Kabut Asap Akibat Karhutla di Riau Mulai Terlihat di Permukiman Warga Dumai dan Bengkalis
Kabut asap akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) mulai terlihat di pemukiman warga di Dumai dan Bengkalis.
Edwin mengungkapkan, kebakaran di dua kabupaten kota di Riau ini terjadi dilahan gabut, sehingga cukup menyulitkan petugas untuk melakukan pemadaman.
Sebab api berada dibawah tanah.

"Karena tanah gambut jadi agak susah memadamkannya, karena apinya dibawah, perlu waktu untuk memadamkan apinya. Diatas kita lihat hanya berupa asap, tapi di bawahnya itu ternyata apinya masih menyala," katanya.
Saat ini petugas manggala agni yang diturunkan ke lokasi kebakaran sebanyak 9 regu. Total seluruhnya mencapai 135 orang personel.
Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau, Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) sebut pembangunan sekat kanal dan sumur bor efektif.
Kepala BRG Nazir Foead, melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Provinsi Riau pada Jumat (22/2/2019).
Tiba di Kota Pekanbaru sehari sebelumnya, Kepala BRG beserta rombongan melakukan perjalanan ke Kabupaten Siak, menempuh perjalanan darat.
Kemudian dilanjutkan dengan bertandang ke Kabupaten Bengkalis.
Dikatakan Nazir, kunker kali ini dia dan jajarannya ingin melihat sejauh apa dampak pembasahan lahan gambut.
Serta berdiskusi dengan masyarakat, tentang permasalahan Karhutla yang kerap terjadi di lahan gambut.
Terutama sejak dibangun sejumlah sekat kanal, sumur bor, dan beberapa bentuk lainnya.
Dimana tujuannya yakni untuk meminimalisir atau mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di lahan gambut tersebut.
"Sudah 2 tahun terakhir bersama Pemerintah Provinsi dan jajaran, serta LSM mitra, kita bekerjasama menanggulangi lahan gambut ini. Hampir 3 tahun sejak 2016 terhitungnya," papar Nazir.
Dia mengklaim, pembasahan gambut di Provinsi Riau, yang terbagi pada beberapa daerah Kabupaten/Kota, target pencapaian sudah menyentuh angka 60 persen.
"Sudah 60 persen target yang kita capai, jumlah sekat kanal, sumur bor, dan kegiatan revitalisasi yang melibatkan masyarakat. Ada waktu 2 tahun lagi untuk kita lebih meningkatkan pencapaian," ucapnya.