Selasa, 7 Oktober 2025

Benarkah Pendaki Bersetubuh Demi Atasi Hipotermia di Gunung Rinjani? Ini Reaksi Pengelola

Benarkah kisah tersebut terjadi di Gunung Rinjani? Lalu apakah betul metode tersebut?

TRIBUN JATENG/WAHYU SULISTIYAWAN
Sejumlah pendaki melintasi jalur terjal menuju puncak Gunung Rinjani, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (30/12/2014). Puncak Gunung Rinjani menjadi tujuan para pendaki dari berbagai daerah dan negara untuk merayakan pergantian tahun 2015. 

"Orang mendaki inikan harus persiapan makanya ketika check in pack in dan pack out itu untuk pengecekan barang yang akan naik itu kan juga harus ada standarnya yang harus dipenuhi. Kalau naik tanpa bekal dan segala macam kan itu konyol juga," katanya.

Cara cegah hipotermia

Anggota senior Mapala Universitas Indonesia Adi Seno Sosromulyono menjelaskan metode skin to skin memang salah satu cara untuk mengatasi hipotermia, tapi tidak disetubuhi.

“Cukup berpelukan dalam kantung tidur atau selimut agar panas tubuh penyelamat berpindah ke penyitas atau penderita. Tapi metode ini dipilih jika sudah parah saja,” jelas Adi Seno.

Ia juga menjelaskan ada beberapa gejala hipotermia antara lain menggigil, mengigau, tidak fokus, bahkan pingsan.

"Saat menggigil, ini adalah usaha tubuh menaikkan suhu tubuhnya sendiri yang artinya suhu inti menurun," jelasnya.

Pendaki yang rawan terserang hipotermia.
Pendaki yang rawan terserang hipotermia. (KOMPAS.COM)

Jika terdeteksi gejala hipotermia maka harus segera dilakukan pencegahan seperti pakaian penyitas diganti dengan pakaian yang kering dan hangat, masuk sleeping bag atau selimut thermal serta diberi asupan makanan minuman hangat.

Jika sedang berada di di suhu rendah, basah atau angin yang kencang, sesama pendaki juga harus saling memperhatikan gejala hipotermia ke masing-masing rekannya dan diri sendiri.

"Jika ujung-ujung tubuh seperti tangan, kaki, telinga, hidung terasa beku, maka itu awal hipotermia. Bisa juga dalam lingkungan es salju sengatan beku atau frost bite. Dan hipotermia ini tidak terjadi tiba-tiba. Selalu ada gejala," jelas Adi Seno.

Untuk menghindari hipotermia, menurut Adi Seno, sebaiknya pendaki menghindari cuaca ekstrem dengan berlindung di tenda dan mengenakan pakaian dan perlengkapan yang sesuai.

Selain itu asupan juga harus cukup sekitar 2.000 hingga 4.000 kalori.

Pendaki juga bisa bergerak  karena akan menghasilkan panas yang tersimpan dalam pakaian pelindung yang memadai seperti jaket dan sarung tangan.

"Jika bergerak harus tahu arah dan tujuannya serta ada perlindungan. Saat bergerak memang cadangan energi tersalurkan tapi bisa ditambah dengan konsumsi snack. Bergerak ini juga untuk mempercepat ke tempat terlindung," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Sudiyono mengatakan, di Gunung Rinjani terdapat  bungker, yaitu tempat yang permanen untuk petugas.

Baca: Viral Kabar Pendaki Cewek Disetubuhi untuk Atasi Hipotermia, Otoritas Gunung Rinjani Beri Tanggapan

Bungker tersebut memiliki dua sisi permanen dari tembok sehingga bisa untuk menyalakan perapian agar udara di sekitar hangat jika terjadi kasus hipotermia di Gunung Rinjani.

"Fungsi bungker ini salah satunya untuk mengatasi hipotermia, itu lebih tertutup," jelas Sudiyono.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : "Duduk Perkara Cerita Viral Perempuan Pendaki Gunung Rinjani Disetubuhi Saat Hipotermia..."
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved