Jumat, 3 Oktober 2025

Gempa di Banten

KABAR TERBARU Gempa Banten, BMKG Revisi Magnitudo hingga Data Kerusakan Sementara

Berikut ini kabar terbaru dari gempa di Banten Jumat (2/8/2019) malam, BMKG Revisi Magnitudo hingga data kerusakan sementara akibat gempa

USGS
Berikut ini kabar terbaru dari gempa di Banten Jumat (2/8/2019) malam, BMKG Revisi Magnitudo hingga data kerusakan sementara akibat gempa 

Selain itu kerusakan di kabupaten ini juga terjadi di Kecamatan Cipatat dan Cililin.

Satu rumah rusak ringan di Desa Cirawa Mekar Kecamatan Cipatat, sedangkan 4 lainnya di Kecamatan Cililin.

Sementara itu, dua unit rumah mengalami rusak ringan dan rusak sedang di Kabupaten Sukabumi.

Rincian kerusakan 1 unit di Desa Jayabakti Kecamatan Cidahu dan 1 lagi di Desa Sukatani, Kecamatan Parakansalak. Kerusakan juga terjadi pada bangunan Majelis Ta’lim di Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, dengan kategori rusak ringan.

Di Kota Bogor, BPBD setempat melaporkan 1 unit rumah mengalami retak-retak.

Gempa dipucu lempeng Indo-Australia

Baca: Warga Sumur Ceritakan Detik-detik Gempa 7,4 SR: Gelap Gulita, Terdengar Suara Gemuruh

Daryono mengatakan bahwa jenis gempa malam tadi adalam gempa tektonik di Samudera Hindia Selatan Selat Sunda.

Episenter terletak pada koordinat 7,32 LS dan 104,75 BT atau tepatnya berlakasi di laut pada jarak 164 km arah barat daya kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, pada kedalaman 48 km.

Gempa terasa hingga Yogyakarta dan Mataram

Baca: Video dan Foto Data Korban Gempa Banten versi BNPB dan Alasan Pakar UGM Sebut Tak Berpotensi Tsunami

Gempa malam tadi terasa cukup lama di Jakarta dan Lampung.

Bahkan, gempa juga dirasakan hingga Yogyakarta, Banyuwangi, dan Mataram.

Dikutip dari Kompas.com, Gayatri Indah Marliyani, ektonik Aktif Geologi Gempa Bumi dari Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM, mengatakan, sebaran getaran gempa tidak hanya terasa sampai Yogyakarta, Banyuwangi, tapi juga sampai Mataran.

"Karakteristik gempa merata seperti itu, biasanya (pusat) gempanya ada di bagian dalam dari zona subduksi. Atau istilah geologinya intra-slab," ujar Gayatri dihubungi Kompas.com, Jumat (2/8/2019)

Hal tersebut bisa terjadi karena ada lempeng samudera yang pecah, retak, atau patah hingga hiposenter agak dalam dan getarannya bisa terasa sampai ratusan bahkan mungkin ribuan kilometer.

Ia juga menerangkan bahwa untuk karakteristik gempa dengan kedalaman seperti itu umumnya sesar tidak bisa dipetakan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved