Kamis, 2 Oktober 2025

Fakta Sebenarnya di Balik Viral Video Balita 'Dihukum' Duduk di Rak Bagasi Kereta Api

Viral video seorang anak dihukum dengan didudukkan diatas kabin bagasi kereta api.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
Twitter @brllntjl
Fakta sebenarnya di balik viral video anak dihukum duduk di atas rak bagasi kereta api. 

TRIBUNNEWS.COM - Video balita yang didudukkan di rak bagasi kereta, viral di media sosial.

Dalam video berdurasi lima detik itu, terlihat seorang balita tampak 'dihukum' dan didudukkan di atas rak bagasi.

Balita itu terlihat menangis sembari memanggil ayahnya.

"Jangan nakal ya," ujar sang ayah yang berada di bawahnya itu.

Video tersebut viral di Twitter dan sudah ditonton sebanyak 846.200 kali hingga Sabtu (1/2/2020).

Bahkan video tersebut di-retweet sebanyak 18.600 kali dan mendapat 29.000 like dari warganet di Twitter.

Dari penelusuran Tribunnews.com, video itu diunggah pertama kali oleh akun @brllntjl.

Pemilik akun bernama Brilian itu lantas menceritakan kejadian sebenarnya.

Video tersebut rupanya ia rekam pada 26 Januari 2019 atau setahun silam saat menaiki kereta api Logawa dari Yogyakarta menuju Surabaya.

Ada alasan tersendiri kenapa balita tersebut didudukkan di atas rak.

Rupanya sang anak terus berlarian di gerbong saat kereta berjalan.

Bahkan ia sempat mencubit seorang penumpang di dalam gerbong itu.

"Seingat saya si anak sangat hiperaktif sampai mencubit seorang penumpang," ujar Brillian kepada Tribunnews.com.

Sang anak juga ditegur seorang ibu saat mencubit penumpang dan berlarian.

Hingga akhirnya terjadilah momen yang ada dalam video pendek itu.

Sang anak 'dihukum' oleh ayahnya dan didudukkan di atas rak bagasi kereta api.

Peristiwa itu tidak berlangsung lama.

"Bapaknya dengan sabar langsung menghukum anak dengan meletakkan di atas rak bagasi seperti dalam video," tutur Brillian.

Brillian mengaku tidak tega melihat sang anak diperlakukan seperti itu.

Namun, hukuman tersebut penting untuk membuat sang anak jera.

"Tetapi saya juga sadar kalau purnishment itu penting untuk efek jera."

"Juga mendidik sang anak supaya berkembang tumbuh lebih baik lagi, tanpa melakukan kekerasan secara fisik," ungkapnya.

Mahasiswa Universitas Jember, Jawa Timur itu mengaku merekam kejadian itu karena merupakan momen langka.

Menurutnya, pada zaman sekarang, masih ada orangtua yang membiarkan anaknya bertindak sesuka hati dan marah saat anaknya ditegur orang lain.

"Saya banyak menemui di transportasi umum ketika orang lain menegur anaknya, malah orangtuanya yang marah," tutur Brillian.

Dari ceritanya, Brillian mengaku kagum dengan perlakuan orangtua sang anak.

"Saya juga kagum dengan cara orangtua sang anak yang memberikan efek jera tanpa membuat anak tersakiti secara fisik atau membentaknya di depan umum," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved