Sabtu, 4 Oktober 2025

Dua Korban Tewas Longsor di Cianjur Ternyata Ternyata Pasangan Suami Istri Baru 2 Bulan Menikah

Dua orang korban tewas yang tertimbun longsor di Kampung Rawa, Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur sudah ditemukan petugas

Editor: Sugiyarto
Tribun Jabar
Hujan deras yang mengguyur kawasan Cianjur pada Selasa (8/10/2019) petang menyebabkan longsor di Kampung Rawa, Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. 

PVMBG Sempat Ingatkan Warga, Waspada Bencana Longsor

Menyikapi musim hujan yang diprediksi BMKG akan mulai terjadi pada November ini, Pusat Vulkanologi san Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) mengingatkan masyarakat untuk waspada karena hujan tersebut bisa mengakibatkan adanya potensi bencana banjir dan longsor.

Kepala PVMBG, Kasbani, saat menjelaskan soal gempa bumi Lombok di kantornya, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (6/8/2018).
Kepala PVMBG, Kasbani, saat menjelaskan soal gempa bumi Lombok di kantornya, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (6/8/2018). (Tribun Jabar/ Yongky Yulius)

Kepala PVMBG, Kasbani mengatakan, hampir seluruh daerah di Jawa Barat dari barat hingga selatan rentan bencana longsor.

"Sekarang memang belum masuk musim hujan, tetapi upaya mitigasi perlu dilakukan, sebab semua daerah di Jawa Barat sering longsor. Persiapan mitigasi, salah satunya sosialisasi kepada masyarakat dan stakeholder perlu di lakukan dan penting untuk membantu memahami potensi-potensi adanya bencana," ujarnya saat ditemui di sela kegiatan FGD Gerakan Tanah 2019 PVMBG di Auditorium Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (2/10/2019).

Baca: Tertimpa Longsoran Tanah, Dua Orang Tukang Kosek Tewas Mengenaskan dan Akibatkan Truk Ringsek

Menurutnya, berdasarkan data yang dikeluarkan PVMBG per Oktober 2019, seluruh daerah di Jawa Barat memiliki potensi gerakan tanah yang masuk ke dalam kategori menengah hingga tinggi.

Untuk kategori menengah, lanjutnya gerakan tanah berpotensi terjadi apabila curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Sementara untuk kategori potensi tinggi, gerakan tanah dapat terjadi apabila curah hujan yang turun berada di atas normal.

Selain itu, gerakan tanah lama seperti misalnya longsor di masa lalu dapat berpotensi terulang kembali. Sehingga, gerakan tanah di suatu daerah dapat disebabkan oleh faktor penyebab maupun pemicu.

"Kalau penyebab sudah bawaan, karena kondisi geologisnya demikian. Seperti kondisi kelerengan, kondisi perairan, dan sebagainya."

"Untuk peyebab pemicu, hal yang memengaruhi di antaranya adalah curah hujan tinggi, gempa bumi, hingga faktor lain seperti erupsi. Tapi yang paling banyak menjadi penyebab adalah curah hujan," ucapnya.

Kasbani menjelaskan, daerah yang pada saat kemarau mengalami kekeringan hingga menimbulkan keretakan pada tanah, berpotensi mengalami gerakan tanah ketika hujan turun. Untuk itu, masyarakat diminta melakukan antisipasi sebelum musim penghujan tiba.

"Tanah yang lama enggak kena air dan ada retak-retaknya itu ketika terisi air di musim hujan bisa memicu longsor."

"Ada baiknya mengurangi potensi itu dengan meerhatikan jalur-jalur air, drainase, dan mengisi retakan-retakan tanah dengan tanah halus atau tanah lempung," katanya.

Hal senada disampaikan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG, Agus Budianto.

Menurutnya terdapat sejumlah kriteria yang dapat menjadi pegangan untuk menentukan apakah daerah yang ditinggali seseorang menyimpan potensi longsor atau tidak.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved