Kamis, 2 Oktober 2025

Korban Cium Tangan Pembegalnya yang Sudah Tewas Ditembak Polisi, Ini Alasannya

Korban mengaku tidak memiliki dendam dan memaafkan kepada pelaku yang membegal dan merampas motornya

Editor: Eko Sutriyanto
net
Ilustrasi 

"Saya berharap polisi bisa mengamankan pelaku, agar tidak ada korban lainnya. Kedua pelaku sangat kejam. Saya tidak berharap banyak, sepeda motor saya, ya sudah diikhlaskan. Saya cuma ingin ketemu sama pelakunya, bersalaman, semoga ia segera bertaubat," tutur Wakid.

Tangan Wakid, saat ditemui masih dalam keadaan diimpus, tubuhnya hanya ditutup dengan baju batik oranye dan menggunakan selimut hijau.

Saat ditanya apakah Wakid mengenali ciri-ciri pelaku.

Pria berusia 63 tahun ini menjelaskan bahwa dirinya tidak begitu mengingat dengan jelas.

"Kalau yang bacok tangan saya, orangnya tinggi dan tidak terlalu besar. Saya dibacok membabi buta. Sampai patah tangan saya. Sementara, satu pelaku lainnya bertubuh kecil," pungkasnya.

Pembegalan yang dialami Wakid terekam CCTV dan beredar di sejumlah media sosial.

Kejadian berawal saat korban mengendarai sepeda motor jenis trail diikuti dua pria berboncengan dengan sepeda motor.

Setelah sepeda motor pelaku dan korban sejajar, korban lalu dipaksa berhenti.

Pelaku menebaskan celurit ke lengan kanan korban hingga korban jatuh dari sepeda motornya.

Pelaku turun dari sepeda motor dan mengambil alih kemudi motor trail.

Korban pasrah dan tak memberikan perlawanan.

Ia berjalan menjauh agar tak dilukai pelaku.

Terlihat angkot melintas namun tak memberikan pertolongan.

Hendra (35), seorang warga yang berada di Jalan Tritura menyampaikan bahwa daerah tersebut menjadi areal para begal beraksi.

"Daerah ini sangat seringlah jadi areal begal. Sering kali terjadi, bahkan ini jadi langganan begal," ujar Indra, Rabu (8/1/2020).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved