Pemerkosa Gadis yang Memiliki Kerbelakangan Mental di Sintang Diancam Penjara 9 Tahun
Pelaku sebenarnya menyanggugpi bertanggungjawab tetapi keluarga tidak terima karena pelaku tidak punya pekerjaan
Laporan Wartawan Tribun Pontianak Agus Pujianto
TRIBUNNEWS.COM, SINTANG - Perempuan berusia 33 tahun berinisial NCY, warga Desa Sumber Sari ,Kecamatan Ketungau Tengah, Sintang menjadi korban kebejatan seorang pemuda berinisial ATR.
Perempuan dengan retardasi mental ini menjadi korban pemerkosaan.
Tubuhnya dijamah oleh orang yang bukan suaminya saat ditinggal sendirian oleh adiknya mencari sayur pakis di kebun.
Korban keterbelakangan mental, tidak bisa diajak berkomunikasi.
Saat diajak bicara, korban hanya ketawa.
"Saat dimintai keterangan, korban sulit bicara. Kami koordinasi dengan psikolog dan jaksa setelah menerima dan menangkap pelaku,” kata Kapolsek Ketungau Tengah, Iptu Raharja, Selasa (28/1/2020) malam.
Baca: Pria 50 Tahun Penderita Keterbelakangan Mental Rawat Ibunya Berusia 90 Tahun: Ini Adalah Tugasku
Baca: Lima Hari Berlalu, Truk yang Terjun ke Sungai Akibat Ambruknya Jembatan Jempal Belum Dievakuasi
Baca: Pasutri Ini Pilih jadi Anak Punk dan Ngamen untuk Penuhi Kebutuhan Sekolah Anak: yang Penting Halal
Dugaan pemerkosaan ini sudah lama terjadi, tepatnya pada Kamis, 17 Oktober 2019 silam, sekira pukul 16.00 WIB.
Oleh pihak keluarga korban kejadian ini baru dilaporkan setelah langkah adat tidak terselesaikan.
Pelaku sebenarnya menyanggugpi bertanggungjawab.
Akan tetapi, keluarga tidak terima karena pelaku tidak punya pekerjaan.
“Informasinya begitu. Pelaku pernah diadat dan sanggup menikahi korban. Tapi karena pelaku tidak punya pekerjaan, keluarga keberatan. Sedangkan korban keterbelakangan mental. Orangtua korban juga petani. Lantas keluarga korban melaporkan ke Polsek,” ujar Raharja.
Kapolres Sintang, AKBP Adhe Hariadi, melalui Paur Subbag Humas, Ipda Baryono menyebut pelaku mengakui perbuatannya.
Saat ini sudah ditetapkan tersangka dan ditahan di Mapolres Sintang untuk diperiksa lebih lanjut.
“Tersangka mengakui perbuatannya. Sebenarnya pelaku mau tanggungjawab menikahi korban, tapi orangtua korban yang tidak mau,” ungkap Baryono.
Baca: Pasutri Jadi Anak Punk di Sintang, Ngamen dari Warkop ke Warkop Raup Rp 300 Ribu per Hari
Baca: Dianggap Gila, Pemuda Ini 9 Tahun Disekap Orangtua di Kamar Mandi: Lolos Setelah Gigiti Palang Pintu
Baca: Terungkap Asal Sekolah Pelaku Bully di Sintang, Ternyata Kakak Kelas Korban