Rusuh di Papua
Rusuh di Papua: Massa di Sorong Kembali Blokade Jalan Selasa Pagi, Polri Buru Pelaku Rasisme
BERITA TERKINI Kerusuhan di Papua, massa kembali blokade jalan Selasa pagi hingga pelaku dugaan rasisme diburu.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Irjen Luki Hermawan, mengungkapkan akan menyelidiki kasus ucapan rasialis yang dilakukan oknum tertentu pada mahasiswa Papua di Surabaya.
Mengutip dari Kompas.com, pihaknya tengah mendalami dugaan makian yang terekam di beberapa video viral di media sosial.
"Kita lagi selidiki dan kita akan komunikasikan dengan pihak-pihak instansi terkait," ungkap Luki, Selasa (20/8/2019).
Terkait hal tersebut, Luki juga menyebutkan pihaknya telah meminta keterangan pada sejumlah saksi terkait ucapan rasial.
Juga soal dugaan pengrusakan dan pembuangan bendera Merah Putih ke selokan.
Baca: Pasca Kerusuhan, Lenis Kogoya Akan Ajak Jokowi ke Bumi Cendrawasih
Baca: Menkopolhukam Pesan Saling Memaafkan dan Sabar Sikapi Kasus Papua
"Sudah. Pemeriksaan saksi-saksi terkait bendera dan lainnya sudah kami periksa," tandas Luki.
4. Polri buru pelaku rasisme

Tak hanya Polda Jatim, Polri juga turun tangan memburu pelaku dugaan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, mengatakan pihaknya memulai penyelidikan melalui video viral di media sosial.
Dalam video tersebut, menampilan situasi ketika mahasiswa Papua di Surabaya didatangi sejumlah ormas, personel Polri dan TNI terkait dugaan pengrusakan bendera Merah Putih, Jumat (16/8/2019).
"Nanti akan kami coba dalami lagi. Alat bukti dari video itu dulu. Video itu didalami dulu, setelah itu barulah siapa orang-orang atau oknum-oknum yang terlibat menyampaikan diksi dalam narasi (rasisme) seperti itu," tutur Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (19/8/2019), seperti dilansir Kompas.com.
Selain pelaku ucapan rasialis, Polri juga akan memburu penyebar video di media sosial.
"Akun yang menyebarkan video itu mengakibatkan kegaduhan di medsos maupun tindakan kerusuhan yang dilakukan kelompok orang yang memang terprovokasi oleh diksi dalam narasi yang disampaikan oknum tersebut," ujar Dedi.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)