Senin, 29 September 2025

Jauhi Kutukan yang Diyakini, Satu Keluarga di Pekalongan Pilih Tinggal di Tengah Hutan Puluhan Tahun

Sebuah keluarga di Kabupaten Pekalongan tinggal menetap di tengah hutan demi menjauhi kutukan yang diyakini.

Dipaparkan Semi, sang ayah memilih tinggal di tengah hutan untuk menghindari kutukan karena kejadian tersebut.

“Hingga ayah dan ibu saya meninggal , saya dan suami masih menetap.

Kini kami punya dua anak serta tujuh cucu,” ujar Semi.

Adanya keluarga yang tinggal di tengah hutan pinus selama bertahun-tahun itu dibenarkan oleh Jedot.

Jedot pernah menjadi petugas Puskesmas Kecamatan Paninggaran.

Dia yang bertugas dari tahun 1984 hingga 1987 bahkan sangat akrab kepada keluarga Semi.

“Sewaktu bertugas, dulu saya menemukan keluarga yang tinggal di tengah hutan.

Hingga kini mereka masih bertahan,” kata Jedot saat mengantar Tribunjateng.com ke kediaman keluarga Semi.

Menurutnya, ayah Semi bernama Dakup yang menderita kusta.

Beberapa jarinya sudah terputus karena penyakit tersebut.

Baca: Merasa Rugi Satu Suara di Pangkalpinang, PBB Gugat KPU dan Nasdem

Baca: Bagaimana Perasaan Larissa Chou Apabila Suaminya Poligami?

“Waktu itu sekitar tahun 1984 saya datang ke rumah milik ayah Semi.

Dia selalu mengeluh akan penyakitnya.

Selain terkena kusta, ayah Semi juga menceritakan bahwa keluarganya terkena kutukan.

Maka dari itu ia menetap di tengah hutan,” tutur Jedot.

Setelah melakukan kunjungan pertama ke rumah keluarga Semi, Jedot rutin berkunjung karena prihatin melihat kondisi keluarga tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan