Anna Tak Sadar Membawa Komplotan Pelaku Hipnotis Cairkan Dananya di Bank Rp 325 Juta
Uang milik Anna yang disimpan di bank raib Rp 325 juta dibawa komplotan penghipnotis.
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Komplotan penipu dengan cara menghipnotis beraksi. Pelaku memperdaya korban hingga mau mengambil uang ratusan juta rupiah dari tabungan di bank dan menyerahkan secara cuma-cuma ke tangan pelaku.
Salah satu korbannya Anna Sinuraya (70), warga Kecamatan Medan Selayang.
Uangnya raib Rp 325 juta dibawa komplotan penghipnotis.
Peristiwa bermula, pada Selasa (16/7/2019), saat itu Anna hendak ke pasar untuk belanja kebutuhan pokok di seputaran Jalan Jamin Ginting.
Tiba-tiba dia dihampiri seorang laki laki dan menanyakan lokasi jalan di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.
Tanpa berprasangka buruk, Anna lantas memberitahukan bahwa lokasi itu sangat jauh dari Medan.
Tak lama berselang, datang seorang perempuan ikut nimbrung bicara.
"Benar pak ini jauh kata ibu tadi," ucap wanita yang diduga komplotan.
"Kau bantulah bapak ini, dia enggak orang sini, bantulah, gitu aja saya bilang sama perempuan itu," ujar Anna saat menyampaikan keterangan di Kantor Pusat Bantuan Hukum (PBH) Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Medan, Jumat (2/8/2019) kemarin.
Tak lama kemudian, wanita yang menghampiri Anna menyapa seorang pria yang kebetulan lewat dengan mengendarai mobil bersama sopirnya.
Wanita itu mengatakan pria yang ditegurnya karyawan bank swasta.
Kemudian wanita itu bercerita dirinya kerap meminjam uang kepada lelaki yang disapanya itu untuk kepentingan bisnis showroom.
Hingga laki laki itu akhirnya ikut nimbrung dalam percakapan.
"Lalu tiba-tiba laki-laki yang pertama saya temui, berkata sedang menyuruh seorang perempuan menukarkan uang seribu dolar, sudah dua jam katanya dia menunggu," katanya.
"Tiba-tiba perempuan yang saya temui bilang ‘wanita hotel itu pak, ya sudah kita keluar aja ke arah Bank BRI dekat sini kita cari mereka," sambungnya.
Ketiga orang yang tidak dikenal itu, lantas membujuk Anna untuk ikut ke Bank BRI. Dengan alasan menolong laki-laki yang pertama dijumpai.
Anna pun menuruti permintaan ketiga orang tersebut.

"Diajak saya, terus entah kenapa saya menurut padahal mau belanja. Jadi kami naik mobil. Lalu kata lelaki yang pertama yang kenal kepada wanita itu, bilang gini aja, kalau ada uangmu di bank (pinjam) aja uangmu dulu nanti kita cairkan sekaligus. Ada uangku Rp 100 juta kok di Bank BRI, kata perempuan yang baru ku kenal," tutur Anna.
Kemudian, perempuan yang bersama Anna turun ke Bank BRI di wilayah Kelurahan Sari Rejo.
Sementara Anna di dalam mobil bersama dua orang yang baru dikenalnya plus supir yang membawa mobil.
"Saya tak tahu transaksi di dalam atau uang diambilnya ke dalam bank kita tak tahu. Setelah itu dibawanya Rp 100 juta, uang itu dikasih ke orang asing pertama. Lalu orang asing itu berkata nanti kubayar Rp 150 juta. Lumayan kata perempuan tadi, jadi bisa aku buka showroom lagi ada modalku Rp 50 juta," ujar Anna menceritakan sekelumit kisah yang dialaminya.
Setelah itu, Anna ditawari perempuan yang ditemuinya, untuk mengikuti caranya.
"Bagaimana kalau ibu melakukannya. Ada kan uang ibu kan lumayan. Biar sepertiku dari Rp 100 juta jadi Rp 150 juta’, begitu katanya," sebut Anna.
Saat itu Anna menurut saja apa mau pelaku dan pulang mengambil rekening tabungan bank BNI dan BRI di rumahnya.
Baca: Sebelum Ditemukan Tewas di Dalam Sumur, Rahmad Pamit pada Ibunya Mau Beli Motor Bekas
"Saya dibawa ke BRI Tanjung Rejo di situ saya sudah enggak tahu. Saya pikir di BRI Jalan Jamin Ginting. Jadi dicairkanlah uang di sana Rp 75 juta," ingat Anna.
Setelahnya, Anna bersama para pelaku datang ke BNI USU untuk mencairkan deposito dan tabungannya.
"Jadi kata pegawai kok diambil, kan belum jatuh tempo. Terus dijawab perempuan tadi ‘Iya mau bangun rumah, ia kubilang lah. Terus dicairkanlah uang tadi Rp 250 juta," kata Anna.
Usai mengambil uang, Anna kembali naik mobil bersama komplotan pelaku hipnotis.
Kemudian para pelaku mengajak korban untuk membeli buah lantaran pelaku yang mengaku pegawai bank BRI mengaku lapar dan seorang vegetarian.
"Kami pergi ke tokoh buah di Kelurahan Tanjung rejo. Terus saya bilang gimana mau makan buah, pisau tak ada belum dicuci," ucap Anna.
"Enggak apa-apa buk pertolongan pertama saja ini," sahut wanita komplotan hipnotis.
Setelah itu, perempuan itu permisi ke toilet, sementara Anna dibiarkan memilih buah.
Anna ingat saat itu, dia memasukkan buah apel, pir, anggur ke keranjang.
Namun wanita tadi tak kunjung datang. Anna mulai resah kenapa wanita itu tak balik-balik dari toilet.
Karena curiga Anna mencari wanita itu diluar, namun setiap orang yang ditanyanya tak ada yang mengetahui.
Baca: Misteri Pembunuhan Amelia Mahasiswi Lulusan IPB Mulai Terkuak, Pelakunya Tertangkap di Cianjur
"Saya terus minta tolong sama penjaga toko dan diantarkan ke kamar mandi. Pas saya lihat sama karyawan toko ke toilet, wanita itu tidak ada," kata Anna.
Saat itulah Anna mulai sadar bahwa dirinya telah terkena hipnotis. Ia mengaku bingung dan tak tahu harus berbuat apa.
"Aduh sudah kena tipu saya ini. Kemudian saya lari ke depan dan orang berdatangan. Kalian bantulah saya tolong. Saya sudah kena hipnotis. Bantulah saya, habis uang saya sama mereka. Bantulah saya tolong," ucap Anna memelas meminta bantuan.
Tak lama kemudian, datang sepasang suami istri yang hendak berbelanja membantu menelepon anaknya. Kebetulan nomor HP anak Anna tersimpan di dompetnya.
Sedangkan uang yang diambilnya di bank. Raib dibawa komplotan pelaku.
Setelah bertemu dengan anaknya dan berkeluh-kesah tentang kejadian yang baru dialaminya, Anna lalu melaporkan peristiwa tidak mengenakan itu ke Polsek Medan Sunggal.
Ketua PBH Peradi Medan, Rumintang Naibaho mengatakan bahwa modus hipnotis seperti ini bukan sekali terjadi.
Dari laporan ke Peradi sudah ada tiga korban yang mengadu termasuk Anna. Para korban rata-rata lansia yang sudah berkepala enam.
Atas peristiwa ini, Rumintang meminta pihak kepolisian lebih cermat dan maksimal dalam menyelesaikannya karena ini termasuk kasus yang rumit.
Baca: Pelaku Perusakan Rumah Menteri Susi Ditangkap, Ibunda Mengaku AS Sangat Membenci Bu Susi
"Karena tidak ada disebutkan pasal hipnotis. Tapi akan mengarah 378 karena dia merayu membujuk supaya, menyerahkan uangnya ke orang yang dihipnotis sasaranya ke situ," kata Rumintang.
Rumintang meminta pihak kepolisian untuk melihat CCTV Bank, agar diketahui korban saat mengambil uang didampingi oleh siapa saja.
"Ini tidak penipuan biasa, jadi harus dipahami. Kalau penipuan biasa sudah jelas siapa penipu dan siapa yang ditipu. Kalau ini penipuan dengan cara hipnotis,"’ jelas Rumintang.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Sunggal Iptu Syarif Ginting saat dikonformasi membenarkan adanya laporan yang masuk dari korban hipnotis.
"Laporan baru ada satu. Korbannya sudah tua. Saat ini kita sedang melakukan penyelidikan," kata Syarif, Sabtu (3/8/20219).
Syarif menjelaskan bahwa baru satu laporan yang masuk perihal kasus tersebut. Saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan untuk mencari bukti-bukti.
"Jadi, kita sedang mengumpulkan bukti. Seperti berdasarkan CCTV, kita akan mencari di tempat mana saja korban mengambil uang. Pokoknya masih dalam pengembangan,” tutup Syarif. (mak/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Korban Hipnotis Anna Serahkan Uang Rp 325 juta, Pelaku Temani Korban Cairkan Tabungan