Cerita Junai si Orangutan Buta Akibat Tertembus Peluru, Kini Melanjutkan Hidup di Gunung Tarak
Dia ditemukan dalam kondisi yang memprihatinkan pada 20 September 2019 silam di Desa Tanjungpura
"Mari bersahabat dengan alam," ajaknya.
Tempuh waktu 12 jam
Kegiatan pelepasan ini menempuh waktu sekitar 12 jam menggunakan kendaraan mobil dan menempuh perjalanan kaki menuju titik pelepasan.
Pelepasliaran di Gunung Tarak ini merupakan kali pertama sejak terakhir kali melepasliarkan orangutan bersama BKSDA Kalbar dan KPH Ketapang Selatan pada 2017.
"Total sudah 15 orangutan dilepaskan di kawasan ini sejak tahun 2014," lanjutnya.
Untuk memastikan kondisi Junai terus selamat dan mampu melanjutkan hidupnya, IAR Indonesia menempatkan tim patroli dan monitoring yang telah berada di sana sebagai bagian dari prosedur yang ditetapkan IAR Indonesia dalam program pelepasliaran orangutan.
Meskipun salah satu matanya mengalami kebutaan, tim pelepasan yakin bahwa hal tersebut tidak akan mengurangi kemampuannya untuk bertahan hidup selayaknya orangutan.
Dia menjelaskan, orangutan dikenal sebagai satwa cerdas dengan tingkat kemampuan adaptasi yang tinggi.
“Kehilangan satu matanya tidak akan berpengaruh banyak dalam kemampuan bertahan hidupnya karena kemampuan adaptasi orangutan cukup bagus di alam liar. Kami yakin Junai akan baik-baik saja dan senang dengan rumah barunya ini,” tambahnya.
Korban karhutla

Direktur Program IAR Indonesia, Karmele L Sanchez berujar, orangutan Junai ini adalah salah satu korban kebakaran hutan dan lahan pada bulan kemarin.
"Kita sangat sedih melihat areal yang telah terbakar di sekitar kawasan hutan yang menjadi habitat orangutan Junai," ucapnya.
Menurut Karmele, orangutan yang terpaksa kehilangan habitat tidak jarang masuk di areal kebun warga atau areal kampung.
Di mana kadang ada juga masyarakat yang sangat tidak bertanggung jawab yang hanya ingin ‘bermain-main’ dengan menyakiti orangutan dengan menembak peluru pada matanya.
Jika peluru sampai kena kedua matanya, orangutannya bisa menjadi cacat untuk selamanya dan kesulitan untuk melanjutkan hidupnya.