Sabtu, 4 Oktober 2025

PSK dan Petugas Kucing-kucingan di Semarang, Naik Motor Selama Ramadan Bebas Beroperasi di Jalan

Celetuk satu di antara penjaja kenikmatan semu yang mangkal di sepanjang Jalan Imam Bonjol Semarang,

Editor: Hendra Gunawan
brianzeiger.com
Ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG -- "Ngamar mas". Celetuk satu di antara penjaja kenikmatan semu yang mangkal di sepanjang Jalan Imam Bonjol Semarang, Selasa (14/5) malam lalu.

Maraknya pekerja seks komersial (PSK) tersebut cukup mengejutkan.

Mengingat, selama Ramadan, kompleks Resosialisasi dan Rehabilitasi Argorejo atau yang dikenal dengan lokalisasi Sunan Kuning di Kelurahan Kalibanteng Kulon RT 3 RW IV, Semarang Barat, ditutup.

PSK yang beroperasi rata-rata menggunakan sepada motor di sepanjang jalan tersebut.

Mereka mematok tarif sekali berkencan berkisar Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu.

Para pekerja seks komersial (PSK) itu terlihat santai.

Pantauan Tribun Jateng, dari pukul 21.00 hingga 00.00 tidak ada petugas Satpol PP yang melakukan razia di tempat tersebut.

Baca: PSK Bertarif Rp 400 Ribu Tewas di Apartemen, Pelakunya Pelanggan Bermodal Rp 50 Ribu

Baca: Perilaku Sugeng Pemutilasi Memang Aneh, Pernah Potong Lidah Pacar Hingga Bakar Rumah Tetangga

Baca: Ada Pesan-pesan Aneh Hingga Tato di Tubuh Korban, Ini Fakta-fakta Kasus Mutilasi Wanita di Malang

Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini, Jumat 17 Mei 2019 : Leo Emosional, Gemini sedang Beruntung

Baca: Jejak Rian Subroto Lenyap, Terhapus dari CCTV Hotel, Kuasa Hukum Vanessa Angel Ungkap Kecurigaannya

Baca: Wiranto: Kalau Menolak Sendirian Nggak Apa-apa, Senang Saya, Tapi Jangan Hasut Rakyat

Baca: TKN Nilai Prabowo Diisolasi dari Informasi Benar Terkait Pilpres, Riza Patria Singgung Ahok

"Aman tidak bakal ada razia," ucap seorang PSK saat ditanya soal razia.

Kokom, sebut saja begitu, mematok harga Rp 150 ribu sekali berkencan. Harga tersebut belum termasuk kamar yang digunakan untuk melakukan proses eksekusi.

"Nanti kamar harganya Rp 80 di hotel yang ada di sekitar jalan sini," tuturnya.

Dia meyakinkan selama bulan Ramadan belum pernah terjadi razia di wilayah tersebut.

Bahkan, dirinya menjamin tidak akan ada Satpol PP yang berpatroli.

"Sampai sekarang belum ada razia," tandasnya.

Hal senada juga disampaikan Lala (bukan nama sebenarnya), PSK lainnya.

Ia mengaku mematok harga Rp 200 ribu untuk sekali berkencan.

Harga tersebut sudah termasuk kamar yang telah disediakannya.

"Kalau kamarnya cari sendiri tarifnya Rp 180 ribu. Kalau Rp 200 ribu sudah sama kamar," tutur dia.

Ia menjamin tidak akan ada razia saat malam itu.

Dirinya juga belum mendapati adanya Satpol PP yang berpatroli di wilayah tersebut.

"Tidak akan ada satpol PP," tukasnya.

Sampai Pagi

Sementara itu, Warga sekitar, Slamet, menerangkan keberadaan PSK semakin malam semakin banyak.

Rata- rata datang lebih malam untuk menghindari adanya razia.

"Kalau mau aman datang ke sini pukul 00.00," tuturnya.

Menurutnya, gerebekan biasa terjadi sekitar pukul 23.00.

Para PSK tersebut datang setelah adanya razia.

"Biasanya mereka kabur dulu. Baru datang lagi sekitar Pukul 01.00," jelasnya.

Dirinya mengatakan PSK yang mangkal bukan merupakan warga sekitar.

Para PSK merupakan pendatang yang tinggal jauh dari tempat mangkalnya.

"Mereka biasanya ngekos di daerah Kokrosono," tutur dia.

Selama Ramadan, kata dia, sering dilakukan razia oleh Satpol PP.

Razia dilakukan belum lama ini di hotel-hotel yang ada di jalan tersebut.

"Kemarin hotel digerebek. Satpol PP sampai bilang suruh datangin suaminya kalau mau aman," ungkapnya.

Di sisi lain, Ketua Resos Argorejo, Suwandi, mengatakan tidak semua anak asuhnya pulang ke kampung halaman.

"Kemarin dari tanggal 5 Mei 2019 sudah pada pulang. Paling tinggal 10 persen yang ada di sini,"tuturnya, Kamis (16/5)

Suwandi menuturkan tidak akan menerima PSK baru setelah Lebaran.

Dirinya akan melakukan pemulangan jika mendapati PSK baru.

"Karena anak asuh yang tercatat 476 orang," tuturnya.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Lentera Asa, Ari Istiyadi mengkhawatirkan ditutupnya tempat hiburan di Bandungan selama Ramadhan akan terjadi adanya eksodus besar-besaran di Kota Semarang.

Oleh sebab itu pihaknya meminta pengurus Sunan Kuning untuk menolak kehadiran para PSK.

"Kami setiap malam melakukan patroli keliling di wisma-wisma tersebut,"tuturnya.

Dirinya menyebut kekhawatiran tersebut berembus isu dari para LSM yang ada di Kabupaten Semarang akan terjadi perpindahan besar-besaran para PSK Bandungan ke Kota Semarang.

"Namanya urusan perut tidak melihat bulan Ramadan," jelasnya. (rahdyan trijoko pamungkas)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul PSK Bermotor dengan Tarif Rp 150 - 200.000 di Semarang, Mangkal Setelah Razia Petugas

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved