Tsunami di Banten dan Lampung
Cerita Mencekam Warga Sebesi yang Terkurung Debu Gunung Anak Krakatau
Pada Kamis (27/12/2018) pukul 06.00 WIB, status Gunung Anak Krakatau ditingkatkan menjadi level III atau siaga, dari sebelumnya pada level waspada
Mereka mengungsi di bukit. "Warga ini masih mengungsi di tenda-tenda. Masih ada wanita dan anak-anak," kata Ardy, relawan dari pegiat literasi Perahu Pustaka yang juga warga setempat.
Untuk mereka yang masih mengungsi di bukit, Nanang Ermanto mengatakan, pihaknya akan mengirimkan bantuan sembako. Namun ia berharap, para warga itu bisa segera mengungsi ke daratan menggunakan kapal-kapal nelayan dan tradisional yang ada.
Pertama di 40 Tahun Terakhir
Seorang warga Pulau Sebesi, Khodijah menuturkan, tsunami Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) merupakan tsunami pertama terjadi dalam 40 tahun terakhir.
Sebelumnya, gelombang tsunami tidak pernah ada yang menghantam pesisir pulau. "Saat gempa Aceh dulu memang air naik. Tapi tidak sebesar saat ini," kata dia, saat ditemui di atas kapal KMP Jatra III.
Menurut dia, terjangan tsunami yang terjadi pada Sabtu malam lalu, terjadi tiba-tiba. Gelombang datang dengan suara bergemuruh langsung menghantam kawasan pesisir pulau.
"Saat itu, saya sedang nonton TV. Begitu ada suara bergemuruh dan ada yang berteriak ada gelombang tinggi, kami langsung mengungsi," ujarnya.
Warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi di bukit pulau sejak Sabtu malam lalu. Warga belum berani turun karena khawatir akan datangnya terjangan gelombang tsunami susulan. Untuk bertahan, warga makan dan minum seadanya.
Status Siaga
Status Gunung Anak Krakatau (GAK) dinaikkan menjadi level III atau siaga pada Kamis (27/12/2018) pukul 06.00 WIB.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk menghindari wilayah pantai untuk mengantisipasi kemungkinan tsunami susulan.
Sebelumnya, status Gunung Anak Krakatau berada di level II atau waspada. Perubahan status GAK seiring meningkatnya aktivitas GAK.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebut, peningkatan status Gunung Anak Krakatau tersebut lantaran masih berlangsung erupsi di kawah gunung.
Pada Kamis (27/12/2018) dini hari, terdengar suara dentuman. Menurut Sutopo, ada beberapa imbauan yang harus diketahui masyarakat terkait peningkatan status GAK.
Satu di antaranya adalah dari PVMBG Badan Gelologi Kementerian ESDM, yang merekomendasikan warga dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas, di dalam radius 5 kilometer (km) dari puncak kawah.