Jumat, 3 Oktober 2025

Kecelakaan Maut di Pagaralam

Duka Dwi Fitri Saat Menikah di Depan Jasad Ayahnya yang jadi Korban Bus Sriwijaya

Pria berusia 62 tahun ini adalah salah satu korban meninggal bus yang terjun di jurang setinggi 80 meter dan tenggelam ke sungai.

Editor: Hendra Gunawan
Tribun Sumsel
Anak korban kecelakaan maut bus Sriwijaya melangsungkan akad nikah di depan jenazah sang ayah 

TRIBUNNEWS.COM -- Rabu kemarin sejatinya menjadi hari bahagia bagi Warsono dan keluarganya.

Sang putri, Dwi Fitri Rahmani rencananya melangsungkan pernikahan dengan calon suami.

Tapi apa daya, kecelakaan Bus Sriwijaya di Pagaralam telah merenggut nyawanya.

Pria berusia 62 tahun ini adalah salah satu korban meninggal bus yang terjun di jurang setinggi 80 meter dan tenggelam ke sungai.

Warsono (62), warga Dusun Prajen, Kabupaten Banyuasin 1 Sumatera Selatan.

Tubuhnya yang telah terbujur kaku dihadirkan ke pernikahan putrinya bernama Dwi Fitri Rahmani, dikutip Sripoku.com, Rabu (25/12/2019).

Baca: Korban Tewas Akibat Bus Sriwijaya Masuk Jurang di Pagaralam Berjumlah 35 Orang, Ini Nama-namanya

Baca: Keinginan Sopir Bus Sriwijaya Tak Kesampaian, Ayah Ibunya Sempat Rasakan Ini

Baca: Update Evakuasi Kecelakaan Bus Sriwijaya, Kendala Tim SAR hingga Korban Meninggal Terjebak di Bus

Akad nikah pun dilaksanakan Dwi Fitri Rahmani dan calon suami Rahmad Kasmantri.

Di hadapan jasad sang ayah, prosesi akad nikah berlangsung dengan derai air mata pihak keluarga.

Tak hanya keluarga yang sangat bersedih, tangis sahabat dan tamu undangan pun pecah saat prosesi akad nikah digelar.

Semua orang yang menghadiri akad nikah tersebut merasakan kesedihan yang sama.

Orangtua pengantin pria bernama Kasim mengucap syukur telah menikahkan anak lelakinya.

"Alhamdulilah akad nikah ini berjalan dengan lancar dan akan melangsungkan pernikahan pada, Minggu (29/12/2019),"

"Namun terpaksa kita percepat hari ini. Karena kondisi sepertinya ini, suasana kita sedang berduka. Ini permintaan dari keluarga Fitri," ungkap Kasim ketika ditemui di rumah duka di Dusun 1 Perajen RT 1, Mariana, Banyuasin.

Lebih lanjut, akad nikah dan resepsi dilangsungkan di hadapan almarhum Warsono.

Cucu Warsono, Akbar, juga menjadi korban dalam kecelakaan maut tersebut.

"Jadi almarhum ini pergi ke kota Bengkulu ini hendak menjemput sang cucunya (Akbar), untuk menyaksikan pernikahan tante ini," ungkapnya.

Korban bertambah menjadi 34 orang

Korban akibat kecelakaan maut yang terjadi di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan bertambah.

Tiga jenazah yang merupakan penumpang bus Sriwijaya ditemukan tim gabungan dalam proses evakuasi di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Rabu (25/12/2019).

Dengan penemuan tiga jenazah tersebut, total korban meninggal akibat kecelakaan bus tersebut sampai saat ini telah mencapai 34 orang.

Kepala Kantor Basarnas Palembang Berty DY Kowaas mengatakan,para korban tersebut ditemukan tenggelam dalam aliran air Sungai Lematang.

Sebab, badan bus Sriwijaya masuk ke jurang dan terempas di pusaran air.

"Karena ada pusaran tersebut menjadi kendala penyelam untuk masuk mengevakuasi korban. Semua korban yang ditemukan hari ini ada di dalam air," kata Berty.

Berty mengungkapkan, proses evakuasi masih akan berlangsung sampai seluruh korban bus Sriwijaya ditemukan.

Namun, sampai saat ini mereka belum bisa memastikan berapa jumlah pasti penumpang bus tersebut.

"Sampai sekarang manifest belum dipastikan penumpangnya berapa, kami menunggu dari pihak keluarga yang melapor di posko. Sampai hari ini, total yang selamat ada 13 orang," ujarnya.

Seluruh korban kecelakaan bus Sriwijaya saat ini telah di bawa ke Rumah Sakit (RS) Basemah kota Pagaralam.

Sebagian dari korban yang selamat, telah dipulangkan setelah dinyatakan sehat.

13 penumpang bus selamat dan sebagian masih dirawat di Rumah Sakit Besemah, Pagaralam.

Berikut daftar nama penumpang selamat sementara berdasarkan informasi tim SAR:

1). Basarudin, 43 tahun, pedagang, Desa Semarang Kecamatan Tanjung Serut Kota Bengkulu.

2) Hepriadi, 31 tahun, kuli bangunan, Desa Salak Tiga Kecamatan Panorama Kota Bengkulu.

3) Hasanah, 52 tahun, ibu rumah tangga, Desa Tanjung Suko Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir.

4) Sukiyem, 43 Tahun, petani, Desa Lubuk Selandak Kecamatan Terambang Jaya Kota Prabumulih.

5) Aisyah Awaliah Putri, 9 Tahun, pelajar, Jalan Salak Kota Bengkulu.

6). Ariri, 14 Tahun, pelajar, Desa Perajin Kabupaten Banyuasin.

7) Lukman, 43 Tahun, swasta, Jalan Budi Utomo Kelurahan Sungai Hitam Kecamatan Muara Bangka Hulu Kota Bengkulu.

8) Aldi, 18 Tahun, pelajar, Desa Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir.

9) Riduan, 44 tahun, penjahit, Dusun Kinono Sari Kelurahan Banjar Sari Enggano Kabupaten Bengkulu Utara.

10). Darusalam, 35 Tahun, pengrajin besi, Desa Sakatiga Kabupaten Ogan Ilir.

11) Riki, 25 Tahun, Desa Kemang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang.

12) Haris Krisyanto, 19 tahun, Desa Alas Bangun Kecamatan Pinang Raya Bengkulu Utara.

13) Khadijah, 68 tahun, IRT, Perumnas Baru Blok A2 Kab. Bengkulu.

Data terbaru hingga Rabu (25/12/2019) sore korban kecelakaan maut Bus Sriwijaya yang jatuh ke jurang Liku Lematang, Pagaralam, Sumatera Selatan menjadi 34 orang penumpang. (Indah Aprilin Cahyani)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved