Kisah Tragis Arsi Korbankan Nyawa Demi Selamatkan Sang Kakak
Kapolresta Pontianak, Kombes Komarudin mengatakan, dalam penyerangan tersebut terduga pelaku juga mengalami luka.
Arsyad mengatakan saat itu dirinya bersama adik dan temannya sedang berada di Cafe tersebut, menunggu sholat zuhur tiba.
Saat bersamaan ada keributan di bagian lain cafe, dan melihat RW membawa pisau di tangan kanan dan sarungnya di kiri.
RW menebar ancaman dan mengarahkan serangannya ke pengunjung lain.
"Seseorang datang pakai kain sarung bawa pisau dan sarungnya. Dia ngomong sama anak-anak di sebelah, dia ngomong begini kamu ngomong apa tadi, mana bos kamu, langsung dia berusaha nikam," kata Arsyad.
Sontak hal itupun membuat para pengunjung takut dan berhamburan ke luar.
Melihat hal itu, Arsyad coba mendekati pelaku untuk menenangkannya.
Tak terima ditegur, palaku pun langsung mengarahkan pisaunya ke Arsyad dan menyerangnya membabi buta.
"Saat itu saya mendekat dan coba berkomunikasi, kenapa main pisau.
Saya bilang tidak usah begitu, lalu dia berkata kamu ikut campur kah, dan langsung balik arah berusaha menikam saya," kata Arsyad.
Arsyad berusaha melindungi diri menggunakan kursi cafe.
"Dia terus maju unruk menikam dan saya mundur sambil cari kursi.
Saya berusaha amankan diri, namun dikejar terus hingga saya jatuh.
Saya bangun lagi dan dia mengejar terus sambil berusaha menikam," katanya.
Arsyad pun terjatuh untuk serangan kedua kalinya.
Dalam posisi tersudut, kata Arsyad, pelaku semakin beringas dan langsung berusaha menancapkan pisaunya.