Dijanjikan Bisa Jadi Anggota TNI, Dua Warga TTS Kena Tipu Rp 23,5 Juta
Kus Faot, mengaku sudah menyetor uang sejumlah Rp 15 juta, tetapi tidak ada bukti penyetoran
poran Reporter POS-KUPANG.COM, Dion Kota
TRIBUNNEWS.COM, SOE - Dua warga Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS, Jemi Faot dan Kus Asbanu memberikan kepada Lembaga Aliansi Indonesia ( LAI) Komando Garuda Sakti (KGS) Kupang dengan iming-iming akan direkrut menjadi anggota TNI.
Untuk masuk menjadi anggota TNI, ormas LAI mematok harga Rp 25 juta per orang.
Hal ini diungkapkan oleh Camat Amanuban Selatan, Jhon Asbanu kepada POS- KUPANG.COM, Senin (3/2/2020) melalui sambungan telepon.
Jhon mengatakan, dirinya baru mendengar keberadaan lembaga tersebut.
Dirinya kaget saat mengetahui dua orang warganya diduga kuat menjadi korban penipuan dari lembaga tersebut.
Jemi Faot diketahui telah menyetorkan uang sejumlah Rp 8,5 juta kepada LAI KGS.
Sedangkan Kus Faot, mengaku sudah menyetor uang sejumlah Rp 15 juta, tetapi tidak ada bukti penyetoran.
Baca: Hina TNI & Sebut Prabowo Menteri Tak Becus, Pria di Majalengka Ditangkap Polisi: Saya Emosi Dadakan
" Saya sudah panggil korban dan orang tuanya ke kantor. Dari hasil pertemuan tersebut diketahui kalau keduanya sudah menyetorkan sejumlah uang kepada LAI KGS," ungkap Jhon.
Menurut pengakuan orang tua Jemi Faot lanjut Jhon, dirinya mau memberikan uang kepada LAI KGS karena anaknya dijanjikan akan direkrut menjadi tentara.
"Korban mau kasih uang karena dijanjikan akan direkrut menjadi anggota TNI," Jelas Jhon.
Dirinya sempat berkomunikasi dengan Pimpinan LAI KGS Kupang, Melianus Tefa melalui sambungan telepon dan sudah sepakat janjian untuk ketemu di kantor camat.
Namun Melianus belum menepati janjinya untuk bertemu Forkopimcam Amanuban Selatan.
" Kamis lalu kita janjian tetapi pak Melianusnya tidak jadi datang. Kita janjinya hari ini mau ketemu di kantor tetapi Pak Melianus belum juga datang," sebutnya.
Baca: Temukan Markas KKB di Intan Jaya Papua, Ini Kemudian yang Dilakukan Anggota TNI
Untuk diketahui, LAI KGS sempat menghadiri acara rapat koordinasi tingkat Kecamatan Amanatun Selatan.
Namun kehadiran lembaga tersebut tidak mendapatkan sambutan yang baik.
Beberapa kali anggota LAI KGS sempat meminta bicara dalam rapat koordinasi tersebut namun tidak diberikan.
"Saya tidak tahu siapa mereka, organisasi apa itu LAI KGS. Siapa yang untuk mereka sehingga menghadiri acara rapat koordinasi? Karena merasa tidak pernah mengundang mereka, makanya saya tidak kasih kesempatan bicara," kata Camat Amanatun Selatan, Ardy Benu.
Sempat terjadi ketegangan antara pihak LAI KGS dengan kepala desa Netutnana.
Bahkan, salah seorang anggota LAI KGS sempat menyebut camat tidak jelas.
LAI KGS Bahkan menuduh ada masalah dalam pengelolaan dana desa di di desa Netutmana
. Hal inilah yang memicu amarah warga dan Kades yang lalu mengusir anggota LAI KGS.
"Mereka (LAI KGS) dari Kupang. Saya tidak tahu motif apa mereka datang ke sini. Cuma terkahir mereka sempat konflik dengan masyarakat Sebelum akhirnya pergi," pungkas Ardy.
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Diduga Dijanjikan Masuk TNI, Dua Warga Abansel, TTS Serahkan Sejumlah Uang Kepada LAI KGS