound Valley Sempor Dukuh, RT.03/RW.10, Ngentak Dukuh, Donokerto, Kecamatan Turi, Sleman, Jumat (21/2). Enam orang anggota pramuka SMPN 1 Turi dilaporkan hanyut terbawa arus aliran Sungai Sempor saat melakukan susur sungai dan hingga berita ini diturunkan petugas gabungan berhasil mengevakuasi 5 korban meninggal dunia. TRIBUN JOGJA/HO/PUSDALOPS BPBD DIY
Kondisi pascakejadian banjir bandang yang menelan korban peserta susur sungai Pramuka SMPN 1 Turi di Outbound Valley Sempor Dukuh, RT.03/RW.10, Ngentak Dukuh, Donokerto, Kecamatan Turi, Sleman, Jumat (21/2).  (TRIBUN JOGJA/HO/PUSDALOPS BPBD DIY )

Baca: Warga Sudah Mengingatkan, Pembina Pramuka SMP 1 Turi Nekat Lakukan Acara: Kalau Mati di Tangan Tuhan

Pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan air

Lebih lanjut, Yohan menjelaskan bagaimana pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan air.

"Yang pasti apabila kita berkegiatan di air alangkah baiknya memakai peralatan safety," tuturnya melalui sambungan telepon.

Selain itu, saat menjadi 'korban' yang mengalami kecelakaan air, diharapkan untuk tidak panik.

"Karena kalau berenang melawan arus kan tidak bisa, tetap tenang dan kenali arusnya."

"Walaupun kita berenang mengikuti arus, tetapi kita tetap berusaha agar bisa menepi."

"Tetapi kalau tidak bisa berenang itu yang sulit, yang berenang dalam arus deras sedalam satu meter saja sudah sulit," ujar Yohan.

Selain itu, Yohan juga memberikan informasi bagaimana cara menolong korban kecelakaan air.

Seperti metode yang dipakai dan alat yang bisa menjangkau korban.

"Kalau pertolongan pertama kecelakaan di air, untuk metodenya kita bisa menjangkau korban."

"Apabila dekat dengan korban bisa dengan memberi bantuan, melempar benda apung."

"Bisa juga dengan tongkat atau kayu apabila tidak bisa kita raih dengan tangan," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved