Jumat, 3 Oktober 2025

Masuki Masim Kemarau, 1.918 Hektar Lahan Pertanian di Gunungkidul Puso

Pada tahun 2019 merupakan tahun terparah lahan pertanian yang mengalami puso (gagal panen) di Kabupaten Gunungkidul.

Editor: Sugiyarto
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/Bukbis Candra Ismet Bey
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo

TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Pada tahun 2019 merupakan tahun terparah lahan pertanian yang mengalami puso (gagal panen) di Kabupaten Gunungkidul.

Hal tersebut diucapkan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto, Selasa (2/7/2019).

"Sebagai perbandingan tahun 2017 lalu tidak ada yang mengalami puso lahan pertanian di Kabupaten Gunungkidul, 2018 ada 32 hektar yang mengalami puso, sedangkan pada tahun ini ada 1918 hektar," paparnya pada Tribunjogja.com.

Ia menjelaskan, pada akhir Mei, kekeringan telah berdampak pada 400 hektar lahan pertanian di Gunungkidul.

Kampoeng Mataraman Olah Hasil Bumi Warga Jadi Berbagai Menu Menarik

Hingga saat ini, jumlah luasan lahan yang terdampak semakin meluas yaitu mencapai 1.918 hektar seluruh Kabupaten Gunungkidul.

"Puso diakibatkan karena curah hujan sudah tidak muncul lagi di Kabupaten Gunungkidul. Untuk tahun 2019 kali ini curah hujan sangat sedikit sekali karena pada curah hujan muncul baru pada Bulan Desember 2018. Lalu pertengahan Bulan April sudah tidak ada lagi curah hujan di Kabupaten Gunungkidul. Memang pada tahun ini iklim sangat berbeda dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya," paparnya.

Agar kejadian serupa tak terulang lagi di tahun-tahun berikutnya, pihaknya melakukan berbagai langkah.

Satu diantaranya adalah dengan bekerjasama dengan BMKG untuk memberikan pelatihan iklim bagi para penyuluh pertanian.

"Selain itu kami juga menyiapkan benih untuk kedepan sebanyak kurang lebih 5 ton. Itu nanti kita berikan pada musim penghujan pertama untuk para petani dan benihnya sekarang sudah siap," katanya.

Lanjut Bambang, tanaman-tanaman yang mengalami puso tersebut sudah dicabut oleh para petani biasanya tanaman-tanaman yang gagal panen akan dipergunakan untuk pakan ternak.

Pemprov DIY Akan Kaji Pantai Gesing Gunungkidul Sebagai Pelabuhan Perikanan

"Saat musim kemarau pakan ternak biasanya akan lebih mahal. Untuk menyiasati keluarnya biaya lebih banyak biasanya para petani akan mempergunakan tanaman gagal panen untuk pakan ternak dan hal seperti ini sudah biasa di kalangan petani Gunungkidul," ungkapnya.

Sementara itu, seorang petani asal Putat Patuk, Suyanto mengatakan, lahannya juga mengalami kekeringan sehingga tanamannya gagal panen.

"Ya sudah ikhlas saja, karena memang cuacanya tidak bisa diprediksi. Selain itu tanaman yang gagal panen masih bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak," katanya.

Ia menuturkan, sejak pertengahan April di daerahnya sudah tidak turun hujan hingga saat ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved