Jumat, 3 Oktober 2025

Asa di Bawah Bukit Kapur, Jalan Panjang Joko Sulistyo dkk Putus Kekeringan Warga Pucung Wonogiri

Desa Pucung terletak di perbukitan kapur di wilayah Wonogiri selatan. Dari pusat kota Wonogiri berjarak sekira 36 km ke arah barat daya.

Penulis: Daryono
TRIBUNNEWS.COM/DARYONO
Mulut Gua Suruh di Desa Pucung, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Foto diambil pada Minggu (15/12/2019). 

Dari tower tersebut, air kemudian dialirkan melalui pipa hingga ke rumah-rumah warga.

Tower air di puncak bukit Gunung Banteng. Masing-masing tower berkapasitas 5.000 liter. Foto diambil pada Minggu (15/12/2019).
Tower air di puncak bukit Gunung Banteng. Masing-masing tower berkapasitas 5.000 liter. Foto diambil pada Minggu (15/12/2019). (TRIBUNNEWS.COM/DARYONO)

Pengangkatan air dari dalam gua itu melalui proses yang panjang dan tidak mudah.

Joko Sulistyo yang saat itu tergabung dalam Pecinta Alam Giri Bahama Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi salah satu orang di balik pengangkatan air Gua Suruh hingga kemudian berhasil mengatasi kekeringan di Desa Pucung.

Ditemui di rumahnya di Dusun Kenatan, Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kalten, Joko Sulistyo mengatakan temuan sumber air di Gua Suruh diawali saat ia bersama rekan-rekannya sesama anggota pecinta alam Giri Bahama mulai melakukan penelusuran gua di Wonogiri pada tahun 2001.

Joko bersama teman-temannya kemudian menemukan adanya sumber air di dalam Gua Suruh.

“Air di Gua Suruh itu sebenarnya potensi airnya sedikit, tapi alirannya kontinu, mengalir terus. Kemudian, terpikir apa yang bisa dilakukan untuk masyarakat. Mereka (warga Desa Pucung,-Red) kan kalau musim kemarau mengalami kekeringan. Nah muncul ide bagaimana memanfaatkan air yang ada di gua itu untuk membantu masyarakat. Tapi saat itu, kita juga belum tahu bagaimana caranya mengangkat air itu,” kata Joko, Minggu (8/12/2019).

Joko Sulistyo, mantan anggota Pecinta Alam Giri Bahama UMS yang berperan mengangkat air Gua Suruh, saat ditemui di rumahnya di Dusun Kenatan, Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Minggu (7/12/2019).
Joko Sulistyo, mantan anggota Pecinta Alam Giri Bahama UMS yang berperan mengangkat air Gua Suruh, saat ditemui di rumahnya di Dusun Kenatan, Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Minggu (7/12/2019). (TRIBUNNEWS.COM/DARYONO)

Setelah mengetahui ada sumber air di dalam gua, Joko bersama teman-temannya terlebih dulu meyakinkan warga bahwa di dalam Gua Suruh ada sumber air.

Agar warga percaya dengan temuan mereka, Joko dkk memutar video yang memperlihatkan kondisi dalam gua serta sumber air yang ditemukan.

Hal itu dilakukan karena hingga saat itu, belum pernah ada seorang pun warga Desa Pucung yang berani masuk ke dalam gua.

Setelah warga percaya adanya sumber air di dalam Gua Suruh, Joko mulai mencoba mengajukan proposal ke sejumlah instansi pemerintah dan swasta untuk membiayai pengangkatan air dari Gua Suruh.

Proposal yang diajukan pada 2008 itu diantaranya ia ajukan ke Pemerintah Kabupaten Wonogiri.

Hasilnya, tak ada satu pun instansi yang mau menyetujui proposalnya.

“Proposal saya itu cuman kayak jadi bungkus kacang. Mereka menganggap itu sulit direalisasikan. Saya cerita di gua ini ada air yang bisa diangkat, mereka juga tidak ada gambaran (bagaimana cara mengangkatnya),” terang Joko yang saat itu menjadi Koordinator Divisi Bidang Penelusuran Gua Mapala Giri Bahama.

Pelatihan untuk warga yang bakal turun ke Gua Suruh
Pelatihan untuk warga yang bakal turun ke Gua Suruh (Dok.Ist/Joko Sulistyo)

Kabar baik akhirnya datang pada tahun 2011.

Dengan dukungan Kepala Desa Pucung saat itu, Ashari, terdapat kucuran Dana Alokasi Khusus (DAK) dan bantuan dari Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDI).

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved