Jumat, 3 Oktober 2025

Oknum Guru SMPK di NTT Diduga Siksa 27 Siswa Gara-gara Hanya Karena Tak Hafal Bahasa Inggris

Sejumlah 27 siswa SMPK Sint Pieter Lolondolor, Desa Leuwayan, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, NTT diduga disiksa oleh oknum guru.

Editor: bunga pradipta p
Istimewa
Oknum Guru Paksa Murid Minum Air Viber 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah 27 siswa SMPK di Desa Leuwayan, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, NTT diduga disiksa oleh oknum guru.

Dugaan penyiksaan yang kini menjadi perbincangan ini bermula dari cerita salah satu sekolah itu.

Cerita tersebut terdengar sampai ke telinga orang tua siswa berinisial I.

Orangtua I, yang berinisial M lantas melaporkan kejadian tidak menyenangkan tersebut ke pihak Yayasan dan Komite Sekolah.

Tak hanya itu saja, M juga melaporkan dugaan siksaan kepada 27 siswa SMPK kepada Komisi Perlindungan Anak dan Perempuan (KPAPD) Desa Leuwayan.

Menanggapi laporan tersebut, Ketua Komisi Perlindungan Anak dan Perempuan Desa Leuwayan, Demeteri Perada Kia Beni buka suara.

Demeteri tak tinggal diam, mendengar laporan tersebut ia lantas mengadukan tindakan tidak terpuji itu ke Polsek Omesuri, Minggu (2/2/2020) lalu.

Dikutip dari Kompas.com, Demeteri menuturkan pihak Polsek Omesuri mengirim dua anggotanya untuk turun ke lokasi kejadian.

"Sayangnya, saat pihak KPAPD dan utusan Anggota Polsek tiba di sekolah tersebut, kepala sekolah dan oknum guru yang diduga sebagai pelaku tidak kooperatif," tutur Demeteri.

"Terkesan acuh dan masa bodoh, dan menganggap persoalan ini adalah persoalan sepele," terangnya.

Ia menyebut, oknum guru yang diduga melakukan tindakan tidak mendidik itu berinisial YTY.

YTY diketahui merupakan guru honorer yang mengampu mata pelajaran bahasa Inggris di SMPK itu.

Oknum Guru Paksa Murid Minum Air Viber
Oknum Guru Paksa Murid Minum Air Viber (Istimewa)

Untuk mengetahui lebih banyak tentang kejadian ini, simak fakta-fakta yang Tribunnews rangkum berikut ini:

1. Tak Bisa Hafal Kosa Kata Bahasa Inggris

Diberitakan sebelumnya, puluhan siswa dipaksa meminum air kotor, berlumut dan berbau pesing.

Diketahui, tindakan guru tersebut di dasari alasan para siswa itu tidak bisa menghafal kosa kata bahasa Inggris.

Kabar ini mencuat ke publik setelah siswa kelas VIII menuturkan kejadian tidak menyenangkan itu di rumah siswa berinisial I.

Cerita tersebut lantas didengar oleh M yang merupakan ibu kandung dari I.

Terkait kejadian tidak menyenangkan yang terjadi di sekolah tersebut, Kepala Sekolah SMPK Pieter Lolondolor Vinsensius Beda Amuntoda buka suara.

Ia mengatakan, anak-anak disiksa dengan minum air dalam viber.

Vinsensius membatah para siswa di sekolah tersebut disiksa menggunakan air WC.

"Bukan minum air WC, tetapi minum air dalam viber," tegas Vinsensius singkat yang dikutip dari Kompas.com.

2. M Melaporkan ke Polisi 

Setelah M mendengar cerita tentang sang anak dan teman-temannya yang disiksa oknum guru di sekolah, ia mengaku tidak bisa menerima perlakuan tersebut.

Ia menilai tindakan dari oknum guru tersebut kasar.

M pun langsung melaporkan dugaan penyiksaan itu kepada Ketua Yayasan dan Pihak Komite Sekolah.

"Saya dengar mereka disiksa minum air kotor dalam viber yang berlumut," tutur M.

"Alasannya karena tidak bisa menghafal kosa kata bahasa Inggris," terangnya.

3. Air Kotor dan Dekat Toilet

Berdasar penuturan M, air dalam viber yang diminum oleh para siwa sekolah tersebut kotor dan bau.

Ia menambahkan, air itu pun berada di dekat toilet.

"Saya benar-benar tidak terima, karena siksa anak minum air kotor dan bau, apalagi saat ini musim demam berdarah," tegasnya.

Guru siksa puluhan murid
Guru siksa puluhan murid (POS KUPANG.COM/RICKO WAWO)

4. Perilaku Oknum Guru Tidak Mendidik

M menambahkan, menurutnya perilaku oknum guru tersebut sama sekali tidak mendidik.

Diketahui, tak hanya satu siswa yang disiksa, melainkan ada 27 siswa.

"Kami orang tua titip anak di sekolah untuk diajarkan dengan baik," katanya.

"Kalau pukul saja kami masih bisa terima," tegasnya.

"Tetapi ini sudah keterlaluan," ucapnya.

"Tetapi ini sudah keterlaluan. Siksa anak minum air dalam viber yang sudah berlumut, bau kencing dan banyak jentik nyamuk," terang M.

5. Siswa Diminta Tutup Mulut

Masih dikutip dari Kompas.com, M menerangkan para guru berpesan kepada siswa agar masalah di sekolah itu tidak dibawa ke rumah.

Imbauan tersebut membuat beberapa siswa takut untuk bercerita dan melaporkan kejadian itu kepada orang tua apalagi pihak kepolisian.

Setelah melaporkan kejadian tidak menyenangkan itu, M mengaku sempat dipanggil oleh Kepala Sekolah SMPK Sint Pieter Lolondolor.

Ia menolak untuk bertemu dan melanjutkan masalah tersebut ke pihak berwajib.

Baca: Dugaan Penyiksaan di Sekolah, di NTT Guru Paksa Murid Minum Air Kotor dan Bau Pesing

6. Proses Hukum Harus Berjalan

M menegaskan, proses hukum harus terus berjalan.

Menurutnya, penyiksaan yang dialami 27 siswa SMPK  seakan tindakan meracuni siswa.

M lantas meminta agar para oknum guru dan kepala sekolah dinonaktifkan dari jabatan mereka.

"Kami sebagai orangtua tidak pernah memberikan air mentah kepada anak," katanya.

"Kenapa di sekolah guru siksa anak-anak minum air berbau kencing berak, berlumut dan banyak jentik-jentik?," tuturnya.

Ia menegaskan, meskipun para orangtua tidak menanggapi persoalan tersebut, siswa atau anak-anak tidak selayaknya diperlakukan kasar oleh guru.

Diketahui, oknum guru yang diduga melakukan penyiksaan berinisial YTY.

YTY merupakan guru honorer yang mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris di SMPK.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani) (Kompas.com/ Kontributor Maumere, Nansianus Taris)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Guru di NTT Diduga Siksa Puluhan Murid Minum Air Kotor dan Bau Pesing"

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved