Rusuh di Papua
Lebih dari 800 Mahasiswa Papua Pulang Kampung, Klarifikasi MRP hingga TNI Siapkan Hercules
Berita terkini Papua, Majelis Rakyat Papua (MRP) memberikan klarifikasi atas terjadinya gelombang mahasiswa Papua pulang kampung
Berita terkini Papua, MRP memberikan klarifikasi atas terjadinya gelombang mahasiswa Papua pulang kampung
TRIBUNNEWS.COM - Majelis Rakyat Papua (MRP), anggota dewan yang beranggotakan warga asli Papua, memberikan klarifikasi soal ratusan mahasiswa Papua yang memilih pulang kampung.
Dari data terakhir yang disebut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, sudah sekitar 830 mahasiswa Papua kembali ke tempat asalnya.
Sementara, Wiranto mengatakan TNI menyiapkan pesawat Hercules untuk mengangkut mahasiswa yang ingin kembali ke tempat belajar.
Berikut rangkuman terkini berita ratusan mahasiswa Papua yang pulang kampung sebagaimana dihimpun Tribunnews.com, Selasa (10/9/2019):
1. Klarifikasi MRP
Dalam keterangannya, Ketua MRP, Timotius Murib membantah kepulangan ratusan mahasiswa Papua ke daerah asalnya, lantaran maklumat yang pernah dikeluarkan MRP pada 21 Agustus 2019.
"MRP dalam mengeluarkan maklumat telah melalui proses dan prosedur yang berlaku, tidak ada tekanan," ujar Timotius di Jayapura, Selasa (10/9/2019).
Menurut Timotius, maklumat itu merupakan keputusan dari 28 kabupaten/kota.
Sebanyak 50 anggota MRP menyikapi situasi yang mengancam kehidupan mahasiswa Papua yang sedang menempuh pendidikan di luar Papua.
"Kami menyikapi situasi yang mengancam adik-adik kami di kota studi dan MRP juga terdesak dengan demo (19 Agustus), sehingga MRP segera mengeluarkan maklumat agar mereka lebih tenang," tutur Timotius dikutip dari Kompas.com

Timotius menolak anggapan bahwa maklumat yang dikeluarkan MRP dibuat secara terburu-buru, sehingga mendorong para mahasiswa tersebut pulang kampung.
Timotius menegaskan, maklumat tersebut harus dibaca secara utuh dan tidak dimaksudkan untuk mendorong para mahasiswa meninggalkan tempat studinya.
Menurut Timotius, walau bagaimanapun, mahasiswa yang sudah pulang ke Papua harus diperhatikan dan segera dicarikan solusi mengenai kelanjutan menempuh program studi.
Ia pun meminta mahasiswa asal Papua yang saat ini masih berada di tempat studinya untuk tidak mengikuti jejak teman-temannya yang lebih dulu pulang kampung.
"Bagi mereka yang rasa aman, biar saja mereka melanjutkan kuliah di tempat studi mereka. Bagi mereka yang pulang itu lah yang kita carikan solusi terbaik," kata Timotius.
Dari data terakhir yang disebut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, sudah sekitar 830 mahasiswa Papua kembali ke tempat asalnya.
Dari total tersebut, tidak semua mahasiswa kuliah dengan biaya dari Pemerintah Provinsi Papua.
Sebagian bersekolah dengan beasiswa dari pemerintah kabupaten/kota di Papua.
2. MRP Sebut kepulangan Mahasiswa Papua seperti Musibah Baru
MRP menganggap pulangnya 830 mahasiswa asal Papua seperti musibah baru.
"Ini (bisa) dikatakan seperti satu musibah baru yang tidak disangka oleh semua pihak termasuk MRP. Kami berharap Papua dan Papua Barat kita kerja sama dalam rangka menangani kepentingan adik-adik kita untuk perkuliahan mereka," ujar Ketua MRP Timotius Murib, di Jayapura, Selasa (10/9/2019) dikutip dari Kompas.com.
Timotius mengatakan, MRP sudah membangun komunikasi dengan eksekutif dan legislatif.
Hal itu untuk mengatasi persoalan baru akibat kepulangan ratusan mahasiswa ke Papua.
Menurut Timotius, walau bagaimanapun mahasiswa yang sudah pulang ke Papua harus diperhatikan dan segera dicarikan solusi mengenai kelanjutan perkuliahannya.
Terkait adanya seruan agar para mahasiswa Papua yang sudah pulang kampung untuk kembali ke tempat studinya, Timotius menyatakan hal tersebut bisa saja disampaikan.
Namun, menurut Timotius, hingga kini belum ada pihak yang mengajak MRP berkomunikasi mengenai seruan tersebut.
"Kami juga mendapatkan informasi bahwa ada seruan dari TNI-Polri tentang seruan bagi adik-adik kita kembali ke tempat studi, tapi sejauh ini tidak ada komunikasi dengan MRP," kata dia.

Pada 8 September 2019, Timotius sempat menyatakan bahwa maklumat yang dibuat MRP adalah tindak lanjut dari aspirasi dari para pendemo di Kantor Gubernur Papua, pada 19 Agustus 2019.
"Berdasarkan aspirasi tersebut, maka MRP mengeluarkan maklumat (pada 21 Agustus), apabila adik-adik mahasiswa dan mahasiswi tidak merasa nyaman, tidak ada perlindungan dari provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia, maka kami akan minta untuk pulang. Setelah pulang, mereka lanjutkan pendidikan di Tanah Papua," tutur Timotius.
Timotius menyebut, sudah ada utusan dari Kapolri yang merupakan mantan Kapolda Papua, yang meminta MRP meninjau kembali maklumat tersebut.
Menurut dia, MRP akan mengkaji ulang maklumat tersebut.
"Kami akan menggelar rapat untuk melihat kembali maklumat kita karena jangan-jangan maklumat kita itu dijadikan dasar oleh adik-adik kita pulang," kata Timotius.
3. Tanggapan Perguruan Tinggi di Papua
Kalangan perguruan tinggi di Papua memberi tanggapan atas pulangnya ratusan mahasiswa Papua.
"Kita lihat bersama, ini sudah memasuki tahun ajaran baru dan sudah mulai belajar mengajar. Dengan demikian, secara gelondongan kita akan menerima mahasiswa sebanyak itu," ujar Pembantu Rektor III Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) Isak Rumbarar, di Jayapura, Selasa (10/9/2019 dikutip dari Kompas.com.

Ia mengingatkan, niat baik pemerintah daerah setempat, MRP dan DPR Papua untuk memindahkan para mahasiswa tersebut di universitas setempat, harus dikaji kembali.
Bukan hanya karena jumlahnya yang cukup banyak, tetapi juga ada aturan yang harus dipenuhi.
"Kami tetap pada aturan bahwa ketika seseorang pindah dari perguran tinggi asal maka ada persyaratan-persyaratan yang perlu dipenuhi dan saat di kampus kami akan dilakukan konversi dan sebagainya," tutur Isak.
4. TNI Siapkan Hercules untuk Angkut Balik Mahasiswa Papua
Menteri Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyatakan, Panglima TNI Hadi Tjahjanto akan mengirim pesawat Hercules untuk mengangkut mahasiswa Papua dan Papua Barat yang akan pulang kampung dari sejumlah daerah lain di Indonesia.
"Atas prakarasa Panglima TNI, disiapkan angkutan Hercules untuk bisa mengangkut mereka kembali ke tempat belajar," ujar Wiranto sebelum rapat koordinasi perkembangan dan situasi terkini Papua dan Papua Barat di Kemenkopolhukam, Senin (9/9/2019).
Para mahasiswa asal Papua dan Papua Barat yang belajar di sejumlah daerah di Indonesia berbondong-bondong pulang kampung ke daerah asal mereka.
Wiranto mengatakan, kepulangan mereka tersebut dibiayai oleh orangtua masing-masing dengan alasan adanya kekhawatiran perlakuan yang sewenang-wenang dari masyarakat sekitar.
"Ini isunya, isu yang digulirkan yang sampai ke orang tua di sana sehingga mereka menarik anak-anaknya kembali ke Papua dan Papua Barat," kata dia.

Namun, setelah dijelaskan dan disampaikan fakta-fakta sesungguhnya, kata Wiranto, para mahasiswa tersebut menyesal telah pulang kampung.
Hal tersebut karena isu yang mereka dengar tidak benar sehingga mereka ingin kembali ke tempat mereka belajar sebelum pulang ke Papua dan Papua Barat.
Menurut Wiranto, rencana penarikan kembali para mahasiswa asal Papua dan Papua Barat itu ke daerah tempat mereka belajar disertai dengan jaminan dari pejabat daerah setempat.
Jaminan tersebut bahwa mahasiswa Papua dan Papua Barat di tempat mereka belajar tidak akan ada tekanan apa pun dan tak ada masyarakat yang mengganggu dan menempatkan mereka sebagai orang lain.
"Dititipkan kepada pejabat dimana mereka belajar untuk melindungi, merawat, memperlakukan mereka sebagai keluarga di daerah mereka belajar," ucap dia.
Persoalan pulang kampungnya mahasiswa asal Papua dan Papua Barat itu menjadi salah satu konsern dari Presiden Jokowi terkait persoalan Papua.
(Kompas.com/Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi)