Polsek Wonokromo Diserang
Fakta Baru Penyerangan Polsek Wonokromo, Pelaku Belajar Aksi Terorisme dari Konten Media Sosial
Mapolsek Wonokromo,Surabaya mendapat penyerangan oleh seorang terduga teroris pada Sabtu (18/8/2019). Berikut fakta-fakta penyerangan polsek Wonokromo
Tempat kos yang dihuni keluarga tersebut kini diberi garis polisi dan tertutup rapat.
"Tadi dijemput dinaikkan mobil warna hitam. Tadi juga membawa tas," kata Ainul Arif, ketua RT 03/RW 02, Sidosermo, Kecamatan Wonokromo.
IM sendiri lebih dikenal dengan nama Ali di tempat kosnya.
Dia adalah migran dari Kabupaten Sumenep, Madura.
"Sehari-harinya berjualan jajan sempol dan makaroni," ujar Ainul.
Baca: Keseharian Terduga Teroris Penyerangan Polsek Wonokromo, Kerja Jual Sempol, Tetangga Lihat Perubahan
5. Terduga Belajar Terorisme lewat Facebook
Densus 88 saat ini masih mendalami dari jaringan mana pelaku berasal.
Kepolisian baru menyita sejumlah barang bukti berupa pistol airgun, dua senjata tajam, katapel, dan kertas print bergambar mirip lambang organisasi radikal.
Diberitakan KompasTv, berdasar hasil penyidikan sementara, pelaku penyerangan anggota Polsek Wonokromo Surabaya, tersangka mengakui melakukan aksi teror setelah belajar dari konten yang ada di media sosial.
Informasi yang dihimpun, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan dari pemeriksaan sementara pelaku diketahui belajar dari medsos.
"Pelaku belajar dari media sosial Facebook," tegas Barung, Sabtu (17/8/2019).
Barung menegaskan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan secara komprehensif.
"Pelaku penyerangan itu perseorangan," ucap Barung.
Hingga kini pengembangan kasus penyerangan anggota Polsek Wonokromo, surabaya terus dilakukan oleh tim Densus 88 anti teror.

(Tribunnews.com/tio)