Jumat, 3 Oktober 2025

Kabut Asap

Kualitas Udara di Sumbar Akibat Karhutla Masuk Level Berbahaya, 8 Kabupaten/Kota Liburkan Sekolah

Delapan pemerintah kabupaten dan kota pun memutuskan untuk meliburkan siswanya, pada Senin (23/9/2019)

Tribun Pontianak/Anesh Viduka
Kawasan Jalan Gajahmada, Kota Pontianak, yang?diselimuti kabut?asap?tebal akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sejumlah wilayah di Kalimantan Barat, Jumat (20/9/2019). Tribun Pontianak/Anesh Viduka 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kualitas Udara Berbahaya, 8 Daerah di Sumbar Liburkan Sekolah

Banyak anak-anak terpapar asap

Warga berjalan di kawasan Alun-alun Kapuas, Kota Pontianak, dengan kondisi udara yang?diselimuti kabut?asap?tebal akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sejumlah wilayah di Kalimantan Barat, Jumat (20/9/2019). Tribun Pontianak/Anesh Viduka
Warga berjalan di kawasan Alun-alun Kapuas, Kota Pontianak, dengan kondisi udara yang?diselimuti kabut?asap?tebal akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sejumlah wilayah di Kalimantan Barat, Jumat (20/9/2019). Tribun Pontianak/Anesh Viduka (Tribun Pontianak/Anesh Viduka)

Pemerintahan Presiden Joko Widodo diharapkan bisa memberi perhatian lebih kepada korban terdampak kabut asap di Riau, khususnya anak-anak.

Alasannya, karena kondisi udara di wilayah tersebut sudah terlalu mengkhawatirkan. Apalagi, berdasarkan data Indeks Standard Pencemaran Udara (ISPU), polusi kabut asap di Pekanbaru berada pada status "tidak sehat".

Ketua Yayasan Anak Masa Depan Indonesia (AMDI), Clara Tampubolon meminta kepada pemerintah untuk serius menangani kesehatan bagi anak kecil, terutama balita.

"Jangan sampai kasus Elsa Pitaloka dan M Husein Saputra kembali terjadi," ungkap Clara saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Minggu (22/9/2019).

Baca: Diisukan Digugat Cerai Galih Ginanjar, Barbie Kumalasari Beberkan Ini: Kayak Anak Kecil

Baca: Prediksi Susunan Pemain Sevilla vs Real Madrid Liga Spanyol 2019, Menanti Kebangkitan Los Blancos

Baca: 10 Kelakuan Penumpang Pesawat Paling Dibenci Pramugari

Sebagaimana diketahui, Elsa (4 bulan) menghembuskan napas terakhirnya lantaran mengidap radang paru-paru dan radang selaput otak.

Ia juga terkena infeksi pernapasan akut akibat terpapar polusi asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Sedangkan Husein, adalah bayi berusia 28 hari yang meninggal usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Muhammadiyah, Palembang, pada Selasa (6/10) lalu.

Husein menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), karena diduga terpapar kabut asap di Palembang.

Clara mengungkap, masih banyak nama-nama anak kecil lainnya yang sedang menghadapi kondisi serupa.

Maka dari itu, pemerintah diharapkan bertindak cepat untuk membantu meringankan beban anak-anak kecil tersebut. Sebab tidak seharusnya mereka di usia yang begitu kecil, harus menghadapi dampak kabut asap.

Ditambah, anak kecil belum punya ketahanan tubuh layaknya orang dewasa.

"Sederet nama nama lain dari anak anak yang terkena gangguan kesehatan dan pernapasan akibat paparan asap kebakaran tentu masih banyak lagi. Pemerintah harus memberikan perhatian khusus pada mereka. Karena anak anak masih belum memiliki ketahanan tubuh seperti orang dewasa," ungkap dia.

AMDI bukan tanpa tindakan. Clara menjelaskan pihaknya telah menerjunkan tim untuk membantu anak-anak yang terpapar asap karhutla. Pemberian bantuan kesehatan dari AMDI kepada warga di Riau, meliputi masker N95, nebulizer, hingga vitamin.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved