Korban Tertimbun Jembatan Jebol di Baturiti Ditemukan Tak Bernyawa
Korban tertimbun jebolnya jembatan penghubung di Banjar Puseh-Banjar Bunyuh, Baturiti, bernama Made Budi (50) akhirnya berhasil dievakuasi.
TRIBUNNEWS.COM, TABANAN - Sekitar pukul 12.30 Wita, korban tertimbun jebolnya jembatan penghubung di Banjar Puseh-Banjar Bunyuh, Baturiti, bernama Made Budi (50) akhirnya berhasil dievakuasi.
Korban yang sudah dibungkus dengan kantong jenazah dievakuasi dengan menggunakan tali kemudian ditarik ke atas.
Selanjutnya korban dibawa menuju rumah duka.
Isak tangis keluarga dan kerabat menyambut ketika korban sampai di rumah duka di Banjar Puseh, Desa Perean, Kecamatan Baturiti, Tabanan.
Keluarga korban tak henti-hentinya menangis.
Baca: Caleg PDIP Kabupaten Muratara akan Buka Blokade Jalinsum Jika 3 Syaratnya Dipenuhi
Setelah sampai di rumah duka, korban langsung dimandikan dan selanjutnya disemayamkan di bale dangin rumah duka.
"Saat ini proses evakuasi sudah selesai, korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia," kata Kelian Dinas Banjar Puseh, I Nyoman Suda, Selasa (7/5/2019).
Setelah ditemukan rencananya juga akan menggelar upacara. Upacara yang rencananya dilakukan adalah ngaturang guru piduka.

"Setelah ini kami akan menggelar ritual guru piduka," jelasnya.
Tertimbun
Sebelumnya, sebuah jembatan penghubung di Banjar Puseh-Banjar Bunyuh, Desa Perean, Kecamatan Baturiti, Tabanan, jebol, Selasa (7/5/2019).
Tiga orang warga dikabarkan menjadi korban. Dari tiga orang tersebut, dua di antaranya meninggal dunia dan satu orang masih tertimbun di reruntuhan longsor.
Menurut informasi yang diperoleh, peristiwa ini bermula saat krama subak setempat melakukan gotong royong untuk pembangunan sebuah jembatan yang juga menghubungkan jalan menuju subak.
Anggota subak ada 80 orang.
"Saya dengar informasi langsung ke sini untuk melihat kejadiannya," kata seorang warga Banjar Perean, Gusti Ngurah Semara Jaya (42).
Baca: Anak Korban Pembunuhan Sempat Melihat Pelaku Membenamkan Adiknya dalam Bak Mandi Hingga Tewas
Dia menuturkan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 07.30 Wita dimana saat krama subak Palian melakukan kegiatan gotong royong untuk pembangunan sebuah jembatan alternatif di desa setempat.