Gandeng Thailand, Seni Rupa FSRD UNS Pamerkan Seni Tradisi dengan Media Plexiglass
Fakultas Seni Rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) mengikuti pameran internasional di Negeri Gajah, Thailand.
Laporan Wartawan Tribunnews.com.Solo, Muhammad Nursina
TRIBUNNEWS.COM.SOLO - Belum lama ini, Fakultas Seni Rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) mengikuti sebuah pameran internasional di Negeri Gajah, Thailand.
Pameran bertajuk The First International Exibition Visual Art Colaboration 2019 itu digelar di Phong Chang Academy of Arts Rajamangala University of Technology Rattanakosin Bangkok, Thailand, pada 23-25 September 2019.
Peserta pameran tidak hanya dari Indonesia dan Thailand, melainkan dari Vietnam, Tiongkok, dan Turkey.
Dalam kesempatan itu, FSRD UNS diwakilkan oleh para dosen, alumni, serta mahasiswa aktif menampilkan karya seni tradisi dengan media plexiglass atau kaca akrilik.

Baca: ICRA 2019 akan Tampilkan Karya Kreasi Mutakhir Produk Kriya dan Gaya Hidup
Baca: Kontribusi Karya Anak Bangsa Bantu Pelayanan Publik di Setiap Daerah
Kenapa Karya Seni Tradisi Lukis Plexiglass?
Saat ditemui Tribunnews, seorang peserta pameran dari jajaran dosen Seni Rupa FSRD UNS, Sigit Purnomo Adi menjelaskan, ada sebuah keinginan untuk melestarikan karya seni tradisi lukis yang saat ini mulai luntur.
Padahal, karya seni lukis tradisi sendiri sudah ada sejak lama.
Berawal dari program penelitian studi sekitar tahun 2010 lalu, dosen Seni Rupa FSRD UNS pertama kali membawa karya seni tradisi lukisdi media kaca ke Australia.
Keberjalanannya, kaca sebagai medium utama dalam proses penciptaan karya ini mengalami kendala karena sifat bahannya yang rentan.
Saat itu, karya yang ingin ditampilkan hanya dapat dipajang sebagian karena beberapa karya ada yang pecah.
Dari kejadian itu, timbul pemikiran untuk menggunakan plexiglass atau akrilik menggantikan kaca.
Tapi tidak mengurangi esensi dari karya seni lukis tradisi yang kerap ditemui visual pewayangan dan topeng.
“Waktu itu, karya seni yang akan ditampilkan banyak yang pecah hingga gagal dipajang. Makanya menggunakan plexiglass sebagai pengganti kaca,” ucap Sigit, saat ditemui di kediamannya.
Kemudian, penelitian penciptaan seni yang melibatkan dosen dan alumni ini diajukan sebagai bakti ke institusi.