Sabtu, 4 Oktober 2025

Penyakit Diare dan Demam Mulai Serang Pengungsi Korban Gempa Bumi di Seram

Umumnya, penyakit yang menyerang warga di lokasi pengungsian seperti diare, pusing karena kurang tidur, sakit kepala hingga demam

Kopmas.com/Rahmat Rahman Patty
Gubernur Maluku Murad Ismail saat meninjau para pengungsi korban gempa di halaman RSUD dr Haulussy Ambon, Kamis (26/9/2019) malam 

TRIBUNNEWS.COM, SERAM - Berbagai macam penyakit mulai menyerang para pengungsi gempa di sejumlah lokasi pengungsian di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, Sabtu (28/9/2019).

Umumnya, penyakit yang menyerang warga di lokasi pengungsian seperti diare, pusing karena kurang tidur, sakit kepala hingga demam.

Baca: Situasi di Wamena Berangsur Kondusif, Jumlah Pengungsi Capai 8617 Jiwa

Kondisi tersebut makin parah lantaran di lokasi pengungsian tidak tersedia fasilitas MCK bahkan tenaga medis pun tidak ada.

“Di sini warga mau buang hajat saja harus ke kali, tidak ada tenaga medis disini,” kata Sunaryo salah seorang pengungsi warga Desa Gemba, Kecamatan Kairatu kepada Kompas.com, Sabtu.

Dia menyebut, selain pusing dan diare serta sakit kepala, saat ini ada beberapa pengungsi yang sakit parah dan belum tertangani secara medis,

“Iya pak ada yang kondisinya parah di sini juga, tapi mau bagaimana lagi,” ujarnya.

Selain di Gemba, di beberapa lokasi pengungsian warga juga mengaku mulai terserang penyakit.

Sayangnya mereka hanya bisa bertahan, lantaran tidak ada obat-obatan dan tenaga medis.

”Ada banyak yang sakit disini juga, tapi kasihan tidak ada tenaga medis,” kata Hafid warga Kecamatan Amalatu yang mengungsi di Gunung Hitu desa tersebut.

Terkait kondisi para pengungsi itu, Bupati SBB Muhamad Yasin Payapo mengatakan telah memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan dan seluruh pimpinan rumah sakit dan Puskesmas yang ada di wilayah itu untuk menerjunkan tim medis ke lokasi-lokasi pengungsian.

Baca: Berita Terkini Gempa Ambon: Ada Energi Sisa Patahan, 475 Kali Gempa Susulan, Korban Jiwa Tambah

“Saya sudah perintahkan langsung kepala dinas kesehatan dan juga seluruh puskesmas menyalurkan obat-obatan dan membantu para pengungsi yang sakit,” ujarnya.

Dia mengaku selain bantuan tenaga medis dan obat-obatan, pemerintah kabupaten SBB juga telah menyalurkan bantuan sembako berupa beras, 4.000 kelambu dan mie instan dan ikan kaleng ke sejumlah titik lokasi pengungsian. (Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty)

 Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Pengungsi Gempa Mulai Terserang Penyakit, Bupati Seram Barat Akui Kewalahan

Butuh tenda dan selimut

gempa ambon kerusakan bangunan
gempa ambon kerusakan bangunan (TribunAmbon.com)

Masih ada pengungsi korban gempa bumi yang tersebar di sejumlah lokasi pengungsian di Maluku Tengah belum mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Pascagempa bumi bermagnitudo 6,5 yang mengguncang wilayah tersebut, ribuan warga yang tersebar di Kecamatan Salahutu, Leihitu, Leihitu Barat, Saparua, Pulau Haruku, dan sekitarnya masih bertahan di hutan-hutan dan perbukitan di desa-desa mereka hingga saat ini.

Baca: Gempa Ambon, Data Sementara 9 Orang Meninggal Dunia dan 350 KK Mengungsi

"Sampai saat ini kami belum mendapat bantuan apa pun, padahal rumah-rumah kami hancur semua," kata Jhony, seorang warga Waai, Kecmaatan Salahutu, kepada Kompas.com, Sabtu (28/9/2019).

Jhoni dan ratusan warga lainnya memilih mengungsi di hutan desa mereka.

Tak jauh dari kaki gunung Salahutu setelah gempa memporak-porandakan desa mereka.

Selain ratusan rumah warga, gereja yang ada di desa ini juga rusak berat.

Menurut Jhoni, selain tenda dan selimut, warga juga sangat membutuhkan obat-obatan dan bahan makanan.

"Di sini yang paling kami butuhkan tenda dan selimut karena semalam kami kena hujan. Kami juga butuh bahan makanan dan obat-obatan," ujarnya.

Sementara pengungsi di Pulau Haruku, Maluku Tengah, yang saat ini masih berada di hutan mengatakan bantuan dari pemerintah sudah mulai disalurkan.

Namun, mereka yang mengungsi di bukit-bukit dan hutan belum mendapatkan bantuan tersebut.

"Kami belum dapat bantuan, katanya sudah disalurkan, tapi kami di sini belum dapat," kata Ali Mony, warga Rohomoni.

Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua mengaku hingga kini masih ada ribuan warga yang mengungsi di hutan dan perbukitan di desa-desa di wilayah tersebut.

Menurut Abua, kecamatan paling parah terdampak gempa berada di Kecamatan Salahutu.

"Yang paling parah kena gempa itu di Kecamatan Salahutu. Di sini ada ribuan warga yang masih mengungsi di hutan," ujarnya.

Pemkab Maluku Tengah saat ini terus mendistribusikan bantuan, seperti sembako maupun kebutuhan lain, bagi para pengungsi.

Adapun sembako yang disalurkan berupa beras sebanyak 10 ton.

"Saya langsung ke lapangan distribusikan bantuan. Jadi saat ini saya di Kecamatan Leihitu dan nanti setelah ini saya langsung ke Pulau Haruku," ujarnya.

Baca: Terjadi 484 Gempa Susulan, 25 Ribu Orang Mengungsi Akibat Gempa Ambon

Selain sembako, kata Abua, pihaknya juga telah mendistribusikan 1.000 tenda dan terpal kepada para pengungsi yang tersebar di sejumlah lokasi pengungsian.

"Tenda dan terpal ini sangat dibutuhkan pengungsi dan itu sudah kami salurkan mulai dari kemarin sampai hari ini," katanya. (Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kehujanan, Pengungsi Gempa Ambon Minta Selimut dan Tenda

25.000 warga mengungsi

Gempa bermagnitudo 6.5 yang mengguncang kota Ambon dan sekitarnya telah mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Sabtu (28/9/2019) pagi, 20 korban meninggal dunia (delapan orang Kota Ambon, 10 orang Maluku Tengah, dua orang Seram bagian barat), 152 orang luka-luka, (31 orang Kota Ambon, 108 orang Maluku Tengah, 13 orang Seram bagian barat), dan 25.000 orang mengungsi.

Baca: Berita Terkini Gempa Ambon: Ada Energi Sisa Patahan, 475 Kali Gempa Susulan, Korban Jiwa Tambah

"Kerusakan terdiri dari 534 unit rumah (106 rusak berat, 125 rusak sedang, 303 rusak ringan), 6 unit fasilitas pendidikan, 12 unit fasilitas peribadatan, 1 unit fasilitas kesehatan, 9 unit fasilitas perkantoran, 2 unit fasilitas umum, dan 1 unit jembatan," kata Plt Kapusdantinmas BNPB Agus Wibowo kepada wartawan, Sabtu (28/9/2019) siang.

Agus menyampaikan, BNPB telah berkoordinasi dengan TNI, Polri, Kementerian/Lembaga membantu para korban terdampak.

"BPBD mendistribusikan terpal kepada masyarakat pengungsi," ujar dia.

Ia menambahkan, saat ini tim TRC BPNB dan BPBD Provinsi Maluku terus melakukan pendataan dampak gempa.

Tenda pengungsian telah didirikan di RSU Haukussy kudamati dan RSU Tulehu.

Agus mengimbau warga untuk tetap tenang dan mengikuti perkembangan informasi dari pihak terpercaya.

"Selalu waspada apabila terjadi gempa susulan, hindari gedung bertingkat atau bangunan yang mudah roboh," tutur dia.

Baca: BMKG Catat Gempa Terjadi 2 Kali di Maluku Malam Ini, Masohi dan Kairatu Seram Bagian Barat

Gempa pertama yang berpusat di 40 kilometer timur laut Ambon berkedalaman 10 kilometer per Sabtu (28/9/2019) pukul 12.00 WIT, diikuti 484 gempa susulan.

Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geosifika (BMKG), sebanyak 64 gempa susulan dirasakan di Kairatu, Ambon, Masohi, dan Banda. (Mela Arnani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Situasi Gempa Ambon Terkini: 484 Gempa Susulan, 25.000 Orang Mengungsi

Bayi 8 bulan tewas

Bayi berusia 8 bulan tewas tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa mengguncang kota Ambon.

Bayi tersebut bernama Muhamad zulkarnain Holle.

Baca: Viral - Rencana Menikah Kandas, Calon Istri Hamil Duluan Tak Tahu Ayah Si Bayi, Ternyata Pacarnya 3

Bayi tersebut meninggal dunia di RSUD dr Haulussy Ambon, Jumat (27/9/2019) malam.

Korban yang terluka parah di bagian kepalanya ini meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit usai tertimpa tembok rumah tetangganya saat gempa terjadi pada Kamis kemarin.

“Korban meninggal dunia tadi saat selesai shalat magrib,” kata kerabat korban, Abu Saimima, Jumat.

Abu menjelaskan sebelum dirawat intensif di RSUD dr Haulussy Ambon, korban sempat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Tantui.

Namun, karena kondisi korban yang terus menurun, korban akhirnya dirujuk ke RSUD dr Haulussy Ambon.

Saat ini jenazah Zulkarnain telah dibawa pulang ke rumah duka di kawasan Pinang Putih, Desa Hative Kecil Kecamatan, Sirimau untuk disemayamkan.

Rencananya, Sabtu, jenazah kroban akan dimakamkan.

“Sudah dibawa pulang keluarga ke rumah duka, besok jenazah akan dibawa ke kampung halaman orang tuanya di Desa Siri Sori untuk dimakamkan ,”katanya.

Abu menceritakan, korban tertimpa tembok beton tetangganya saat korban ditolong oleh bibinya keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri saat gempa terjadi.

Namun sayang, saat keluar dari rumah, tembok beton ambruk dan menimpa korban.

Baca: Wakil Ketua DPD Minta Pemerintah Pulihkan Ambon Setelah Diguncang Gempa

Bibi korban juga terluka di bagian kepala.

Dengan meninggalnya Zulkarnain, maka tercatat korban tewas karena gempa Ambon dan bertambah menjadi 24 orang. (Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Bayi 8 Bulan Korban Gempa Ambon Meninggal Dunia

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved