Pelaku Bullying Siswi SMP di Purworejo Sengaja Minta Aksinya Direkam, Psikolog: Merasa 'Bangga'
Kasus bullying di Purworejo, Jawa Tengah, satu di antara pelaku meminta aksinya untuk direkam, begini jawaban psikolog.
Setelah itu TP mengambil paksa uang CA sebesar Rp 4.000.
TP pun mengancam agar CA tidak melaporkan aksi mereka ke guru.
Baca: Kasus Bullying Siswi di Purworejo, Ganjar: Jangan-jangan Sekolah Tak Mampu Selenggarakan Pendidikan
Tanggapan psikolog
Kurniasih, seorang psikolog anak, mengungkap alasan mengapa TP meminta aksinya itu direkam.
Menurutnya, semakin tidak terbatasnya media informasi, bisa menimpulkan orang yang merasa “show off” akan semakin puas.
"Alasannya pelaku merasa 'bangga' dan adanya rasa 'keAkuan' atau keangkuhan dari si pelaku," tutur Kurniasih kepada Tribunnews.com, Jumat (14/2/2020).
Bahkan aksi bully yang dilakukan ketiga pelaku rupanya bisa dipengaruhi oleh faktor keluarga.
Menurut Kurniasih, faktor pola asuh yang 'otoriter' bisa membuat pelaku melakukan aksi bullying.
"Komunkasi orang tua dan anak yang kurang tepat sehingga anak merasa takut untuk mengungkpkan perasaanya juga bisa menjadi alasan."
"Serta harmonisasi di keluarga yang kurang sehingga anak kurang mendapatkan pengasuhan yang tepat," ujar Kurniasih.

Kurniasih juga mengimbau kepada masyarakat di jagat maya untuk berhati-hati dalam berkomentar.
Pasalnya, tindakan bully di jagat maya pun bisa berdampak secara mental dan fisik kepada korban dan keluarganya.
"Berpikir panjanglah saat mengamati apalagi memberikan komentar pada kasus bully," tuturnya.
Kurniasih yang berpraktik di Rumah Sakit Ananda Purwokerto pun mengungkap sikap orangtua yang benar untuk melawan bullyan.
Berikut hal-hal yang bisa dilakukan orangtua supaya anak terhindar dari aksi perundungan: