Warga Sintang Geger Ada Pelajar SMA Tewas Tergantung Sabuk Berwarna Putih
Pelajar berusia 17 tahun yang gantung diri di palang pintu menggunakan sabuk warna putih
Pelajar SMAN 1 Tebelian yang ditemukan tewas gantung diri diduga karena masalah asmara.
Akibat diputus oleh pacarnya yang juga seorang pelajar, korban disebut sering murung dan mengurung diri di kamar.
Korban bahkan tertutup ketika ditanya oleh keluarga.
Sebelum ditemukan gantung diri, korban juga pernah melakukan percobaan bunuh diri sebelumnya dengan cara menenggak sprite dicampur obat paramex.
"Menurut keterangan kakak korban, bahwa pernah mendapati korban mengkomsumsi minuman sprite dicampur obat Paramex," kata Kapolsek Sungai Tebelian, IPDA Diondi Asido Manik.
Kepergok menenggak sprite dicampur paramex, korban bungkam saat ditanya kakaknya. "Saat ditanya oleh kakak korban untuk apa minum sprite dan paramex korban tidak mau menjawabnya," ungkap Diondi.
YY, pelajar berusia 17 tahun ditemukan tewas gantung diri di rumahnya, Dusun Lebak Akam Desa Sungai Ukoi, Kecamatan Sungai Tebelian, Minggu (20/10) pagi.
Dugaan sementara, pelajar yang duduk di kelas 10 itu nekad mengakhir hidup lantaran putus cinta.
Disdik Sintang Prihatin
Sekretaris Dinas Pendidkan dan Kebudayaan Kabupten Sintang, Yustinus mengaku prihatin mendengar kabar ada pelajar yang nekad gantung diri hanya karena putus cinta.
"Yang Pertama kami menyampaikan turut berduka cita kepada pihak Keluarga. Kita juga prihatin dan sedih jika memang hanya gara gara putus cinta langsung mengambil keputusan untuk bunuh diri," kata Yustinus kepada Tribun Pontianak.
• Satu Bulan Ditahan, Djeni si Tersangka Penggelapan Mobil Kini Rajin Ibadah dan Sering Merenung
• Viral Video Aksi Siswa SMK di Sumut Bisa Panggil Kerumunan Lebah
• Sempat Terjadi Beberapa Gesekan, Pelaksanaan Pemilu 2019 di Kabupaten Tangerang Berjalan Lancar
Menurut Yustinus, generasi muda, pelajar harus terbuka dengan keluarga, terutama orang tua. Setiap persoalan apapun kata dia, harus didiskusikan. Bukan denga mengakhir hidup.
"Kami berpesan kepada para pelajar dan genersai muda, pacaran boleh, tentu Pacaran belum tentu untuk memiliki, dan jika ada permasalahan utarakanlah dengan keluarga atau orangtua," pesan Yustinus.
Bagaimana pun kata Yustinus, orangtua punya peran penting dalam membimbing dan mengarahkan anaknya agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas.
"Bimbingan dan arahan orang tua penting sekali untuk mengarahkan anaknya dalam bergaul," tukasnya.
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul: KRONOLOGI Pelajar di Sintang Bunuh Diri, Motif Terungkap Setelah Teman dan Keluarga Bersaksi