Calon Pengantin di Aceh Gantung Diri, Lia Tak Pernah Panggil Mama hingga Misteri Selendang Merah
Jelang Menikah Calon Pengantin di Aceh Tewas Gantung Diri, Lia Tak Pernah Panggil Mama hingga Misteri Selendang Merah
Kejanggalan Calon Pengantin di Aceh Tewas Gantung Diri, Lia Tak Pernah Panggil Mama hingga Misteri Selendang Merah
TRIBUNNEWS.COM - Lia Yulrifa (25) ditemukan tewas gantung diri di rumah kontrakannya Meunasah Papeun, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Rabu (21/8/2019) siang.
Kematian Lia Yulrifa, gadis asal Gampong Kuta Trieng, Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya ini cukup menggagetkan.
Lia Yulrifa ditemukan pertama kali oleh temannya Putri Eliza (19), yang juga mahasiswi asal Nagan Raya yang saat itu ingin menyuci baju ke rumah kontrakan korban.
Pasalnya, Lia Yulrifa akan melangsungkan pernikahan yang rencananya akan digelar hari ini, Jumat (23/8/2019).
Sepucuk surat ditemukan di dekat lokasi Lia Yulrifa gantung diri.
Dari foto isi surat yang beredar dan ikut diterima Serambinews.com, bertuliskan kata-kata yang diduga milik Lia Yulrifa dan ditulis oleh korban sebagai surat terakhirnya.
Berikut isi surat tersebut:

Dari foto isi surat yang beredar bertuliskan kata-kata yang diduga milik Lia Yulrifa dan ditulis oleh korban sebagai surat terakhirnya. (Foto Beredar di Group WhatsApp) (Serambinews.com)
'Mama Maafin Lia.
Lia Sudah Buntu Jalannya. Lia Rasa ini adalah jalan satu-satunya untuk menebus kesalahan yang ada pada bang hendra. Lia sudah ingkar janji sama mama dan bang hendra. Maafin Lia Ma, Ayah, Adek kakan Eza. Lia sayang kali sama mama, ayah dan adek Lia, tapi Lia belum bisa membahagiakan kalian. Maaf'.
Baca: Akibat Kebakaran Hutan Amazon, Kini Presiden Brasil dan Prancis Bertengkar
Baca: Ini Deretan Kontroversi Aceng Fikri Terkait Hubungannya dengan Kaum Hawa
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto SH melalui Kapolsek Krueng Barona Jaya, Iptu M Hasan mengatakan, surat yang tertulis di sehelai kertas tersebut ditemukan di lokasi mayat gadis tersebut ditemukan meninggal tergantung, plus sebuah pulpen.
Tapi, Iptu Hasan mengaku tidak berani berkomentar terlalu jauh mengenai isi surat tersebut, termasuk siapa yang menuliskannya.
Menanggapi penemuan surat tersebut, pihak keluarga mengatakan, jika terdapat beberapa kejanggalan dalam surat tersebut.
Mulai dari selendang merah dan surat peninggalan itu.