Petugas KPPS di Bantul yang Gugur Ketika Bertugas Sering Beri Nasihat Kedua Anaknya
Sebelum meninggal, Mujiyono juga menyanjung istri dan menyebut istrinya itu orang yang paling sabar
Laporan Wartawan Tribun Jogja Ahmad Syarifudin
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Mujiyono (46) warga Dusun Genen, Dk Tegal Lurung Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak meninggal dunia ketika bertugas menjadi KPPS di TPS 49 Gilangharjo.
Istri almarhum, Marjiyem menceritakan suaminya itu merupakan sosok yang pekerja keras dan berusaha untuk membahagiakan keluarga.
"Sebelum meninggal. Bapak sempat ngalem [menyanjung] saya. Katanya saya orang yang paling sabar," kata Marjiyem, ketika menceritakan tentang suaminya, Rabu (24/5/2019).
Pujian itu, bagi Marjiyem dianggap biasa saja dan tidak ada tanda ataupun firasat bahwa suaminya akan pergi untuk selama-lamanya.
Marjiyem menikah dengan Mujiyono pada tahun 2001 dan keduanya berbaur dan hidup dalam kesederhanaan masyarakat desa.
Kata Marjiyem meskipun pernah sakit jantung dua tahun silam, namun suaminya itu jarang sekali mengeluh.
"Tapi kemarin pas dirawat di rumah sakit. Bapak mengeluh, katanya dadanya sakit," tutur dia.
Mujiyono diduga meninggal dunia karena sakit jantung dan kelelahan.
Kerja berat selama tiga hari sebagai petugas KPPS diduga menjadi pemicu tubuhnya drop hingga akhirnya meninggal dunia.
Marjiyem tertunduk menceritakan suaminya seperti kehilangan.
Baginya, lelaki yang menjabat sebagai ketua RT 01 Dukuh Tegal Lurung itu merupakan suami yang baik.
Baca: Diduga Kelelahan, 22 Petugas KPPS dan PPS di Magelang Sakit, Satu Orang Meninggal
Gemar beribadah di masjid.
Ia menceritakan bagiamana suaminya itu--ditengah kerja menafkahi keluarga-- selalu menyempatkan diri setiap sore untuk mengajari anak-anak kampung belajar mengaji.
"Sekarang Bapak sudah tidak ada. Nanti siapa yang mengajari anak-anak mengaji," ujar dia.
Almarhum Mujiyono, cerita Marjiyem merupakan sosok suami yang suka bersholawat.
Setiap ada acara pengajian kampung, menurutnya suaminya itu yang selalu ditunjuk sebagai vokalis hadroh.
"Bapak aktif di kegiatan-kegiatan masjid," tuturnya.
Mujiyono sebenarnya bukan cuma sekali ini saja menjadi KPPS.
Ia sudah beberapa kali menjalankan tugas sebagai KPPS di pemilu sebelumnya.
Semuanya berjalan lancar.
Kini, pejuang demokrasi itu telah berpulang.
Ada satu kesan dari suaminya menurut Marjiyem yang paling diingat sebelum pergi.
Baca: Curi Motor, Dua Pemuda di Bantul Ini Diciduk Polisi
"Akhir-akhir ini Bapak selalu mengajak ngobrol anak-anaknya. Mereka selalu dikasih nasihat. Dikasih pitutur," terangnya.
Mujiyono berpulang, meninggalkan satu istri dan dua buah hati.
Mereka adalah M. Rizal Fajar Ahadi (17), duduk dikelas 1 SMK dan M. Roihan Abdul Rohim (8) kelas 1 Sekolah Dasar.