Minggu, 5 Oktober 2025

Ganjar Ungkap Praktik Curang Pabrik Buang Limbah ke Sungai Bengawan Solo

Ada 'pipa siluman', masuknya ke bawah (sungai). Kami tidak pernah tahu, ternyata di bawah.

Editor: Sugiyarto
Glery Lazuardi/Tribunnews.com
Ganjar Pranowo 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indarparawansa untuk mengatasi pencemaran di sungai Bengawan Solo.

Orang nomor satu di Jateng itu mengatakan pencemaran diduga karena ada pipa saluran pembuangan dari industri yang mengarah ke sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut.

Ganjar menyebut sebagai pipa siluman.

Ia mengajak Khofifah untuk bersama-sama menangani persoalan di Bengawan Solo.

"Jadi tidak hanya di Blora (Jateng).

Pas takziah Pak Habibie ketemu mbak Khofifah untuk bareng-bareng diselesaikan.

Tadi malam saya rapat persiapan kongres sampah juga bahas itu," kata Ganjar melalui siaran tertulis, Jumat (13/9/2019).

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, kata Ganjar masih bekerja terkait pencemaran di Bengawan Solo.

"Ada 'pipa siluman', masuknya ke bawah (sungai). Kami tidak pernah tahu, ternyata di bawah.

Kami akan edukasi agar pabrik-pabrik membuat IPAL," jelasnya.

Untuk letak tepatnya pipa-pipa siluman itu Ganjar mengatakan belum mengetahui persis.

Namun ia meyakini tidak hanya satu titik.

"Belum tahu (lokasi tepatnya). Ada di beberapa tempat.

Kalau menemukan air hitam, merah, dan tiba- tiba biru itu benar-benar tercemar," tegasnya.

Untuk diketahui, aliran Sungai Bengawan Solo yang melintasi wilayah Kecamatan Cepu, Blora, tercemar parah.

Kondisi air berwarna hitam pekat, berbusa, bahkan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Kepala DLHK Jateng, Teguh Dwi Paryono, menuturkan berdasarkan pemeriksaan pencemaran diduga berasal dari limbah ciu atau alkohol yang ada di Sukoharjo.

"Kami akan melakukan pendampingan dengan pelaku usaha setempat agar mereja membuang limbahnya ke saluran IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah) komunal yang sudah ada," ucapnya.

Selama ini, kata dia, pelaku usaha enggan membuang limbah ke IPAL lantaran untuk operasionalnya dibutuhkan biaya besar.

IPAL dilengkapi cairan kimia yang dapat menetralisir limbah supaya tidak mengganggu lingkungan.

Menurutnya, pencemaran air sungai tidak hanya di Bengawan Solo, namun juga di sungai- sungai yang ada di Pekalongan.

Air berwarna hitam sepekat jelaga mengalir.

DLHK akan terus melakukan pendampingan dengan memberikan bantuan berupa IPAL.

"Kami sudah memberikan IPAL pada perajin batik di Kebumen.

Gunanya untuk mengolah buangan sisa produksi," imbuhnya.

Sementara, Ketua Paguyuban Pengrajin Alkohol Bekonang, Sabariyono, mengakui ada IPAL komunal yang telah dibangun.

Namun, tidak semua pelaku usaha menggunakannya.

Meskipun sudah diperingatkan agar dibuang di IPAL, tetap saja ada yang membandel.

"Meskipun sebagai ketua, ketika saya memperingatkan mereka, kadang ada yang marah, jengkel.

Akhirnya ya saya susah sendiri harus bagaimana," ucapnya ketika dihubungi.

Berdasarkan data yang dimilikinya, ada sekitar 50 perajin di Desa Bekonang yang memproduksi ciu atau alkohol.

Menurutnya, ada puluhan perajin lagi yang merupakan warga di Kecamatan Polokarto Sukoharjo.

Satu perajin bisa menghasilkan alkohol sebanyak 25- 30 liter perhari.

Ia menambahkan, selain disalurkan melalui IPAL, selama ini limbah produksi alokohol yang ada di pabriknya, ditampung dan diolah untuk dijadikan pupuk organik yang dinamakan Ciunik.

"Pupuk ini sudah saya gunakan sendiri di sawah padi. Hasilnya bagus," ujarnya.(mam)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Ganjar Bongkar Praktik Curang Pabrik Buang Limbah ke Sungai Bengawan Solo, Selama Ini Tak Ketahuan, https://jateng.tribunnews.com/2019/09/13/ganjar-bongkar-praktik-curang-pabrik-buang-limbah-ke-sungai-bengawan-solo-selama-ini-tak-ketahuan?page=all.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved