Mengaku Diperlakukan Tak Manusiawi, Pasien Rumah Sakit di Makassar Pulang di Tengah Malam
Seorang pasien Rumah Sakit Islam (RSI) Faisal Makassar, Fajri Senop Usman (31) geram dengan etika para perawat di RSI.
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Seorang pasien Rumah Sakit Islam (RSI) Faisal Makassar, Fajri Senop Usman (31) geram dengan etika para perawat di RSI.
Fajri Senop, pasien yang dirawat di gedung P8, lantai 2, kamar 801 RSI Faisal mengaku geram dan membuatnya pulang ditengah malam, Rabu (17/7), 01.50 Wita dinihari.
Kepada tribun, Kamis (18/7/2019) malam. Fajri menceritakan semua, dari dia masuk rawat inap, sampai pada puncak dia harus mengamuk didepan ruang para perawat.
Fajri menjelaskan pada tanggal 15 Juli, ia datang ke RS dan langsung mendatangani bagian Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSI Faisal dengan keluhan demam dan sakit perut.
Saat di IGD sekitar pukul 20.00 Wita, dokter memberi suntikan. Saat itu, perawat yang mendampingi dokter melakukan tindakan yang tidak beretika dengan tertawa.
Baca: Gempa Terjadi Lagi Jumat Ini, Gempa Halmahera dan Gorontalo, Simak Infonya
Baca: Suami Ayu Dewi Saat Ditanya Soal Cinta: Karena Enggak Ada Pilihan Lain
Baca: Dapat Kado Mobil Mewah, Aurel Hermansyah Malah Ngaku Enggak Bisa Nyetir
Baca: Pengakuan Nia April soal Pekerjaan Sebenarnya Pablo Benua, Reaksi Spontan Iis Dahlia: Multitalenta!
"Itu perawat yang dampingi dokter ketawa-ketawa sambil melihat ke arah saya, tidak sepatutnya halnitu dilakukan oleh seorang perawat kepada pasien," kata Fajri Senop.
Berlanjut dari kronologi versi Fajri Senop, sekitar 23.00 ia dirujuk ke ruang P8, lantai 2, kamar 801. Dan kemudian, Selasa (16/7) sekitar 13.00 Wita, dia Fajri jalani USG.
Sekitar pukul 17.00, dokter menyarankan agar pasien difoto BNO atau Foto Rontgen. Tapi pasien tidak menerima saran itu, dan melanjutkan pengobatan tanpa foto BNO..
Tapi aneh, sekitar 18.00 keluarga pasien atas nama Stevany bertanya ke perawat (pria) apakah pasien (Fajri) dapat diberikan minuman teh? Dan dijawab oleh perawat.
"Kita' bela bu, nda mau foto BNO (foto Rontgen)," jawab perawat tersebut, atas pertanyaan dari pihak keluarga pasien.
"Itu jawabannya, kan tidak nyambung dan seolah-olah menyalahkan pasien karena tidak mau foto BNO," ungkap Fajri Senop.
Antara pukul 18.00 sampai 19.00, kerabat pasien, Kurniwati bertanya mengenai obat mana mesti dikonsumsi pasien lebih dulu, tapi perawat memberi respon tidak baik.
Perawat (perempuan) memberikan respon yang tidak wajar menurut Fajri. Setelah itu, perawat itu lalu mengambil obat dan tidak memberikan jawaban yang memuaskan.
"Akhirnya teman saya (Kurniwati) bilang ke itu perawat kalau tidak ada haknya untuk mengambil itu obat. Setelah itu baru saya mengamuk diruang perawat," jelas Fajri.
Sekitar 20.00, mendengar perselisihan temannya (Kurniwati) dengan perawat itu, dia Fajri pun geram dan mengamuk untuk meminta pertanggung jawaban pihak RSI Faisal.