Kata Risma soal Suporter Persebaya: Bonek Paling Fanatik, Bukan Paling Brutal
"Bonek itu kalau dibilang paling fanatik bisa, tapi kalau paling brutal ya tidak," ujar Risma
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
Laporan wartawan Tribunnews.com, Mafani Fidesya Hutauruk
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali kota Surabaya Tri Rismaharini menampik adanya pelabelan suporter Persebaya atau yang sering disebut Bonek dinilai sebagian publik sebagai suporter paling brutal se-Indonesia
"Bonek itu kalau dibilang paling fanatik bisa, tapi kalau paling brutal ya tidak," ujar Risma, saat berbincang-bincang di kantor Tribun Network, di Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019).
Baca: Terapkan One Data di Surabaya, Ini Proses Yang Dilakukan Tri Rismaharani
Ada pun masalah terakhir Bondho Nekat yang terjadi adalah saat adanya terduga oknum Bonek melakukan perusakan fasilitas Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), (29/10/2019).
Saat itu adalah pertandingan antara Persebaya Surabaya dengan PSS Sleman dengan nilai akhir 2-3.
Kendati ada masalah tersebut, politikus PDI Perjuangan itu menuturkan suporter klub yang lahir tahun 1927 tersebut adalah bagian dari masyarakat.
Baginya, ia tidak menginginkan para Bonek menjadi penurut kepada dirinya karena dikawatirkan tidak lagi memiliki prinsip ke depannya.
"Aku gak kepengen dia (Bonek) nurut sama aku, kalau dia nurut sama aku dia nggak punya prinsip sendiri," ucap wanita kelahiran 20 November 1961 itu.
Wanita yang mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Tongmyong University, Busan, Korea Selatan itu mengaku memiliki pendekatan tersendiri terhadap Bonek.
Ia menceritakan pengalamannya dengan Bonek pada saat acara Pawai Parade Juang. Kala itu dirinya berusaha untuk menyapa para Bonek yang hadir di sana.
"Waktu itu saya ngomong Merdeka!di depan mereka dan anak-anak Bonek diam saja," kenangnya.
Melihat perhatian para Bonek yang belum didapatkannya, ia mencari cara lain.
Perempuan pertama yang memimpin kota Pahlawan itu pun menyapa para Bonek dengan sapaan khas mereka.
"Saya ngomong Salam Satu Nyali mereka teriak Wani! dengan semangat sekali," ucapnya mengingat pengalaman bersama para Bonek itu.
Setelah mengetahui cara pendekatan terbaik dengan para Bonek, Politikus PDI Perjuangan yang pernah ditawari sebagai Menteri oleh Megawati itu kembali menyapa Bonek dengan Sam Satu Nyali