Jumat, 3 Oktober 2025

Gempa di Halmahera

Update Gempa Halmahera, BNPB: Hampir Seribu Rumah Rusak, 4 Orang Meninggal Dunia

Inilah update berita terkini gempa Halmahera, BNPB informasikan hampir seribu rumah rusak hingga 4 orang meninggal dunia

ISTIMEWA
Kolase foto tanah retak gempa di Halmahera 

Inilah update berita terkini gempa Halmahera, BNPB informasikan hampir seribu rumah rusak hingga 4 orang meninggal dunia

TRIBUNNEWS.COM - Gempa mengguncang Pulau Halmahera, Provinsi Kepulauan Maluku Utara, pada Minggu (14/7/2019) dan terjadi gempa susulan pada Senin (15/7/2019).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan informasi terbaru update gempa Halmahera.

Hingga kini terdcatat hampir seribu rumah rusak dan empat warga meninggal dunia.

Baca: Update Gempa Bali 6.0 Magnitudo, Info BNPB, Kerusakan, Warga Berlarian, Ini Aktivitas Gunung Agung

Menurut informasi BNPB melaluilaman resminya, BPBD setempat melaporkan sejumlah 971 rumah rusak berat atau RB.

Kerusakan terbanyak di Desa Gane Luar, Kecamatan Gane Barat dengan jumlah 380 unit.

Kerusakan dengan kategori RB pada rumah juga teridentifikasi di Desa Rangga Rangga  300 unit, Lemo Lemo 131, Tomara 90, Kua 30, Luaro 22, Caitu 10, Sawat 6 dan Tanjung Jere 2. Kerusakan berat (RB) pada infrastruktur bangunan mencakup gedung sekolah 6 unit, masjid 2, gereja 1, polindes 1, paud 1, dan rumah guru 1.

Jumlah korban meninggal bertambah 2 orang, total jumlah korban meninggal menjadi 4 orang.

3 orang dari kec. Gane Timur Selatan dan 1 orang dari kec. Game Barat Selatan.

Pascagempa pengungsian terjadi di beberapa titik di Kota Labuha, Halmahera Selatan, seperti kantor BPBD Halmahera Selatan, Dinas Pariwisata,

Polres, Masjid Raya, aula kantor Bupati, halaman Lembaga Pemasyarakatan, SMEA Amasing, dan Gunung Bobebo. Estimasi jumlah pengungsi mencapai 1.104 orang.

Jumlah tersebut belum termasuk dari Kecamatan Gane Brat dan Gane Timur.

Dalam akun resmi Twitter BNPB @BNPB_Indonesia, dituliskan informasi terbaru jumlah pengungsi:

Jumlah pengungsi telah mencapai 3. 104 jiwa yang tersebar di 15 titik pengungsian, diantaranya kantor BPDB Halmahera Selatan, Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera Selatan, Polres Kabupaten Halmahera Selatan, Mesjid Raya, Kantor Lembaga Pasyarakatan Halsel, SMEA Amazing, G. Bobebo

Hingga kini upaya penanganan darurat terus dilakukan. Tim terpadu Kabupaten Halmahera Selatan yang melibatkan TNI, Polri, BPBD, SAR, Dinkes, Dinsos, PUPR, Satpol PP, BMKG dan PMI berangkat menuju wilayah Gane dan Bacan bagian Timur atau di daerah-daerah yang terkena dampak gempa.

Tim melakukan pendataan kerusakan bangunan dan korban serta pendistribusian bantuan logistik berupa terpal, tikar, makanan, minuman dan obat-obatan. Kebutuhan mendesak berupa beras, air mineral, makanan siap saji, tikar, matras, selimut, terpal, dan popok bayi.

Sejauh ini Pemerintah Halmahera Selatan telah membentuk pos komando (posko) untuk melakukan penanganan darurat.

Dapur umum yang dioperasikan pemerintah daerah (pemda) yang dibantu TNI dan Polri untuk melayani 9 pos pengungsian di Kota Labuha. Pemerintah setempat menetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari, terhitung 15 - 21 Juli 2019. 

Di samping itu, Pemda Halmahera Selatan telah menurunkan tim yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Tagana, RAPI, PMI, ACT dan wartawan untuk mendistribusikan logistik ke lokasi pengungsian di Kecamatan Bacan Timur,  Bacan Timur Tengah, Gane Dalam, Gane Timur dan Gane Barat. 

BPBD Provinsi Maluku Utara dan TRC BNPB telah menuju lokasi terdampak di Kecamatan Gane Barat dan Gane Timur untuk melakukan kaji cepat guna mendata tingkat kerusakan, jumlah pengungsi dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh pengungsi untuk ditindaklanjuti.

Situasi sekitar dua kecamatan tadi relatif kondusif. Jaringan listrik dan komunikasi normal.Tim di lapangan merasakan guncangan yang terasa kuat sesaat gempa susulan dengan magnitudo 5,3 terjadi pada sore tadi (15/7) pukul 17.35 WIB dan berkedalaman 10 km.

Diberitakan, gempa dengan magnitudo 7,2 ini terjadi pada Minggu (14/7/2019) lalu, pukul 16.10 WIB.

Guncangan yang dirasakan warga di beberapa wilayah ini berlokasi pada 0.59 LS,128.06 BT (62 km Timur Laut Labuha - Maluku Utara) dengan kedalaman 10 Km.

Guncangan kuat sebesar V MMI di daerah Obi, III MMI di Labuha, II - III MMI di Manado dan Ambon, dan II MMI di wilayah Ternate, Namlea, Gorontalo, Raja Ampat, Sorong, dan Bolaang Mongondow.

Kendala di lapangan

Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan BNPB telah mengirimkan tiga personil tim reaksi cepat ke lokasi gempa bumi 7,2 SR (Skala Ritcher) di Kabupaten Halmahera Selatan.

Namun, menurutnya tim reaksi cepat BNPB terkendala akses menuju lokasi paling terdampak gempa bumi tersebut yang diperkirakan berada di Desa Saketa, Kabupaten Halmahera Selatan.

“Hingga saat ini akses menuju Saketa hanya bisa dicapai melalui jalur laut. Dari ibukota Maluku Utara yaitu Ternate butuh 10 jam menggunakan kapal ferry menuju Labuha, ibukota Halmahera Selatan dan dari Labuha masih butuh lima jam menuju Saketa. Dari Ternate juga hanya ada satu penerbangan dalam sehari menuju ke Labuha,” ungkap Agus Wibowo di Kantor BNPB, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (15/7/2019).

Baca: Tanggapan Santai Hotman Paris Saat Tahu Akan Dilaporkan Pablo Benua atas Dugaan Pencemaran & Fitnah

Baca: Update Kasus MOS SMA Taruna Indonesia Palembang: Delwyn Meninggal, Wiko Jalani Operasi Perut

Baca: Amien Rais: Yang Ngomong Dunia Seolah Kursi Sesuatu yang Hebat, Itu Belum Paham Arti Kehidupan

Menurut Agus, tim reaksi cepat BNPB akan mencoba membuka akses menuju Saketa menggunakan jalan darat mulai dari Ternate menuju pelabuhan Sofifi dan dilanjutkan menuju jalan darat.

“Sementara jalur darat menuju Saketa belum dibuka,” imbuhnya.

Agus mengatakan tim reaksi cepat tersebut nantinya akan melakukan koordinasi penanganan bencana tersebut bersama instansi setempat dan melakukan pemetaan terhadap dampak bencana.

Bahkan BNPB juga telah mengirimkan tim dengan kelengkapan drone untuk melakukan pemetaan secara detail dan menyeluruh terhadap dampak gempa bumi tersebut.

Kolase foto tanah retak gempa di Halmahera
Kolase foto tanah retak gempa di Halmahera (ISTIMEWA)

Hingga saat ini gempa yang terjadi pada Minggu (14/7/2019) sekitar pukul 16.10 WIT dengan kedalaman 10 kilometer di darat tersebut menimbulkan 2 korban meninggal dunia dan 2.000 masyarakat mengungsi.

“Pendataan sementara juga mencatat ada 58 rumah rusak akibat gempa bumi di kawasan Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan. Dan dua jembatan terputus di kawasan Desa Saketa,” jelas Agus Wibowo.

Agus mengatakan pemerintah daerah telah membuka 14 titik pengungsian untuk mengakomodasi dua ribu pengungsi tersebut.

Ia juga melaporkan sebagian pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing setelah tidak adanya peringatan tsunami.

65 kali gempa susulan

Hingga Senin (15/7/2019) pagi pukul 07.00 WIB atau 09.00 WIT, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mencatat ada sekitar 65 gempa susulan usai gempa bumi 7,2 SR (Skala Ritcher) yang mengguncang Pulau Halmahera di Provinsi Kepulauan Maluku Utara kemarin Minggu (14/7/2019) sekitar pukul 16.10 WIT.

Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menerangkan masih masifnya gempa susulan membuat sekitar dua ribu masyarakat di Kabupaten Halmahera Selatan dan Halmahera Tengah mengungsi ke fasilitas-fasilitas publik.

“BNPB mencatat ada 65 gempa susulan di mana 28 di antaranya dirasakan oleh masyarakat terjadi setelah gempa utama hingga hari Senin pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB,” ungkap Agus Wibowo di Kantor BNPB, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (15/7/2019).

Selain menimbulkan dua ribu masyarakat mengungsi, gempa berkedalaman 10 kilometer di darat kemarin itu hingga kini tercatat menimbulkan dua korban meninggal dunia di Kecamatan Gane Luar dan Kecamatan Gane Barat di Halmahera Selatan.

BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat juga mencatat sementara ada 58 unit rumah rusak akibat gempa tersebut.

Baca: Perolehan Kursi di DPR Meningkat, Nasdem Gelar Sekolah Legislatif

Agus mengatakan pihak BNPB telah mengirimkan tiga personilnya ke kawasan terdampak bencana di Halmahera Selatan untuk melakukan koordinasi serta pendataan dampak gempa.

“Bahkan kami sudah kirim tim dengan kelengkapan alat drone untuk memetakan secara detail dampak bencana itu di Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan. Lokasi bencana saat ini hanya bisa diakses melalui jalur laut,” pungkasnya.

BNPB menjelaskan bahwa gempa tersebut dirasakan hingga Gorontalo, Ternate, dan Sorong di Papua Barat.

 Status Tanggap Darurat

Pemerintah pusat yakni BNPB (Badan Penanggulangan Bencana Nasional) dan pemerintah daerah Kabupaten Halmahera Selatan menetapkan status tanggap darurat bencana pasca terjadinya gempa bumi berkekuatan 7,2 SR (Skala Ritcher) di wilayah tersebut pada Minggu (14/7/2019) kemarin.

Status darurat bencana itu diberlakukan mulai hari ini sampai seminggu ke depan yakni tanggal 21 Juli 2019.

“Pemda Kabupaten Halmahera Selatan telah menetapkan status darurat bencana mulai 15 hingga 21 Juli 2019. Para korban telah mendapat penanganan daruaat dari instansi di daerah,” ungkap Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo di Kantor BNPB, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (15/7/2019).

Hingga hari ini tercatat gempa dengan pusat di kedalaman 10 kilometer dan berada di darat tersebut telah menimbulkan 2 korban meninggal dunia serta dua ribu warga yang mengungsi.

Baca: MPR: Rekonsiliasi Penting untuk Persatuan Bangsa

Baca: Jaksa Minta Majelis Hakim Tolak Nota Pembelaan Joko Driyono dan Penasihat Hukum

Baca: Putri Lee Jong Hoon Sampai Diare 11 Kali dan Harus Dirawat di IGD karena Keracunan Makanan Restoran

Dua ribu warga yang mengungsi ditempatkan di 14 titik Polsek Saketa, PDAM Saketa, kantor Bupati Halmahera Selatan, Polres Halmahera Selatan, Masjid Raya Halmahera Selatan, Kantor Dinas Sosial Halmahera Selatan, Kodim 1509, rumah dinas Ketua DPRD, rumah dinas Waka II DPRD, rumah dinas Bupati Halmahera Selatan, Kantor Pemda dan DPRD Halmahera Tengah, Bukit Goeng, Kecamatan Bacan Selatan, dan ada pengungsi mandiri di Desa Hidayat, Desa Makean serta Desa Tomori.

Sementara itu hingga hari ini juga telah didata 58 unit rumah rusak di Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan serta dua jembatan di Desa Saketa, Halmahera Selatan.

Agus mengatakan pihak BNPB telah mengirimkan tiga personil tim reaksi cepat ke kawasan terdampak bencana di Halmahera Selatan untuk melakukan koordinasi serta pendataan dampak gempa.

“Bahkan kami sudah kirim tim dengan kelengkapan alat drone untuk memetakan secara detail dampak bencana itu di Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan. Lokasi bencana saat ini hanya bisa diakses melalui jalur laut,” pungkasnya.

BNPB menjelaskan bahwa gempa tersebut dirasakan hingga Gorontalo, Ternate, dan Sorong di Papua Barat.

(Tribunnews.com/Chrysnha, Rizal Bomantama)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved