Kamis, 2 Oktober 2025

Diberi 'Sangu' Rp 5,5 Juta, Para PSK Ancam Mangkal di Jalanan Jika Lokalisasi Sunan Kuning Ditutup

Sejumlah Pekerja Seks Komersial (WPS) akan menjajakan diri di jalanan jika Resosialisasi Argorejo atau Lokalisasi Sunan Kuning (SK) ditutup.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Jateng/Eka Yulianti Fajlin
Pemkot Semarang sosialisasi kepada para wanita pekerja seks (WPS) Sunan Kuning, Selasa (18/6/2019). TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN 

Pekerja di SK di-screening ketat. Kemudian akan diberikan pelatihan dengan harapan bisa segera mentas dari dunia malam.

Ayu menuturkan pemberian pelatihan keterampilan kerja sangat dibutuhkan para wanita penghibur yang selama ini menggantungkan hidupnya di SK.

Ayu mengaku sudah 10 tahun mengadu nasib di SK. Kini dia pun sadar bahwa kemolekan tubuhnya tidak seperti dulu lagi.

Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto saat melakukan sosialisasi rencana penutupan Resos Argorejo Kawasan Sunan Kuning di Balai RW 04 Kelurahan Kalibanteng Kulon Kota Semarang bersama sejumlah PSK dan penghuni Sunan Kuning, Selasa (18/6). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto saat melakukan sosialisasi rencana penutupan Resos Argorejo Kawasan Sunan Kuning di Balai RW 04 Kelurahan Kalibanteng Kulon Kota Semarang bersama sejumlah PSK dan penghuni Sunan Kuning, Selasa (18/6). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) (Tribun Jateng /Hermawan Handaka)

Kerutan dan garis-garis di dahinya sudah tampak meski sudah dipoles bedak. Wanita berambut panjang itu tak begitu kelihatan bahwa usianya sudah kepala empat.

"Saya tidak mungkin seperti ini terus (menjadi WPS). Nggak selamanya di sini. Sudah tua kaya gini kurang laku. Saya juga pengin usaha," tuturnya sembari menyunggingkan bibir polesan lipstik warna merah tebal.

Ibu empat anak ini mengatakan telah mendapatkan pelatihan beberapa keterampilan. Ia merasa memiliki bakat di bidang kuliner.

Ayu pun ingin membuka warung makan jika sudah 'lulus' dari Sunan Kuning.

Ia belum merealisasikan keinginannya itu saat ini lantaran modal yang dimiliki belum cukup.

Modal sebesar Rp 5,5 juta yang akan diberikan Kementerian Sosial melalui Pemkot Semarang, kata dia, belum cukup untuk usaha.

Dalam sehari saja, dia bisa mendapatkan pendapatan hingga Rp 1 juta saat ramai pelanggan. Wacana penutupan, kata dia, tidak menyurutkan para pelanggan untuk memakai jasanya.

Tamu yang datang sejak didengungkan wacana penutupan tidak berkurang sama sekali. Ayu sudah memiliki pelanggan setia yang sewaktu-waktu bisa menghubunginya.

"Kerja jadi WPS itu kan dapat uang banyaknya cepet, tapi keluarnya juga cepet, nggak kerasa," ujarnya.

Ayu mengaku uang tersebut ia gunakan untuk kebutuhan hidup dirinya dan anak-anaknya. Bagaimanapun lokalisasi merupakan pasar bertemunya penyedia dan pencari layanan seksual.

Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto saat melakukan sosialisasi rencana penutupan Resos Argorejo Kawasan Sunan Kuning di Balai RW 04 Kelurahan Kalibanteng Kulon Kota Semarang bersama sejumlah PSK dan penghuni Sunan Kuning, Selasa (18/6). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto saat melakukan sosialisasi rencana penutupan Resos Argorejo Kawasan Sunan Kuning di Balai RW 04 Kelurahan Kalibanteng Kulon Kota Semarang bersama sejumlah PSK dan penghuni Sunan Kuning, Selasa (18/6). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) (Tribun Jateng /Hermawan Handaka)

Lokalisasi menjadi lahan untuk orang yang mencari 'lapangan kerja' karena mencari pekerjaan selain itu dirasa sulit.

"Saya cuma bisa begini. Jadi pembantu rumah tangga pun gaji tidak seberapa. Punya anak empat, yang satu sudah bekerja. Tapi saya tidak mau menggantungkan hidup dari kerja anak," imbuhnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved