Sabtu, 4 Oktober 2025

Dikubur Hidup-hidup 5 Hari 5 Malam, Ini Pengalaman yang Dialami Mbah Pani

netizen bertanya-tanya apa saja yang dialami dan dirasakan oleh Mbah Pani selama terbaring "dalam kuburan" di rumahnya.

Editor: Sugiyarto
Tribunjateng.com/Mazka Hauzan Naufal
Kiri ke kanan: Sri Khomaidah, Mbah Pani, dan Suyono ketika dijumpai di kediaman keluarga Mbah Pani, Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Sabtu (21/9/2019) siang 

Tanah kuburan saya minta dikurangi supaya cungkup tidak ambrol.

Kalau jebol bisa menimpa saya bahaya.

Alhamdulillah sampai topo pendem selesai tidak sampai jebol.

Kapan pertama melakukan topo pendem?

Waduh, saya lupa. (Istri Mbah Pani menyahut, tahun 1988).

Apakah benar rasa air berubah dari asin jadi tawar?

Betul. Tadinya tukang pacul nanya, Mbah, airnya asin?

Lalu saya bilang, kalau jadi tawar bisa buat pitulungan (berkhasiat, bisa untuk menolong orang).

Saya cuma bilang begitu, ternyata dituruti oleh Allah SWT. Berubah jadi air tawar begitu saya mulai topo pendem.

Dan orang-orang pada minta air tawar itu. Maklum biasanya di sini air asin karena dekat laut.

Apa tujuan topo pendem?

Setelah saya menjalani 9 kali topo pendem, guru saya meninggal.

Waktu itu saya ingat, kalau tidak saya tutup dengan yang kesepuluh, rugi saya.

Tujuan saya, ketika saya diberi (diijazahi) guru saya, ialah untuk kekuatan Islam saya.

Tujuan saya untuk menguatkan badan saya. Ya kalau bisa untuk membantu orang lain.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved